Selasa, 20 Juni 2006. Ba’da Maghrib saya dikejutkan dengan sebuah SMS dari sepupu yang mengabarkan bahwa guru mengaji kami dulu telah meninggal dunia karena sakit yang telah lama beliau derita. Sungguh di luar dugaan saya. Saya tak banyak tahu kabar beliau sejak memasuki sekolah berasrama ketika SMU lalu melanjutkan pendidikan tinggi ke pulau Jawa. Yang saya tahu, beliau masih demikian muda, anak-anaknya pun masih amat dini usianya. Tetapi demikianlah kehendak Allah atasnya. Setiap makhluk berasal dari-Nya dan pasti akan kembali kepada-Nya. Innalillaahi wa inna ilaihi rooji’uun.
Empat belas tahun silam, saat saya memasuki masa-masa SD, saya ingat betul suatu sore beliau silaturrahim ke rumah kami yang ketika itu tengah gelap gulita karena listrik padam, beliau berbicara banyak dengan bapak. Sejak hari itu beliau resmi menjadi takmir masjid Nurul Hikmah, yang juga biasa kami sebut Masjid Pusat Kota karena letaknya tepat di jantung kota Pematangsiantar, kota kecil kami.
Ketika itu beliau akan melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Sebagai seorang qari’, ilmu beliau tentu sangat bermanfaat di masjid. Beliau menempati sebuah kamar di salah satu sisi masjid, melanjutkan studi seraya megabdikan diri kepada Allah dengan menjadi takmir masjid. Orang-orang kampung sangat senang dengan bacaan Al-Qur’annya yang demikian bagus dan fashih yang sering ia perdengarkan menjelang azan. Kumandang azannyapun begitu menggugah orang-orang untuk segera beranjak menunaikan shalat di setiap waktunya. Sejak itu pula, saya, kakak saya, adik saya dan puluhan anak-anak Kampung Keling –kampung kami yang konon dahulu merupakan pemukiman orang-orang India namun kini didominasi orang-orang Cina– selalu menghabiskan waktu sebelum Maghrib hingga selepas Isya’ di masjid. Biasanya sebelum Maghrib kami selalu bermain kejar-kejaran, lompat-lompatan, bahkan main petak umpet di halaman belakang masjid. Lantas selepas Maghrib kami mengaji bersama beliau sampai azan Isya’ berkumandang.
Beliaulah guru kedua saya selain guru mengaji TPA yang amat berjasa mengenalkan huruf-huruf hijaiyah, tajwid, dan bagaimana membaca Al-Qur’an dengan benar pada saya juga anak-anak Kampung Keling. Kami sering diajarkan untuk melafalkan huruf dengan benar melalui nada, misalnya untuk melafalkan Alif, beliau akan meminta kami untuk melafalkan dengan cara demikian, “A i u ba’ uu an ani a’na minal mu’ni anii an ani a”, demikian pula dengan huruf Ba, Ta, Tsa, dan seterusnya. Saya pun masih ingat jika kami malas membuka mulut sehingga bacaan kami salah atau ketika kami kesulitan melafalkan huruf Sha, Dha, Tha, Dzha, yang mengharuskan penempatan lidah pada posisi tertentu beliau pasti mengingatkan demikian, “Jangat takut mulutnya jadi jelek kalau mau bacaannya benar. Kalau salah pengucapannya, artinya nanti juga salah”.
Beliaulah yang telah bersusah payah mengajarkan saya Syarhil Qur’an. Meski usia kanak-kanak saya saat itu tak mempu menghapalkan naskah yang begitu panjangnya ia buat, ternyata ilmu yang beliau ajarkan bermanfaat ketika saya SMU. Beliau pula yang sabar mengajarkan saya membaca Tartil dengan benar, pun mendukung saya untuk mengikuti Musabaqah Tartil Qur’an. Beliau pula yang telah meminjamkan kumpulan soal-soal Fahmil Qur’an untuk saya pelajari, meski kenakalan saya yang tak mau menghafalkan soal-soal itu akhirnya membuat beliau bosan dan menyerah melatih saya untuk menguasai Fahmil Qur’an.
SubhanAllah, sungguh jika saya, saudara-saudara saya, dan orang-orang yang pernah belajar mengaji padanya saat ini mampu membaca Al-quran, maka ada begitu besar jasa beliau untuk itu.
Innalillaahi wa inna ilaihi rooji’uun. Guruku, semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, semoga berat timbangan amal kebaikanmu, dan syurga menjadi tempat kembalimu. Terima kasih guruku, untuk ilmu yang telah kau semai kepada kami. Ilmu terbaik yang diridhoi Allah, Ilmu Al-Qur’an.
Ya Robb, Tuhan kami yang Maha Pengasih dan Penyayang…
Kami memohon kepadaMu
Tempatkanlah guru kami di sisiMu
Sandingkanlah ia dengan RasulMu
Ya Robb, Tuhan Kami yang Maha Pengampun…
Ampunilah dosa-dosanya
Angkat tinggilah derajat amalnya
Lapangkanlah kuburnya
Ringankanlah hisabnya
Jadikanlah syurga-Mu sebagai tempat kembalinya
Kabulkanlah do’a kami ya Robb
Amin Ya Robbal ‘Aalamiin…
[email protected]
21 Juni 2006