Aku masih ingat suasana sore itu, masih dalam suasana i’tikaf Ramadhan di masjid asramaku, ba’da ashar, ummi mengabari kami bahwa ba’da maghrib nanti akan ada seorang wanita yang akan mempersakisikan dirinya tuk bersyahadat…
Seketika itu pula dadaku membuncah, bergemuruh, sekelebat rindu dan haru menyeruak pada dadaku.. seakan aku akan bertemu saudaraku yang sudah lama pergi dan akan kembali ba’da maghrib nanti, padahal sama sekali aku belum mengenalnya, siapa wanita itu, darimana ia berasal, dari keluarga seperti apa dia dan yang lebih tidak kutahu dan sangat membuatku ingin tahu lagi, apa yang membuatnya ingin masuk islam..
Sore itu, kami mempersiapkan minuman dan ta’jil untuk berbuka mereka yang menjadi peserta i’tikaf. Setelah itu kami mendengarkan tafsir surah ArRahman yang memang khusus dibawakan oleh Abi sebagai tema 10 hari terakhir Ramadhan kali ini.. sedang aku sendiri, sambil mempersiapkan itu semua, masih ada rasa deg-degan akan persaksian seorang saudariku yang akan kembali, kembali pada Yang Haq…
Azan magribpun berkumandang, tidak seperti biasanya, kami diminta untuk sangat mempersingkat waktu berbuka puasa dan segera melaksanakan shalat maghrib berjamaah karena akan ada seorang hamba Allah yang akan mempersaksikan syahadatnya ba’da maghrib nanti… hatiku semakin gemetar dan deg-degan.. tak sabar aku menunggu saat-saat itu..
Shalat berjamaah maghribpun kami laksanakan, setelah itu, kami diminta untuk duduk berbaris di bagian belakang masjid dan mengosongkan bagian depan untuik diisi oleh ikhwan yang juga akan menjadi saksi atas kejadian besar bagi saudari kami nanti…
Di dekat pintu masjid, kulihat seorang wanita. Cantik sekali. Memakai pakaian tertutup rapat maski belum berjilbab, hanya sehelai selendang dikalungkan pada kepalanya, menutupi sebagian dari rambutnya. Gadis cantik itu duduk di dekat pintu masjid didampingi ummi di sebelahnya.
Sebelum gadis itu dituntun tuk mengucap kalimat syahadat yang akan dituntun oleh Abi, Abi memberikan sedikit pembukaan pada kami… Abi menggambarkan bagaimana indahnya hidayah itu dan keutamaan-keutamaan yang didapat oleh seorang mu’alaf.
Seketika gelora dalam hatiku membuncah,
Ada rasa cemburu disini,
cemburu karena hidayah yang begitu indah…
cemburu karena cintaMu pada gadis mu’alaf itu pasti sangat besar, hingga ia Engkau pilih menjawab hidayah itu dimasa sadarnya, tidak seperti aku yang sudah berislam karena keturunan…
cemburu karena mereka yang akan masuk islam, akan diampuni segala dosa dan dicatat segala amal kebaikan…
Ya Allah.. maka betapa kotornya diri ini… dosa yang sudah menumpuk ntah sebesar apa.. sedang gadis itu, putih… dihapuskan segala dosa dan akan Engkau catat segala kebaikan-kebaikannya..
aku cemburu Rabbi, cemburu…
aku cemburu karnaMu..
maka, tiba saatnya, gadis itu dituntun mebaca syahadat..
اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمدارسول الله
Aku bersaksi, bahwa tiada Illah yang berhak disembah selain Allah… dan aku bersaksi, bahwa Muhammad adalah utusan Allah..”
Itu pula yang dari alam rahim sudah kami sebutkan… kami semua dahulu juga mempersaksikan Engkau ya Rabb sebagai Illah yang hanya Engkau yang patut kami sembah.. dan kami juga bersaksi bahwa Muhammad, adalah rosul yang Engkau utus bagi kami..hanya bagi kami ummatMu..
Seketika, teringat oleh kami masa-masa ‘jahiliyah’ itu… seakan saat itu tak ingat bahwa kami juga pernah bersyahadat padaMu.. bahkan Engkau sebagai saksinya… astagfirullah… smoga ampunanMu pada kami Rabbi..
ALLAHU AKBAR!!!
Isak tangis haru menggema di penjuru masjid… menyaksikan satu saudari kami kembali pada Yang Haq…
Ahlan wa sahlan saudariku…
Rasa rindu dan cinta kami padamu lebih besar dari rasa cemburu yang kami rasakan…
Ahlan ya ukhty.. rasakanlah indahnya islam… dan kau tidak akan temukan hal lain selain ketenangan…
Aku tahu setelah ini perjalananmu tak mudah saudariku,
Ayah ibumu yang pendeta, tak akan membiarkanmu begitu saja…
Setelah ini perjuanganmu pasti lebih berat..
Tapi ketahuilah saudariku, kami disini untuk menegakkan punngungmu…
Kau tak sendiri..
Terlebih lagi kau punya Allah di sampingmu, yang tak akan menyia-nyiakanmu,percayalah…
Selamat datang di medan jihadmu ukhty…
Cemburuku yang diiringin cinta karnaNya, tak pernah berhenti…
Berharap, Ia juga berkenan memberi kami hidayahNya nan indah…
Semoga kelak, kita dipertemukan dalam JannahNya…
Ahlan wa sahlan ukhty…
Aisyah Humayrah <[email protected]>