Mencari Sepotong Roti Di "Kulkas" Alam Rusia

Untuk mempertahankan hidup dan kehidupan manusia dengan cara dan potensi masing-masing berkerja atau mencari nafkah. Ada berbagai pekerjaan yang terkadang mengandung resiko maut, pilot, supir, masinis dll, ada juga pekerjaan yang duduk manis di kantor-kantor dengan kursi empuk dll, namun diatas semua banyak yang menarik yang dapat kita pelajari dari kehidupan orang-orang di Rusia, khususnya di kota Moskow.

Tidak banyak yang ingin saya ceritakan mengenai pekerjaan tersebut, sesuai dengan tema di atas " mencari sepotong roti di kulkas alam " ada tiga pekerjaan yang saya mau bahas yaitu, pedagang, tukang bersih salju ( petugas kebersihan ) dan melayani ummat. Ketiganya berada di Moskow dan saya jumpai secara langsung di bulan Desember 2009 ini, jadi masih "hangat" ditengah tengah kehidupan Moskow yang sedang membekukan, karena suhu berkisar antara minus 15 – 25 derajat celcius, akibatnya mobil sayapun ikut " kaput" ( mati, kata orang Rusia alias mogok ), sudah ganti aki baru, busi baru, masih mati juga, tidak tahan kali dengan dinginnya alam atau memang mobil sudah ujur ( Opel 1993 ).

Kembali pada pekerjaan, yang pertama pedagang,  kita di Indonesia menyebutnya PKL ( Pedagang Kaki Lima ), pedagang Mingguan, loh kok Mingguan, ya mereka bukanya seminggu sekali ( cikal bakal pasar Minggu kali ) mulai hari Jum’at sore sampai Minggu sore dan kebetulan ada di sisi jalan tempat saya tinggal di jalan Donskaya ( Di Moskow banyak jalan yang di ujungnya kata " kaya" itu terjadi karena kasus dalam tata bahasanya, makanya jangan heran bila kita menemukan kata-kata, Balsoispaskaya, Novokuznetskaya, Donskaya, Fiatniskaya,Tretyakovskaya dll, makanya orang Moskow tidak ada yang "miskin" alias "kaya" semua. )

Nah di jalan inilah PKL itu dagang, yang kita mau kaji bukan dagangannya, tapi semangat mencari "sepotong " roti itu, bayangkan di tenga-tengah suhu minus 17 derajat celcius mereka tetap dagang, dengan hanya di lapisi tenda ( terbuat dari plastik parasit), bukan tembok beton, bayangkan mereka mulai dari jam 10 pagi ( rata-rata kehidupan di Moskow mulai jam 10 pagi ) sampai jam 19.00 mereka di ruang terbuka, di jalanan.

Yang di dalam apapartement saja dinginya bukan main, ini di lapangan, di jalanan, namun mereka tetap menjalani rutinitas kehidupan. Yang lebih memperihatikan adalah penjaga barang tersebut, karena saat malam tiba ( padahal gelapnya sudah sejak jam 16.00 karena sudah magrib di musim dingin ini ) mereka tetap di jalanan dan tidur di dalam truk barang dagangan mereka !
Melihat kondisi tersebut, masihkah kau mengeluh dalam menjalani kehidupan atau mencari pekerjaan di Indonesia, yang tidak menemui suhu seekstrim di Rusia ? Atau masihkah kau tidak mau bersyukur atas pekerjaan yang sudah kau miliki ?

Pekerjaan yang kedua , pengeruk salju atau petugas kebersihan. Coba lihat, petugas kebersihan naik ke atap gedung, makin tinggi gedungnya ya tentu mereka makin berat pekerjaannya, dalam arti resiko yang mereka tanggung makin tinggi, karena saat dingin tersebut mereka harus tetap membersihkan salju di atas gedung, dengan resiko nyawa, bila terpelesat atau tali pengamannya putus. Lagi-lagi kita yang jalan biasa saja kedinginan, nah mereka sambil kedinginan tetap harus bekerja di luar, di atap gedung, subhanallah.

Melihatnya saja kita sudah ngeri… apalagi melakukannya, itulah hidup. Dan para petugas kebersihan tetap saja menjalani hidupnya, " Mencari sepotong roti di kulkas alam " Nah masihkah kau mengeluh dengan pekerjaanmu ? Jika dibandingkan dengan mereka pekerjaan kita belum "apa-apa" Resiko yang mereka tanggung lebih berbahaya dan hebatnya, mereka tetap menjalaninya dengan senang hati.

Ketiga, pekerjaan melayani ummat, ini membuat kaget, sang imam yang masih muda, ternyata tamatan Al Azhar, Cairo, Mesir. Paseh sekaligus Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Yang lebih terkejut (tepatnya membahagiakan ) … sang imam muda ini memimpin "Mushollah atau Madrasah " di Rayon Novokasino, rayon di ring luar kota Moskow. Kenapa membahagiakan? Karena setahu saya baru ada lima Masjid di Moskow, nah ternyata ada tambahan Musholah, aduh senangnya bukan main, ketemu saudara sesama muslim, tanpa di duga-duga. Lalu apa yang mau diambil pelajaran dari sang imam muda ini ?

Ya tentu saja semangatnya, di negara Rusia di mana komunis sudah tenggelam, telah lahir imam muda dari kalangan orang Rusia sendiri. Ketika sang imam membaca ( tepatnya dihapal ) surah Al Mulk … ya Allah merdunya bukan main,…. surat tersebut di baca ketika sang imam muda ini akan memimpin sholat jenazah.

Alhamdulillah, sang imam adalah contoh generasi muda muslim Rusia.
Nah itulah tiga pekerjaan alias " mencari sepotong roti di kulkas alam Rusia " yang dapat ditarik hikmahnya, antara lain: Pertama, bahwa hidup dimanapun, seberat apapun, tetap harus dijalani.

Kedua, pekerjaan yang berat akan terasa ringan, bila dilakukan dengan senang hati. Ketiga, iklim yang membekukan bukan halangan untuk mencari karuniaNya, lihat burung gagak itu, sangat optimis dan tetap mencari makanan di tengah-tengah salju !
Ketika keluh masih ada, lalu dimana rasa syukurmu ?
Terima kasih. Sampai jumpa lagi.