Lagi-lagi berita pencabulan. "gara-gara telat, seorang siswi dicabuli Kasek", begitulah kira-kira judul berita yang saya baca. Sepertinya berita seperti ini hampir setiap hari menghiasi media. Dari seorang kakek tua, penjaga warnet, kepala sekolah, guru, pembantu, belum lagi seorang ustadz atau guru ngaji. Malah yang lebih mengerikan lagi pelaku itu adalah ayahnya sendiri. Mengapa mereka melakukannya? Apalagi jika ditanya, paling jawabannya khilaf saja. Semudah dan semurah itukah mereka menghargai kegiatan amoral dan penuh dosa yang mereka lakukan.
Saya jadi ngeri sendiri, bukan apa-apa! Karena Allah menganugerahi kami seorang anak perempuan. Saya merasa jadi sangat khawatir akan masa depannya besok. Meski masih banyak orang-orang yang masih punya hati nurani. Bagaimana tidak khawatir, karena kejahatan seperti ini membuat korban shock, kehilangan percaya diri, trauma, tambah lagi luka fisik yang dialami.
Kok bisa terjadi?! atau mungkin hal ini kerap terjadi karena kelalaian dari sebagian besar kaum "kita" perempuan yang asyik mengikuti ajakan setan untuk tidak menaati perintah Allah, ya setidaknya lalai tidak menutup auratnya dengan pakaian yang rapi dan syar’i. Sehingga mengundang syahwat para lawan jenis. Yang namanya lelaki entah itu guru, ustadz, pembantu, ayah dan semuanya adalah dari jenis manusia yang diberikan nafsu oleh Allah. "Namanya juga dipancing, ya nyanthol!" meski masih ada yang mampu menahannya dengan kekuatan iman.
Terus kalau perempuannya sudah rapi dan tertutup, lantas masih terjadi juga masalah yang demikian ini, bagaimana?
"ya, setan laki-lakinya yang pegang peranan"
Ya Allah, seandainya para mahluk perempuan ke pasar dengan berjilbab
Menunggu bis di halte dengan berjilbab
Yang ke kantor, yang ke sekolah, yang arisan, yang semuanya dengan berjilbab
Alangkah indahnya
Apalagi sang adam mampu membendung nafsunya dengan keimanan
Yang menjadi ayah mampu membimbing keluarga dan menjaga anak-anak perempuanya
Yang guru mampu menjadi teladan
Yang penbantu, yang jadi OB, yang tukang ojek, yang jadi kontraktor dan yang menjadi semuanya, jika hatinya dipenuhi keimanan
Alangkah indahnya
Dan aku tak perlu khawatir akan masa depan anak-anak perempuanku. Karena aku tahu dari kejahatan amoral dan penuh dosa ini para perempuanlah yang jadi korban. Bukankah kita tak ingin kasus-kasus seperti ini kerap muncul di berbagai media? Mari yang perempuan, batasi dan tutuplah auratmu, jangan kau jadikan pajangan! karena itu takkan pernah menjadikanmu lebih terhormat, melainkan malah akan mendatangkan bencana bagimu baik bencana dunia lebih-lebih bencana alam akhirat.