Kebetulan tadi siang datang ke masjid lebih awal, sekitar jam 11.15, mungkin karena kelelahan spreading atau mungkin cuacanya terasa lebih panas hari ini. Alhamdulillah, pas di masjid ternyata lagi ada acara pengajian, seorang ustad lagi memberikan tausiah, jadi melepas lelahnya tidak sia-sia. Pas jam 11.40, kalau tidak salah, pak ustad nutup tausiahnya, berhubung sebentar lagi masuk waktu Dzuhur. Sehabis salam-salaman, ternyata pak ustadnya pamitan sama jamaah, katanya ada janji ngisi ceramah dimasjid lain, padahal sebentar lagi akan masuk waktu Dzuhur. Pak Ustad pun bergegas. Dan benar saja, tidak sampai 2 menit pak ustad pergi, sayup-sayup suara adzan terdengar dari mesjid lain. Subhanallah…
Kalau sudah begini yang terbaik adalah berhusnudzon, mudah-mudahan memang masjid yang dituju pak ustad dekat, mudah-mudahan memang pak ustadnya tidak mau ngecewain jamaah yang lain, mudah-mudahan memang ada hal yang sangat penting untuk berdakwah di masjid itu, dan kawatir batal berdakwah karena datang terlambat, dan mudah-mudahan Allah melindunginya dalam perjalanan dan menyampaikan beliau ke masjid yang dituju tepat sebelum sholat Dzuhur berjamaahnya selesai, Amiin Ya Rabb.
Memang rezeki harus diusahakan, bahkan dikejar, tapi “dari Siapa datangnya rezeki” kalo bukan dari Yang Maha Pemberi Rezeki. Lalu saat muazin mengkumandangkan lafaz azan “Allaaahu Akbar Allaaahu Akbar” bukankah itu artinya bahwa semua yang ada didunia ini adalah sangat kecil, bahkan teramat kecil, dan tidak ada yang lebih Besar, lebih Maha dariNYA. Dan selain itu, bukankah memberi motivasi untuk bisa menjadi muslim yang baik dan benar adalah dengan keteladanan, dengan membuka hati orang lain menuju hidayahNYA, Allahualam.
Suasana ini mengingatkan saya dengan acara resepsi pernikahan teman yang belum lama saya kunjungi, di undangan yang diterima, resepsi dimulai jam 7 sampai 9 malam, dan saya datang ke tempat resepsi sekitar pukul 7 kurang seperempat jam, namun ternyata acara seremonial dan adat sudah berlangsung, dengan segala kemeriahan dan sukacita, musik terdengar beriringan dengan lantunan doa dan disela sekali-sekali oleh lafaz ayat-ayat Qur’an, sampai nyaris tak terdengar saat itu suara azan berkumandang, semua yang ada didalam ruangan hanyut oleh bahagia, bahagia yang mereka harapkan dari Tuhannya, Tuhannya yang saat itu sedang memanggil mereka untuk bersujud, dan saya pun nyaris ikut hanyut sebelum seorang bapak setengah baya menepuk pundak, “Mushalla dimana ya dek?”, Astaghfirullah, tersadar mendengar suara azan yang sudah hampir selesai, saya pun menjawab “maaf, saya juga tidak tahu, mari mencari bersama pak”. Bersama bapak itu saya menemukan Mushalla dan sholat berjamaah ditemani oleh perabot katering yang sedang beristirahat.
Subhanallah… Sebenarnya apa yang kita cari, apa yang kita harapkan sungguh sudah ada petunjuknya. Lafaz “Hayya ‘alash-shalaah, Hayya ‘alal-falaah”, marilah sholat, marilah mencapai kebahagiaan, adalah petunjuk yang rutin kita dengar, bahwa siapa yang ingin bahagia sholatlah. Sungguh azan adalah pembuka hati dan sebagai jalan keluar bagi yang mengetahuinya.
(catatan kecil di buah-batu)
Andri Setiawan
Cimahi, 03 September 2012