Mama Oon

Diterima sumbangan berupa uang dari mama oon sebesar limapuluh ribu rupiah, sebuah pengumuman yang aku bacakan sebagai laporan rutin mingguan sebelum melaksanakan sholat fardhu jum’at berjama’ah………

Ya..mama oon adalah salah satu warga yang aktif memberikan infaq buat masjid kami dan kali ini dia termasuk di antara nama-nama dermawan yang lain. Mama oon adalah panggilan kami kepada seorang janda tua yang hidup bersama cucu-cucunya yang yatim karena anak perempuannya telah kembali kepangkuan Ilahi beberapa tahun yang lalu, dan sang menantu telah menikah lagi dengan perempuan lain dengan meninggalkan cucu-cucu yang masih berusia sangat belia.

Mama oon yang sudah uzur dengan usia yang sudah renta serta rambut yang sudah memutih adalah seorang yang gigih, dengan mengandalkan berjualan kue tradisional untuk menghidupi anak dan cucu-cucunya yang yatim, dengan modal yang seadanya beliau tetap berjualan walau laba sangat sulit untuk diraih karena bahan pangan yang melambung dan persaingan para pedagang yang sangat kompetitif, tapi beliau tidak punya pilihan lain kecuali hanya itu, terkadang beliau mengambil upah sebagai pencuci baju untuk menambah pendapatan.

Beliau juga adalah termasuk warga yang selalu kami masukkan ke dalam golongan orang yang berhak menerima zakat setiap tahunnya pada setiap pembagian zakat mal atau zakat fitrah, dan mama oon juga menjadi warga yang menerima SWTM (Santunan Warga Tidak Mampu) dari pemerintah kabupaten Kutai Kertenagara setiap per tri wulan.

Mama oon tinggal bersama anak dan cucu-cucunya pada sebuah rumah yang mungkin lebih pantas disebut gubuk, karena dengan dinding rumah yang sudah tambal sulam dengan papan seadanya atau plywood bekas dan juga atap seng yang bocor karena karatan, itu pun adalah sumbangan dari pemerintah kabupaten, sebelumnya gubuk itu hanya beratapkan dari daun, dan pastilah dinginnya angin menjadi sahabat sejati sekaligus dongeng pengantar tidur mereka setiap malam dan tetesan air hujan dari atap yang bocor menjadi lagu nina bobo bagi mama oon beserta anak cucunya.

Di tengah hidup yang serba kekurangan mama oon masih sempat beinfaq untuk masjid dan dengan jumlah yang menurutku fantastis! Bagaimana tidak, orang sekelas mama oon uang limapuluh ribu itu sangat besar, bisa buat modal jualan kue, biaya uang jajan beberapa minggu buat cucu-cucunya atau tabungan buat biaya berobat apabila kelak dia atau cucunya sakit.

Mungkin mama oon mencoba memesan istana di surga kelak sebagai pengganti gubuknya di dunia ini, walaupun beliau adalah seorang yang dhuafa dengan segala kekurangan ternyata mama oon jauh lebih dahulu menyiapkan investasi besar di akhirat kelak…. lalu bagaimana dengan aku? Thanks to sifa & illa for critics n advices