Menyambut Ramadhan Mubarak di Down Under

Ramadhan memang selalu menawarkan sensasi tersendiri. Selalu ada nuansa berbeda dan luar biasa dari Ramadhan-Ramadhan yang kita lalui dari tahun ke tahun. Bulan yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang saleh di berbagai penjuru bumi itu, insya Allah akan kembali menghampiri kita. Di samping rasa syukur dan sukacita, menjadi satu hal yang niscaya juga untuk mengevaluasi perjalanan yang ditempuh selama sebelas bulan terakhir, selepas gemblengan Ramadhan tahun lalu; mengevaluasi apakah kualitas takwa itu telah terdongkrak sedemikian rupa.

Insya Allah saya akan menjalani Ramadhan tahun ini tidak di Tanah Air. Suasana menjelang Ramadhan di sini tentu saja sangat jauh berbeda dengan suasana di Tanah Air. Di sini seolah tidak ada bedanya antara bulan Ramadhan dan bulan-bulan yang lain. Saya bisa membayangkan bagaimana di Tanah Air hari-hari belakangan ini semarak oleh berbagai kegiatan tarhib di masjid-masjid, media mempromosikan program atau suplemen khusus Ramadhan, pengurus masjid berbenah untuk pelaksanaan ibadah Ramadhan, hingga pengurus lembaga zakat yang bersiap menyalurkan buah kedermawanan berbagai pihak.

Senang sekali mengingat bagaimana tahun lalu saya dan sahabat-sahabat di Tanah Air menghadiri tarhib, mengikuti diskusi singkat jelang Maghrib dan berbuka bersama, menyelenggarakan pengajian mingguan di kantor, menyimak bacaan Qur’an imam yang mengalun indah dalam rakaat-rakaat shalat Tarawih, hingga i’tikaf bersama yang penuh kesan di malam-malam terakhir. Meskipun saya menjadi bagian dari komunitas muslim yang cukup intensif menyelenggarakan berbagai aktivitas di Sunshine State ini, tetap terselip sedikit rasa sedih bahwa saya harus menjalani Ramadhan di tengah-tengah lingkungan yang tidak memahami makna bulan mulia itu. Ingin rasanya pulang sejenak ke Tanah Air untuk menyambut dan menjalani bulan yang diberkati itu.

Bulan Ramadhan tahun ini jatuh pada awal September, bertepatan dengan awal musim semi di daerah subtropis belahan bumi selatan ini. Di akhir musim dingin seperti sekarang ini, temperatur udara perlahan-lahan mulai menghangat. Waktu siang, yang tiga bulan terakhir lebih pendek daripada waktu malam, pelan-pelan mulai memanjang. Beberapa persiapan saya lakukan. Ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan selama Ramadhan oleh Muslim Students Association maupun komunitas muslim Indonesia di Brisbane. Di bulan Ramadhan ini saya harus tetap berjibaku dengan agenda akademik. Semoga Allah melimpahi kemudahan dan kelancaran.

Di manapun kita dan bagaimanapun kondisi kita, Ramadhan tahun ini kita upayakan lebih baik daripada Ramadhan kita di tahun-tahun lalu. Bulan mulia ini merupakan bulan pembinaan dan penggemblengan diri yang perlu kita manfaatkan sebaik-baiknya. ”Stasiun besar musafir iman” (sebagaimana kata alm. KH Rahmat Abdullah) ini kita upayakan untuk mengantarkan kita semakin dekat pada puncak prestasi seorang hamba: takwa sebenar-benar takwa.

Selamat bersiap untuk Ramadhan Mubarak…

Sunshine State, akhir musim dingin

Salim Darmadi
salimdarmadi.multiply.com