Saya sangat menyadari bahwa orang Yahudi dan Nasrani sampai kapan pun tidak akan suka terhadap seorang muslim sampai dia mengikuti agama mereka. Hal tersebut bahkan sudah diperingatkan dalam Alquran.
Sebagai mualaf, saya sadar pasti mendapat tentangan dan dimusuhi oleh kawan dan banyak saudara saya. Dan ini telah saya alami. Namun, saya percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik pelindung. ”Cukuplah Allah yang menjadi penolongku.” Kalimat inilah yang menjadi benteng terakhir saya untuk menguatkan saya dalam mengarungi derasnya pertentangan dan permusuhan yang saya hadapi. Saya sudah berjanji akan menjaga amanah sebagai seorang muslim. Saya mencintai Islam lebih dari apa pun.
Karena itu, saya sangat kaget saat diberi tahu seorang kawan bahwa ada blog yang gencar menyerukan gerakan pemurtadan terhadap kaum muslim. Astaghfirullah. Malam itu saya resah ya Allah. Hamba bermunajat kepada-Mu, Tuhan seru sekalian alam. Lindungilah kami dari fitnah keji kaum kafir yang bermaksud menghancurkan sendi-sendi iman kami. Penuhilah jiwa kami dengan hidayah dan tunjukanlah kami cahaya tauhid-Mu. Selain blog pemurtadan itu, saat ini banyak strategi kontekstualisme yang diterapkan oleh para perampok akidah tersebut. Jika merunut perkembangan pemurtadan, strategi itu sesungguhnya sudah lama dipergunakan.
Belakangan, strategi itu dalam perkembangannya menggunakan identitas-identitas keIslaman. Karena itu, umat Islam harus ekstrawaspada. Terbukti, banyak stiker berbahasa Arab dijual di pasaran. Namun, isinya bukan ayat Alquran, melainkan ayat-ayat Injil. Begitu pula banyak kaligrafi yang ternyata bukan berisi ayat-ayat Alquran. Saya menemukan fakta ini di daerah Lamongan.
Saya sangat sedih dan murka manakala tahu ada orang yang murtad atas dasar materi. Mata hatinya telah buta sehingga duniawi seolah segala-galanya. Demi kesenangan sesaat, dia rela menggadaikan imannya. Demi kesenangan sesaat, dia rela menjadi hamba dunia. Astaghfirullah. Malam ini saya resah ya Allah. Kepada-Mu hamba mengadukan segala masalah ini. Semua akan berpulang kepada-Mu. Lindungilah kami dari fitnah keji kaum kafir yang hendak menghancurkan sendi-sendi iman kami.
Saya begitu murka dan menahan amarah membaca isi blog yang menyesatkan tersebut. Jelas, kaum kafir itu telah menginjak-nginjak kehormatan Islam. Mereka telah menghina Rasulullah dan agama rahmatan lil alamin ini. Namun, sebagai seorang muslim, saya menyerahkan semua perkara kepada Allah, bertawakkal kepada-Nya, percaya sepenuhnya kepada janji-janji-Nya, ridha kepada-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan menunggu dengan sabar pertolongan dari-Nya. Sebab, ketika seorang hamba tenang bahwa apa yang akan terjadi itu baik baginya dan dia menggantungkan setiap masalahnya hanya kepada Rabb-nya, maka dia akan mendapatkan pengawasan, perlindungan, pencukupan, dan pertolongan dari Allah SWT.
Ketika Nabi Ibrahim as dilempar ke dalam kobaran api, dia mengucapkan, ”Hasbunallaah wa ni’mal wakil, ” maka Allah menjadikan api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar. Demikian pula yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Tatkala mendapat ancaman dari pasukan kafir dan penyembah berhala, mereka juga mengucapkan, ”Hasbunallaah wa ni’mal wakiil. Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Maka, mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar dari) Allah. Mereka tidak mendapat bencana apa-apa. Mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Ali Imran 173–174).
Mulut ini hanya berdoa lirih karena fitnah-fitnah keji itu. Saya menyerahkan sepenuhnya segala masalah kepada Allah. Sebab, Dia adalah sebaik-baik penolong. Ya Rahman, Engkau mahatahu atas perbuatan mereka. Maka, kepada-Mu lah aku memohon perlindungan-Mu dan cahaya tauhid-Mu. Amin. [email protected]