Eramuslim.com – Salah satu hal yang membuat kita bersemangat untuk melakukan amal shalih adalah pengetahuan tentang manfaat yang terkandung di dalamnya. Semangat itu semakin besar saat kita berhasil menumbuhkan rasa cinta hingga dasarnya bukan lagi karena manfaat atau kurang manfaat.
Sebaliknya, saat tidak memiliki pengetahuan tentang manfaat suatu amal, hendak mengerjakan pun rasanya sangat berat. Tidak ada motivasi. Malas. Enggan. Bahkan tak jarang yang menolak dengan satu dan lain alasan.
Mendatangi adzan untuk shalat berjamaah, misalnya, merupakan amalan unggulan. Ianya merupakan kebiasaan oran-orang shalih lintas zaman. Satu langkah mendatanginya dijanjikan sebagai pengampunan dosa sedangkan langkah lainnya merupakan kafarat atas dosa-dosa yang dikerjakan.
Sayangnya, banyak kaum Muslimin akhir zaman yang malas mengerjakan amalan ini. Seperti ada beban berat yang mencegah atau tembok besar nan panjang yang menghalangi langkahnya menuju masjid.
Seorang tabi’in yang mulia bernama Said bin Musayyib pernah menuturkan, “Sudah tiga puluh tahun, setiap kali muadzin mengumandangkan adzan, aku sudah berada di dalam masjid.”
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta’ala dalam al-‘Ilal wa Ma’rifah ar-Rijal dan dikutip oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam mensyarah Risalah al-Mustarsyidin Imam al-Harits al-Muhasibi.