Maka mereka pun terus bergerak maju cepat diringi syair syair perjuangan yang dibacakan Abdullah bin Rawahah dengan lantang dan jelas , hingga hilanglah rasa takut akan banyaknya serdadu musuh yang akan dihadapi.
Tibalah di daerah Balqa di desa Masarif, mereka berjumpa dengan pasukan Heraklius yang terdiri dari gabungan orang orang Arab dan Romawi. Ketika musuh makin dekat, pasukan muslimin bergeser ke Mut’ah, sebuah desa yang dipandang lebih sesuai untuk menyusun strategi serangan. Dari sini pasukan muslimin bergegas mengatur barisan pasukannya. Pasukan sayap kanan dipimpin oleh Qutbah bin Qatadah, seorang dari Bani Udzrah. Sayap kiri di bawah komando seorang Anshar bernama Abayah bin Malik.
Menurut riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Rasulullah telah mengetahui bahwa para panglima yang ditunjuknya syahid sebelum berita mengenai itu tiba di Madinah. Beliau sangat berduka karenanya dan dikisahkannya kepada segenap muslimin madinah.
Ketika perang pecah di Mu’tah, Rasulullah sedang duduk di mimbar. Sementara mata beliau sembab tergenang air mata. Tergambar di mata beliau pertempuran sengit di Syam itu rupanya, sehingga beliau berkata,
“ Zaid sedang membawa panji panji kemudian setan datang merayunya agar cinta dunia dan takut mati. Dia memarahi dirinya,”sekarang, saat datang ujian atas iman, engkau hendak menyukai dunia?! Lalu ia maju bertempur dengan ganas sampai menemui ajalnya.
Rasulullah kemudian melakukan sholat ghaib untuk Zaid, setelah itu beliau melanjutkan ceritanya,
“beristighfarlah untuknya. Dia telah masuk surga sebagai syuhada.
Gemuruh takbir dari para sahabat ….Allahu Akbar……!!!
Kini panji panji dipegang oleh Jafar bin Abu Thalib, setan kembali menggoda dengan cinta dunia, senang hidup, dan benci mati, lalu dia berkata,”sekarang di saat iman diuji di hati mukminin, engkau datang pula merayu rayu!” dia maju sampai gugur sebagai syuhada.
Rasulullah melakukan sholat ghaib baginya dan berkata, “Doakanlah saudaramu ini, dia masuk surga dengan sepasang sayap.”
Kembali gemuruh takbir dari sahabat…Allahu Akbar…!!!
Beliau melanjutkan , “Panji panji itu sekarang beralih ke tangan Abdullah bin Rawahah. Dia pun akhirnya gugur, lalu pergi ke surga dengan mundur.” Golongan Anshar cemas mendengar itu dan bertanya, “Mengapa demikian , ya Rasulullah?
“pada saat dia cedera, ia menyalahkan dirinya dan sempat putus asa. Tapi kemudian semangat juangnya kembali berkobar dan berjuang sampai syahid dan masuk surga.”
Kembali gemuruh takbir dari para sahabat…Allahu Akbar…!!!
ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR gemuruh menyambut kabar syahidnya para sahabat , saudara mereka sesama muslim memasuki surga tanpa hisab…. Suatu gambaran yang indah dan penuh haru, karena para sahabat yang saat itu hadir didepan mimbar tersebut rindu sekali dan ingin sekali meraih surga seperti ketiga panglima perang yang dikabarkan oleh Rasul tercintanya.