Malam itu udara terasa sejuk karena hujan deras baru saja berhenti, saat aku pulang dari usai sholat Isya’ di Masjid Baiturrahman. Sambil menikmati istirahat bersama keluarga, kubuka e-mail inbox. Seorang teman, anggota mail list mengirim e-mail berisikan foto-foto kebiadaban Israel di Gaza. Ulah Israel yang secara membabi buta menyerang Gaza sejak dua hari menjelang 1 Muharram 1430 H. Aku merenung dalam-dalam. Terasa terenyuh dan pilu hatiku. Kubayangkan penderitaan rakyat Palestina yang telah bertahun-tahun hidup dalam penjajahan Israel. Suasana perang yang mencekam sudah jadi kebiasaan sehari-hari.
Di bawah foto-foto tersebut ada tulisan tentang watak dan karakter bangsa Yahudi disertai referensi kutipan ayat-ayat Al Qur’an yang terkait. Sekitar 14 abad yang lalu Allah SWT telah menerangkannya dengan jelas melalui wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW.
Bangsa Yahudi alias Bani Israil adalah bangsa yang keji, serakah, rakus, pembangkang, takabur dan tidak bersyukur atas karunia nikmat dari Allah SWT. Mereka bersama Nabi Musa telah diselamatkan dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Pertolongan Allah diberikan kepada Bani Israil. Allah mewahyukan Kepada Nabi Musa untuk memukul tongkatnya ke laut, maka terbelahlah laut. sehingga mereka selamat dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya (QS Asy Syu’araa’ [26] : 63). Namun Bani Israil tidak ingat dan tidak besyukur atas nikmat pemberian Allah.
Kekejian Bani Israil ditunjukkan dengan membunuh beberapa Nabi (QS An Nisaa’[4]:155). Dalam ayat tersebut diterangkan juga bahwa Bani Israil telah melanggar perjanjian dengan Allah. Inilah bukti dari watak pembangkang yang dimiliki oleh mereka. Mereka tidak segera memenuhi perintah Allah, tetapi malah berani berargumentasi terhadap perintah tersebut. Ketika Allah memerintahkan Bani Israil untuk menyembelih sapi betina, banyak pertanyaan yang diajukan oleh mereka kepada Nabi Musa.(QS Al Baqarah[2]:67-71).
Mereka telah diberi makanan berupa manna dan salwa. Tetapi mereka tidak bersyukur dan minta diperbanyak jenis makanan lain, yaitu sayur mayur, ketimun, bawang merah, kacang adas dan bawang merah. Itulah perbuatan durhaka dan melampaui batas yang dilakukan Bani Israil. Sehingga mereka mendapat laknat dari Allah. (QS Al Baqarah[2]:57&61).
Watak keras kepala Bani Israil digambarkan lebih keras dari batu. ” Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan” (QS Al Baqarah[2]:74).
Dari berbagai kisah tentang Bani Israil dalam Al Qur’an, kita tentu tidak heran dengan realitas yang ditunjukkan oleh bangsa Israel saat ini di Gaza. Kebiadaban dan kekejian mereka tunjukkan dengan serangan ke Gaza secara membabi buta. Persenjataan perang yang modern di darat, udara dan laut dipergunakan untuk menyerang Gaza. Seluruh dunia mengecam invasi Israel ke Gaza. Tetapi watak keras kepala ditunjukkan oleh Israel dengan mengabaikan kecaman tersebut. Bahkan resolusi PBB tidak digubris.
Dari tayangan berita di TV tadi pagi disampaikan bahwa hantaman roket-roket Hamas telah berhasil melumpuhkan tank-tank Israel di Gaza. Inilah pertolongan Allah. Pejuang Palestina dengan semangat heroik melakukan perlawanan, sebagai jihad melawan kebatilan Israel. Sikap tabah dan sabar rakyat Palestina dalam situasi peperangan telah memompa semangat jihad para pejuang Palestina.
” Semoga Allah memberikan kemenangan kepada Palestina dan warga Palestina bisa hidup merdeka dan sejahtera di tanah mereka.” Inilah do’a singkat yang bisa kumohonkan kepada Allah untuk saudara-saudaraku di Palestina.
Bontang, Muharram 1430 H