Miskin dan Kaya

Ada seorang pria sedang makan ayam panggang bersama isterinya. Di tengah menikmati makanan tersebut, seorang pengemis menghampiri mereka. Karena merasa terusik, dengan nada menghardik pria tadi mengusir si pengemis. Hari pun berganti, hingga satu ketika pria tersebut jatuh miskin. Dan ia pun menceraikan isterinya.

Setelah dicerai, lalu mantan isterinya menikah dengan pria lain. Saat menikmati ayam panggang di rumah bersama suaminya, tiba-tiba terdengar ketukan dari luar. Ada pengemis yang meminta-meminta. Lalu suaminya menyuruh agar memberinya ayam yang mereka makan. Isteri pun keluar, dan memberi ayam itu kepada pengemis. Ternyata pengemis itu adalah mantan suaminya. Ia kembali masuk rumah sambil menangis. Kemudian ia memberitahukan pada suaminya bahwa pengemis di luar adalah mantan suaminya. Diceritakannya bagaimana dulu mantan suaminya tersebut mengusir pengemis. Lalu suaminya berkata: apa yang kamu herankan, demi Allah pengemis yang dulu itu adalah aku sendiri.

Kisah di atas adalah salah satu contoh kehidupan. Roda kehidupan akan berputar seiring dengan bergantinya waktu. Hidup tak selamanya tetap karena ia akan berubah dari masa ke masa. Satu masa ia berada di atas dan di masa yang lain ia akan berada di bawah. “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)”QS:3:140

Oleh karenanya, saat keberhasilan berpihak kepada kita hendaknya tidak memandang rendah yang lain dan tidak pula mengejeknya. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan).QS:49:11

Tidaklah seseorang yang memiliki harta lebih kecuali itu amanah yang dititipkan Allah. “dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakn-Nya kepadamu” QS:24:33. sebab dalam harta kita ada hak yang harus diberikan kepada yang membutuhkan.

Maka beruntunglah orang yang menyadari siklus kehidupan ini dengan senantiasa mengingat Allah. Saat ia ditimpa musibah, tidak berkeluh kesah dan saat diberi nikmat ia tidak kikir. Karena ia yakin di balik kesukaran terdapat kemudahan. Allah swt berfirman: “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan QS. 94:5