Ketika wajah dihadapkan untuk memulai langkah baru menuju dunia setelah bangku perkuliahan cukup menyita banyak waktu meski hanya untuk menarik nafas. Dunia yang penuh dengan persaingan. Tak jarang ketika kita melamar pekerjaan kemudian bertemu teman satu angkatan, adik angkatan bahkan sahabat yang tiba-tiba bertemu. Sampai akhirnya mereka diterima dan kita tidak, penolakan ini bukanlah perkara mudah. Tapi apa jadinya ketika kita sibuk mencari lowongan kerja dan membuat beribu lamaran, yang ada kita dilamar seseorang ?
Inilah yang terjadi, ketika tujuh tahu yang lalu. Begitu putus asanya mencari kerja karena begitu antusiasnya mengaplikasikan ilmu yang didapat selama bangku perkuliahan. Tiba-tiba hadirlah sesosok laki-laki yang entah datang dari dunia bagian mana. Yang sekarang menjadi lelaki bernama suami.
Atau seperti kawan yang baru saja bertemu dalam tiga hari bisa langsung menentukan tanggal khitbah dan pernikahan.
Tak sedikit yang bertanya apa yang membuat yakin untuk menerima kehadiran seseorang yang baru dalam episode kehidupan kita? Sebuah perjalanan dalam menanti seseorang tiba-tiba berakhir dengan kehadirannya, semudah itukah menerimanya?
Sudah sering mendengar cerita atau bahkan curhat teman yang meneteskan air mata demi seseorang yang dianggapnya baik dan merasa bahwa dia adalah jodohnya tapi kandas ditengah jalan sebelum memasuki gerbang suci yang bernama pernikahan ataupun malah ketika baru akan memulai mengenalnya ternyata Allah sudah memberikan begitu banyak ujian dan kembali gagal.
Atau ketika keinginan untuk melaksanakan setengah dienNya telah tumbuh sudah berbagai macam cara digunakan dengan beberapa orang berbeda tapi tetap saja seolah Allah masih belum juga menghadirkannya sebagai pendamping yang dimaksudkanNya.
Bahkan ada juga yang telah lama menjalin sebuah hubungan tapi justru keinginan untuk menyegerakannya belum hadir dengan beribu alasan yang jika ditanya akan diluncurkan.
Sebuah epiosede kehidupan yang bernama cinta sangat menyita banyak perasaan dan kata didalamnya. Kehidupan terasa lunglai jika akhirnya cinta enggan untuk ikut bertasbih bersama.
Tak sedikit orang yang sudah atau sedang menjalani sebuah hubungan merasa bahwa dialah segalanya bagi kita, dialah orang yang telah Tuhan takdirkan untuk bersama kita. Tapi ketika ada ujian menghadang untuk menguji keyakinan itu dan dengan sekejap mata hilang hubungan itu dihadapan, apa jadinya? Kita sering lupa bahwa Allah lebih mengetahui sesuatu yang baik bagi kita meski hal itu tidak kita senangi.
Satu hal yang selalu dijalankan sebelum pertemuan itu tiba adalah selalu yakin Allah telah mentakdirkan seseorang bagi kita untuk menjalani kehidupan bersamanya.
Terkadang kita tidak ingat atau meski sering mendengarnya tapi seolah semua hanya sebuah ilusi saja bahwasanya Allah sudah menentukan hidup, jodoh dan mati kita ketika Allah meniupkan roh kedalam tubuh kita semasa kita masih berumur empat bulan dalam kandungan ibunda tercinta.
Perjalanan menuju ke sebuah gerbang bernama pernikahan kadang memang membutuhkan perjuangan. Tapi jika kita mau melihat ke permukaan semua itu Allah tunjukkan bahwa Allah begitu menyayangi kita.
Sebuah keyakinan ini lah ketika hati menyatakan bahwa dengan dialah kita akan menjalani sebuah kehidupan baru. Sebuah jawaban yang Allah berikan ketika hati kita condong kepadanya sampai akhirnya kita sama-sama yakin untuk menuju sebuah ikatan suci. Sehingga sesulit apapun ujian menghadang mampu untuk dijalani bersama, sampai ikatan itu di sahkan.
Perjalanan hidup setiap orang memang tak sama tapi semua akan terasa mudah ketika Allah akhirnya mempertemukan takdirnya. Ketika Allah akhirnya memberikan cinta kepada kita untuk bertasbih bersama memuji kebesaran Nya.