Dalam keheningan malam yang sunyi
Kala hembusan angin sepoi sepoi basah
Salju-salju tipis turun ke persada bumi
Di tengah lelapnya tidur makhlukMu
Ada nada-nada bahagia menyambut kelahiran kembali
Semilir dedaunan yang bergerak lembut
Mengalunkan tasbih yang terdengar seluruh makhluk
Gerak napas kehidupan berputar seiring waktu
Menjelajah di setiap langkah demi langkah
Detik demi detik berlalu
Menghantarkan denyut nadi berirama
Mentari pagi tersenyum lembut
Menghantar jejak langkahmu menata dunia
Kicau burung bersahutan bak konser nyanyian membelah pagi
Menghantarmu menyambut gerak kehidupan
Salju tipis menghias sang waktu dengan manisnya
Menebar pesona nuansa pagi yang indah
Menghantarmu bagai gelombang lautan
Menghentak bibir pantai sunyi
Bunga yang bermekaran menyambut musim semi tiba
Merekah perlahan dalam kelopak-kelopak
Menebar wangi ke seluruh penjuru taman
Berbagi bahagia menyambut kelahiranmu
Rumput yang menghijau bergerak indah
Melambaikan tangan persahabatan yang tulus
Merajut rangkaian napas kehidupan
Wahai waktu yang terus bergerak maju
Tak ada yang dapat menghentikanmu
Tak ada yang dapat menyetop gerak langkahmu
Tak ada yang dapat membuatmu mundur walau sedetik
Semua mengiring gerak langkahmu
Air yang terus mengalir dalam gerak tak henti
Angin yang terus berhembus membuai dedaunan
Kupu-kupu yang berterbangan di taman taman kehidupan
Menyambutmu kelahiranmu yang berulang
Terus melangkah wahai deru napas yang mengharu biru
Meniti jembatan dan menapak pematang
Kala lumpur-lumpur di seberang jalan sana menghadang jalanmu
Tetaplah melangkah walau ilalang tajam menggores kakimu
Ada mentari dibalik awan gelap
Ada anggrek dalam kegelapan hutan yang lebat
Ada mutiara di laut yang dalam
Teruslah melangkah wahai deru napas kehidupan
Kelahiranmu yang terus berulang dalam nada rindu syurgawi
Menghantar kedalam pelukan kasihNya
Yang tiada henti-hentinya menebar aroma wangi ke persada bumi
Dan ke semesta raya yang tak terhingga
Sujudlah
Bersukurlah
Sepanjang waktu
Semoga setiap napas yang kau hembuskan
Dan setiap langkah kakimu
Dalam ridho dan ampunanNya !
Saya awal tulisan dengan bait-bait di atas, yang mewakili kalimat-kalimat panjang, karena dengan bait-bait semacam puisi atau entah apa namanya, itu tak penting, kalimat-kalimat panjang bisa terwakili dengan kalimat pendek dalam setiap bait puisi, itupun kalau mau disebut puisi, terserah pengamat sastera, apakah bait diatas puisi atau ungkapan hati, lagi-lagi itu tak penting.
Yang penting adalah bahwa dalam setiap gerak kehidupan, biasanya diawali langkah pada setiap kelahiran, yang dibilang ulang tahun atau milad. Nah dalam ulang tahun yang pada hakekatnya adalah “pengurangan” jatah umur dari batas yang telah ditakdirkanNya, yang logika keimanan seharusnya bersukur, dan rosulullah pada hari kelahirannya, Senin 12 Robiul Awwal Tahun Gajah, selalu puasa, makanya ada puasa sunnah di hari Senin, disamping puasa sunnah hari Kamis, kalau hari Kamis alasan rasulullah, ketika amalannya diangkat, Beliau dalam keadaan puasa.
Apa yang terjadi pada ummat Beliau dalam menghadapi ulang tahun? Karena pengaruh budaya Barat, pada ulang tahun justru niup lilin, padahal tak ada ada contoh apapun dari ajaran Islam, kalau ulang tahun itu niup lilin, dalam budaya Indonesia juga tak ada acara ulang tahun pakai niup lilin. Yang lebih repot lagi, sudah niup lilin, lalu hura-hura dan dan makan-makan, bukan puasa!
Okelah kalau niatnya berbagi dengan fakir miskin, tapi ada yang mengisi ulang tahun dengan acara gila-gilaan, acara yang entah apa namanya, membuang-buang makanan atau bahkan minum-minuman keras sampai mabuk! Dan lebih sangat memprihatinkan ketika yang ulang tahun adalah orang-orang kaya yang menghamburkan hartanya untuk ulang tahun, sampai pesta menyewa pulau! Sedang disekitarnya banyak sekali fakir miskin, yang jangankan untuk mengadakan acara ulang tahun, untuk makan sehar-hari pun susah.
Kita kembali ke bait-bait di atas, kehidupan yang terus bergulir, tentu harus dihadapi dengan kekuatan jiwa, dan tentu saja fisik. Karena dengan keseimbangan dua kekuatan tadi, jiwa dan raga, maka halangan dan rintangan, ujian dan cobaan hidup akan dijalaninya dengan lapang dada, penuh esabaran dan ikhlas. Hidup yang sehat bila jiwa dan raga sehat keduanya, dan itu memang ajaran Islam, yang selalu mengajarkan system keseimbangan dalam hidup.
Kejarlah duniamu, namun jangan lupakan akheratmu, atau kalau dibalik, kejarlah akheratmu, namun jangan lupakan kehidupanmu di dunia. Itulah ajaran Islam, keseimbanga, balance, untuk segala aspek kehidupan apapun namanya. Bila sudah imbang, maka dalam bergerak atau melangkah tak mudah goyang, tak mudah keget, tak mudah diombang ambingkan oleh ombak atau badai kehidupan, semuanya dijalani dengan senyum dan dengan dada yang lapang penuh keikhlasan dan kesabaran. Dan bila hal tersebut sudah menjadi amalan atau tingkah laku sehari-hari, maka hidupnya akan bahagia dalam kondisi apapun, karena jiwanya selalu dipenuhi oleh rasa sukur kepadaNya.