Eramuslim.com – SYEKH Abdul Wahab Asy Sya’rani dalam kitab Tanbihul Mughtarrin menyebutkan, jika tujuan utamanya hanyalah kesenangan dunia, hidup senang dengan perhiasan dunia, maka yang terjadi adalah ilmu, sopan santun, dan kearifannya hilang. Dan yang demikian tentu memiliki kedudukan yang rendah di sisi Allah. Ia menyebutkan:
وقد قيل ليحيى بن معاذ –رحمه الله تعالى- متى يذهب من العبد العلم والحلم والحكمة؟ فقال إذا طلب الدنيا بشيئ من هؤلاء الثلاث
Yahya bin Mu’adz ditanya, “kapan kealiman, sopan santun, dan kearifan itu bisa hilang dari seorang hamba?” Ia menjawabnya “ketika yang dicarinya melalui tigal hal tersebut adalah urusan dunia.”
Begitupun dalam kitab Maraqil ‘Ubudiyah Syarah, Imam Nawawi al-Bantani menjelaskan, nanti akan ada zaman di mana seseorang yang katanya “ulama” akan menjual agamanya dengan embel-embel dakwah. Atau mereka akan mengajarkan agama dengan harapan untuk mendapat materi duniawi saja, yang demikian itulah yang disebut dengan Ulama Su’.
Berdasarkan paparan di atas, ulama Su adalah para pengisi dakwah yang bukan ustadz, yaitu mereka yang mendakwahkan kepada masyarakat dengan identitas dakwah ajaran Islam tetapi sebenarnya identitas tersebut hanya formalitas saja, karena kebanyakan mereka itu adalah orang-orang yang tidak begitu mendalami ilmu agama Islam. Orang-orang seperti ini berdakwah hanya untuk kesenangan dunia semata.
Hal tersebut juga menandakan bahwa lambat laun agama Islam sudah beralih tangan ke pangkuan orang yang bukan ahlinya, orang yang tidak memiliki ilmu agama Islam.