Kau dan Aku, Aktivis?

Aku memang bukan siapa-siapa..

Aku hanyalah seorang mantan ‘aktivis’ !

Ya, mungkin itu lebih baik sebutan untukku..

Aku tahu aku melakukan kesalahan..

Aku tahu kau pun tahu masalahku..

Karena aku tlah menceritakan semuanya padamu..

Kau ada di saat aku memerlukanmu tuk berbagi cerita..

Itu dulu..

Ya, itu dulu..

Tapi sekarang,, dimana kamu?

Dimana kamu saat aku mulai menjauh?

Menjauh dari kehidupan dulu..

Kehidupan penuh lika liku..

Berda’wah bersama kalian, bersamamu..

Dimana kamu saat aku tak lagi berada dalam barisan itu?

Barisan yang tlah membuatku belajar banyak hal..

Tak pantaskah aku bersama kalian saat ini?

Ya, memang tak pantas rasanya buat seorang mantan ‘aktivis’ sepertiku..

Aktivis yang tlah menodai jalan da’wah ini..

Jalan da’wah yang suci ini..

Jalan da’wah yang tak pantas dilalui oleh seorang pendosa sepertiku..

Tapi, apakah tak ada kesempatan tuk memperbaiki smuanya?

Tak adakah ruang untukku di barisan itu lagi?

Tak adakah??

Atau bahkan tak adakah aku di ruang hatimu?

Andai saja kau tahu..

Bahwa aku teramat rindu dengan masa-masa dulu..

Masa-masa aku berada di barisan itu..

Masa-masa aku berda’wah bersamamu..

Aku kan mengejarmu..

Tunggu aku!

Aku pasti bisa mengejar ketertinggalanku..

Tapi aku butuh kamu..

Tolong ulurkan tanganmu..

Aku ingin kembali seperti dulu..

Sahabat, bukan aku tak mau.. Sungguh! Tak pernah terlintas sedikitpun tuk menjauh darimu.. Tapi apa dayaku? Jika setelah masalah itu, Kau jarang berkumpul dengan kami.. Kau sepertinya sibuk dengan duniamu saat ini..

Hal itulah yang akhirnya membuat jarak antara kita.. Aku sibuk dengan urusanku.. Dan kau sibuk dengan urusanmu.. Sesekali aku coba mendekatimu.. Entah kenapa ada yang berbeda.. Tak seperti dulu.. Ada jarak antara kita.. Jarak yang sepertinya cukup jauh tuk melampauinya.. Ku coba tuk bersikap biasa.. Namun tak bisa.. Sesekali aku pernah melihatmu.. Melihatmu dengan orang baru dalam hidupmu kini.

Orang baru yang tlah menjebakmu dalam masalah.. Dan menjauhkan kita.. Hatiku menjerit.. Mungkin memang tak sering aku mengingatkanmu akan masalahmu yang satu itu.. Tapi,,sepertinya kau seolah acuh.. Bahkan kau menuntut perhatian dariku.. Ya, memang kusadari, tak banyak waktuku untuk memberi perhatian padamu..

Tapi, jika kau menuntut perhatian dariku.. Aku tak bisa memberikan lebih dari yang aku lakukan saat ini.. Karena aku memang egois.. Egois karena seolah aku tlah meninggalkanmu.. Meninggalkanmu dengan masalah yang tlah kau ceritakan padaku.. Meninggalkanmu dengan orang yang menjebakmu dalam masalah..

Aku egois karena tlah tahu masalahmu.. Namun tak bisa memberi solusi padamu.. Aku yakin kau bisa mengejar kami semampumu.. Tanganku akan terus kuulurkan untukmu.. Hingga akhirnya kau bisa meraih tanganku.. Dan kita bisa bersama kembali..

perempuanlangitbiru.multiply.com/