Melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, di negara muslim seperti tanah air tercinta pastinya bukan perkara yang susah. Masjid –masjid indah, musholla-musholla tersebar dimana-mana, di kantor, sekolah, kampus, mall hingga di station. Kita dengan mudahnya menjangkau tempat-tempat suci tersebut untuk melaksanakan kewajiban shalat.
Namun hal yang berbeda akan kita temui mana kala kita sedang berada di Eropa baik dalam rangka kuliah ataupun rekreasi. Masjid merupakan tempat yang cukup langka disini. Di kota –kota besar seperti Brussels, Paris atau London, biasanya terdapat beberapa masjid dan terdapat sebuah Islamic center. Di kota –kota yang lebih kecil biasanya hanya terdapat satu masjid yang kadang cukup jauh dari kampus. Pengalaman penulis di sebuah kota kecil di Belgia, untuk menuju masjid diperlukan waktu sekitar 30 menit dengan bus.
Kurangnya tempat untuk sholat, baik masjid atau musholla ini untuk sebagian besar mahasiswa muslim di Eropa bukanlah sebuah halangan dalam melaksanakan kewajiban sholat lima waktu. Kita harus ber “inovasi” dalam menemukan tempat yang layak dan cocok untuk sholat. Pengalaman kami, karena kampus tidak menyediakan tempat khsus untuk sholat, kami seholat di berbagai tempat, dari gudang, kelas yang kosong hingga ke laboratorium. Biasanya laboratorium computer dijadikan tempat “konkow” mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok. Kita sering sholat berjamaah di dalam lab dan hal ini menjadi “perhatian” rekan2 mahasiswa lain. Hal ini juga salah satu media dakwah.
Untuk PhD student biasanya diberikan kantor sendiri sholat dapat dilakukan di dalam kantornya tersebut, meski kadang harus juga memberikan pengertian kepada rekan seruangan mengenai sholat. Pengalaman kami mereka sangat takjub karena kita begitu “extreem” dalam melakukan agama kita.
Lain universitas lain ceritanya, di beberapa universitas seperti KU Leuven, terdapat masjid kampus yang terdalam di dalam lingkungan kampus. Selain itu ada juga sebuah ruangan yang disewa oleh mahasiswa muslim yang dijadikan tempat sholat.
DI universitas anwerpen terdapat ruang meditasi, ruang yang digunakan untuk bermeditasi oleh mahasiswa dari segala agama. Sehingga dapat juga digunakan untuk sholat.
Berbeda dengan Belgia, di Swedia, universitas biasanya disediakan ruangan untuk istirahat atau meditasi yang dapat dijadikan tempat untuk sholat. Di Uppsala university bahkan ada sebuah ruangan meditasi yang tadinya untuk “umum” dijadikan jadi Musholla kecil.
Tantangan lain jika kita sedang melakukan perjalanan di kota, tempat wisata atau pusat perbelanjaan dimana kita tidak akan mudah menemukan mushola seperti layaknya di Indonesia. Biasanya kita mencari tempat untuk seperti di taman ruang tertutup atau bahkan sholat dengan duduk. Namun dari pengalaman penulis jika jumlah pekerja atau student nya cukup banyak biasanya dengan pengajuan permintaan tempat untuk sholat dapat dikabulkan, seperti di sebuah rumah sakit pemerintah di kota Hasselt yang memiliki musholla untuk pekerja patient dan pengunjung. Melihat kondisi ini sangat bersyukur lah rekan2 di Indonesia yang dapat menemukan musholla dimanapun berada dan kapanpun.
Selain tempat, juga kadang waktu sholat menjadi sebuah tantangan, sering sholat jumat bertepatan dengan waktu kuliah atau rapat. Pengalaman penulis, untuk jam kuliah cukup izin atau “membolos” pada jam tersebut. Untuk meminta izin ke dosen juga bagian dari tantangan karena mereka biasanya bertanya kenapa tidak bisa dilakukan nanti setelah kuliah? Atau hal lainnya. Untuk rapat yang tidak mendadak (terschedule) biasanya kita kalau mampu menjelaskan kalau kita tidak dapat rapat pada jam tertentu maka supervisor kita akan mau mengerti. Jadi yang penting disini adalah mengkomunikasikan keadaan yang sebenarnya.
Semoga kita mampu menjalankan semua kewajiban sholat kita dalam keadaan apapun. Wallahu a’lam bish-shawab.
Tio
Stockholm, Swedia