"Ichiban me Allah daisuki"
"Niban me Rasulullah suki"
"Sanban me Papa Mama suki"
"Ichi ni san… Minna daisuki"
Empat gadis kecil blasretan Jepang-Indonesia terlihat menyanyi riang lagu tersebut dalam sebuah acara pagelaran. Mereka tampak begitu cantik dengan dandanan ala yukata disertai jilbab kecil rapi menutupi rambutnya. Dalam bahasa Indonesia, lagu tersebut dapat diartikan "Satu-satu aku sayang Allah. Dua dua sayang Rasulullah. Tiga tiga sayang ayah ibu. Satu dua tiga…Sayang semuanya"
Anak-anak tersebut tampil sebagai wakil dari organisasi Family Gathering Assakinah Mawadah Warahmah yang disingkat Family Gathering AsMaRa. Sebuah organisasi di wilayah Kanto-Jepang yang baru saja didirikan dengan anggota para istri-istri muslimah Indonesia yang menikah dengan pria Jepang khususnya ataupunpria asing umumnya. Sebuah organisasi yang memiliki visi dan misi jauh ke depan yaitu membentuk peradaban Islam di negeri sakura.
Dan para gadis kecil yang tampil di atas, merupakan generasi yang terlahir dari pernikahan campuran tersebut. Tidak kalah dengan anak-anak muslim di Indonesia, meski tinggal di Jepang, mereka mampu melantunkan beberapa nasyid ataupun lagu-lagu Islam. Bahkan beberapa diantaranya ada yang hapal juz 30, memakai jilbab rapi serta menjalani kehidupan sesuai syariat ajaran yang lurus dan benar meski tinggal di negeri minoritas.
Meski bukan menikah dengan pria Jepang, sangatlah beruntung ketika saya diajak bergabung dan ikut mendapat amanah di pengurusan organisasi tersebut. Banyak sekali pelajaran, hikmah dan pengalaman yang tak bisa disandingkan dengan materi ketika bergabung dalam organisasi tersebut.
***
"Suami bilang aku cantik pake jilbab. Padahal sebelumnya dia keukeuh melarang aku pake ini. Malu! Katanya. Eh sekarang malah ngedukung banget…."
"Mama, jannah wa doko ni aru no (Mama, surga itu ada dimana)? Kalau ditanya seperti itu sama anak, jawabnya harus gimana?"
"Alhamdulillah… Tau nggak? Sekarang suamiku sudah mau diajak shalat. Meski cuma subuh doang."
"Gimana ya caranya nerangin ke mertua, kalau cucunya itu muslim, tidak makan daging nggak halal yang dihidangkan kalau lagi berkunjung."
Percakapan di atas adalah sekelumit curhat-curhat yang kadang ditemui saat berinteraksi dengan para istri yang tergabung di FG AsMaRa. Ada curhat seru, lucu ataupun mengharu biru tentang perjuangan mereka menegakkan syariat Islam di dalam keluarga. Terkadang, mereka harus berganti peran menjadi ‘arjuna’ yang siap membimbing suami ataupun anak-anak agar tidak terimbas pergaulan Jepang. Lingkungan bebas, materialistis, serta permisif terhadap hal-hal yang dilarang ajaranNya.
Sangatlah bersyukur jika suami dan anak-anak yang dibimbing manut mengikuti. Namun tak jarang pula ada suami ataupun anak-anak yang masih enggan mengikuti. Tidak bisa disalahkan memang. Karena para suami biasanya berislam hanya karena pernikahan, dan mengenal kata Islam setelah menikah. Adakalanya pula sang istri di awal pernikahan tidak begitu peduli akan syariat Islam dan baru tersadar akan berharganya nilai Islam ketika sudah berada di pertengahan penikahan. Hingga menjadi kendala yang tidak mudah menumbuhkan dan menanamkan cinta Allah, cinta Rasul dan cinta Qur`an dalam keluarga.
Namun, saya selalu kagum, setiap berjumpa dan melihat para istri FG AsMaRa yang berjuang membimbing keluarga khususnya suami mualaf beserta putra putrinya agar dapat istiqomah menjalankan Islam di negeri minoritas. Tekadang, hambatan rumah jauh tak dijadikan alasan untuk tidak bisa hadir di majelis ilmu seperti pengajian rutin ataupun kajian Islam bulanan. Tak terlihat lelah ketika harus jauh jalan yang di tempuh untuk mengantar anak-anaknya hadir di TPA (Taman Pendidikan Al Qur`an) yang rutin diadakan. Tak gentar meski lingkungan terdekat khususnya suami ataupun mertua tidak setuju mereka terlibat jauh dalan kegiatan sosial amal jama`i yang ikuti.
Hanya satu niat yang terpatri di hati, membentuk keluarga yang Islami, membimbing para generasi penerus sesuai fitrahnya. Mebentuk keluarga yang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan di dunia tapi juga di akhirat bertemu dalam ridho Allah Ta`ala. Keluarga yang disana ada rasa sakinah ketenangan lahir batin, mawaddah saling mencintai secara tulus karena Allah, serta adanya warahmah rahmat dari Allah yang memberikan keberkahan dalam keluarga.
FG AsMaRa, Family Gathering Asskinah Mawadah Warahmah memang masih baru berdiri. Namun saya begitu optimis, dengan izin Allah, organisasi ini akan tegak berdiri. Menjadi perantara bagi pembinaan terbentuknya keluarga Islami. Menjadi kunci pembuka terbentuknya cikal bakal peradaban Islam di negeri Jepang. Hingga lahir generasi penerus yang rabbani. Generasi yang mampu menggetarkan bumi sakura dengan kalimat-kalimat agung berisi ketaqwaan.
Allahu Akbar!
Sepenggal kisah et Yakumo, Jepang