Oleh Lita Mucharom
Duduk di kursi taman yang super besar empuk dan nyaman. Sambil berzikir dan melantunkan asmaul husna dan shalawat.. MasyaAllah sambil mendengarkan kicauan burung burung di sekitar taman… sayapun menghirup udara segar sambil menuliskan semua yang ada dalan pikiran dan hati ini.
Sungguh sebuah ritual pagi yang sangat indah, menyenangkan dan menenangkan.
Semua karena rasa syukur tak terhingga sudah diberikan HAK PAKAI rumah ini. Rumah lama kami yang sudah kosong 8 tahun dan 2 tahun terakhir dipakai para santriwati penghafal quran. Sertifikat SHGB rumah ini masih di tangan bank, tapi nikmat memakainya Alhamdulillah masih sama. MasyaAllah
Saya jadi terkenang akan rumah kami yang diambil alih pihak ketiga atas permintaan bank. Itupun bank baru berhasil ambil alih setelah 6 tahun sejak dimacetkan. Rumah yang besarnya 4x dari rumah ini. Sangat asri dan sangat nyaman dilengkapi dengan semua fasilitas yang kami sukai dan butuhkan. Ingin memanah dan berenang? Ah… itu hanya beberapa langkah sahaja. Dengan kebun yang sangat luas dan berbagai macam ternak skala kecil2an di sekitar rumah. Ah tapi HAK PAKAI nya sudah habis. Tepat sebulan sebelum suami saya berpulang ke Rahmatullah. Saya sempat berpikir, kami ini cuman nebeng karena hak pakai rumah ini sudah Allah paketkan dengan keberadaan suami saya di dunia.
Alhamdulillah ga ada rasa sesal ataupun gundah gulana karena Hak Milik sudah ga ada. Menikmati saja Hak Pakai selama Allah masih ijinkan.
Di sisi lain kami masih “Memiliki” sebuah mobil. Mobil yang dulunya sangat prestige dan merogoh kocek dengan dalam. Tapi Hak Pakainya justru sudah habis karena kami sudah ikhlaskan di rawat oleh seorang sahabat dan berharap segera terjual untuk memenuhi keperluan kami yang saat ini lebih prioritas.
Ternyata tidak semua yang kita miliki bisa kita pakai dan tidak semua yang kita bisa pakai itu masih milik kita…(-)