Di tengah-tengah reshuffle Kabinet yang dilakukan pemerintahan SBY, suasana mencekam terjadi di kampus UISU (Universitas Islam Sumatera Utara). Hal ini tentu sangat mencolok, sebab hampir semua media baik itu cetak maupun elektronik menyajikan suguhan berita yang sangat kontras tersebut.
Reshuffle kabinet yang dilakukan tentunya bukan asal dilakukan oleh SBY, akan tetapi tersirat bahwa SBY menginginkan sebuah perbaikan sistem pemerintahan untuk menuju sebuah kesuksesan. Hal ini dilakukan tentu tidak ada salahnya, jika setelah itu diikuti dengan langkah-langkah strategis bukan hanya sekedar reshufle.
Akan tetapi ada hal yang terlupakan, dan hal ini bukan baru sekarang tetapi sudah terjadi sejak lama, sehingga negeri ini begitu sulit untuk mencapai kesuksesan. Hal ini menyebabkan stabilitas bangsa senantiasa terkoyak-koyak, sampai akhirnya bangsa ini hidup dalam keterpurukan. Hal yang terlupakan itu adalah kunci untuk membuka kesuksesan. Seperti hal nya kita, ketika akan memasuki sebuah rumah yang terkunci, maka kita harus memiliki kunci untuk membuka rumah tersebut, sehingga kita bisa dengan leluasa masuk ke dalamnya.
Orang banyak menilai bahwa kunci kesuksesan itu ada pada duit, sehingga mereka peras keringat banting tulan hanya untuk yang satu ini. Akan tetapi pemahaman kebanyakan orang DUIT ini hanya sebatas materi, dan tidak pernah menjabarkan dan menggali lebih dalam apa DUIT itu. Sementara dalam Islam DUIT itu sudah sangat jelas, dan memang Islam sendiri mengajarkan agar kita tidak hidup dalam kefakiran, sebab seperti kata Rasulullah bahwa; ”kaadal fakru an yakuunal kufron”, kefakiran itu bisa menyebabkan orang terjerumus kepada kekufuran.
Oleh karena itu Islam menjabarkan bahwa kunci sukses itu ada pada DUIT tersebut. Dan DUIT itu sendiri bila dijabarkan akan menjadi: Pertama, Doa. Doa merupakan hal yang sangat utama dalam Islam untuk mencapai kesuksesan. Bahkan Rasulullah menjelaskan; ”Addua’u muhhul ibadah” sehingga doa ini menjadi sangat penting untuk setiap individu dalam mencapai kesuksesan. Bahkan Allah sendiri berfirman: ”Ud u ni astajib lakum”, berdo’alah kepada-Ku nisscaya Aku akan mengabulkan doa mu. Janji Allah itu pasti dan tidak akan pernah diingkari, sehingga jika kita senantiasa ragu akan janji-Nya, maka wajar saja Allah menjadi murka dan tidak lagi dekat kepada kita. Oleh karena maka hendaklah kita berdoa dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan dan tanpa keraguan, sehingga Allah semakin dekat kepada kita.
Kedua, Usaha. Siapapun Anda tidak akan mendapatkan kesuksesan dengan hanya membalikkan telapak tangan. Kesuksesan hanya akan diraih setelah melalui tahapan usaha dan ikhtiar. Hal ini sangat penting karena usaha ini akan menjadi faktor penunjang keberhasilan dan kesuksesan seseorang. Jangan sekali-kali kita mengandalkan sesuatu yang tidak pasti. Hancurnya bangsa ini karena tidak sedikit di dalamnya orang-orang yang ingin meraih suskes dengan cara yang tidak wajar.
Banyak di antara kita hanya karena ingin sukses maka rela menempuh segala cara meskipun harus membuat orang lain menderita. Bukannya berusaha secara baik dan benar menurut syariat yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Bahkan tidak jarang orang menghayal sebuah kesuksesan sehingga ia larut dalam hayalan, sementara ia hanya duduk terpaku mengumbar hayalannya itu tanpa dibarengi dengan usaha yang maksimal. Wal hasil dia senantiasa menjadi orang yang tertinggal dari orang lain yang begitu giat dalam berusaha mencapai kesuksesan. Disaat orang lain sudah melangkah jauh dia masih duduk termangu. Oleh karena itu kapan pun hayalannya tidak akan menjadi kenyataan jika tidak dibarengi dengan usaha dan ikhtiar.
Ketiga, Iman. Iman haruslah ada pada setiap indovidu muslim, sebab iman akan menjadi pondasi diri yang sangat berarti dalam meraih sukses dan cita-cita. Iman jangan hanya melekat saat kita ada di dalam masjid, atau saat kita sedang shalat. Iman harus senantiasa di bawa ke mana-mana sehingga ketika ada angin menerpa ia tidak goyah.
Betapa banyak nya ummat Islam di negeri kita ini, bukan berarti mencerminkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang beriman. Sebab di berbagai sektor kehidupan masih sering kita temui aksi-aksi koruptor yang dengan sengaja menggasak uang milik negara. Padahal sangat jelas bahwa itu bukan lah haknya. Akan tetapi mereka dengan leluasa melakukannya. Hal ini dipicu karena tidak terbersit keimanan dalam diri individu itu. Mungkin ia rajin shalat, puasa atau iabah lainnya, tapi bukan berarti ia beriman dalam hatinya. Dan semua itu dilakukannya hanya untuk menutupi watak diri yang sesungguhnya. Oleh karena itu Iman hendaklah menjadi pondasi diri yang utama dalam menjalani setiap aktifitas, sehingga kita tidak mudah goyah oleh bujukan dan rayuan setan.
Keempat, Taqwa. Kunci terakhir untuk mencapai kesuksesan adalah Taqwa. Setingkat lebih tinggi dari iman adalah taqwa. Jika setiap individu muslim sudah mencapai derajat ini, maka kapanpun dan di mana pun kesuksesah akan mudah diraih. Bahkan Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 96: ”Walau anna ahlal qura aamanu wattaqau lafatahna alaihim barakatu minassama’i wal ardhi walakin kaddzabu fa’ahodnahum bima kaanu yakdzibun”. Dan apapbila penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, maka akan Kami berikan kepada mereka barakah dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakannya, maka Kami turunkan kepada mereka it adzab.
Jadi sudah sangat jelas Islam mengajarkan kepada kita, dan kita hanya tinggal mengikuti aturan main yang telah ditetapkan. Akan tetapi banyak di antara kita yang pada akhirnya mendustakan aturan main yang telah di tetapkan itu, sehingga adzab turun di mana-mana. Dan kondisi inilah yang saat ini sedang terjadi di negeri kita.
Mudah-mudahan reshufle kabinet yang baru saja di lakukan dibarengi dengan niat tulus untuk membenahi diri, sehingga bangsa ini bisa cepat lepas dari segala adzab yang menimpa. Dan kita sangat berharap empat kunci sukses ini bisa melekat pada diri setiap individu muslim…
Wallahu’alam bandung, 11 Mei 2007 (1:34 PM)
rah_miraj@yahoo. Com
0819-3121-5966