Eramuslim – Mengapa orang (termasuk mungkin aktivis dakwah) suka curhat di media sosial (medsos)? Bisa jadi ada berbagai alasan. Diantaranya karena kemudahannya mengakses medsos tersebut. Tinggal klik simbol facebook atau twitter di layar HP, tulis sesuai luapan hati, posting, beberapa menit kemudian muncullah respon dan komen. Pertanda ada orang yang memperhatikan apa yang kita tulis.
HP memang sudah menjadi teman setia manusia di era gadget seperti sekarang. Sampai-sampai seorang teman bilang, saat HP ketinggalan, maka sama seperti ketinggalan separuh nyawa. Kemanapun pergi selalu nempel, bentar-bentar lihat notifikasi, sampai-sampai muncul sindiran, buka HP lebih sering daripada buka al Qur’an.
Curhat di medsos mungkin dipandang lebih praktis daripada curhat sama orang. Belum tentu orang yang mau kita curhati, belum tentu orang yang mau kita curhati ada di tempat disaat ada masalah yang mengguncang kita. Bahkan bisa jadi juga tak ada orang yang menurut kita layak untuk kita curhati sehingga tumpahlah uneg-uneg itu di medsos.
Padahal, yang namanya medsos adalah forum terbuka. Siapa saja yang menjadi teman kita bisa mengakses dan membaca tulisan-tulisan kita. Sebagai seorang muslim bahkan aktivis dakwah, sudah selayaknyalah pintar membaca situasi. Siapa saja yang menjadi teman kita, dan apa yang dipikirkannya ketika membaca postingan kita?. Bisa jadi, ketika kita kesal dengan seseorang yang tanpa kita sadari menjadi teman kita di medsos, kemudian kita luapkan kekesalan lewat postingan dan kemudian dibaca oleh yang bersangkutan, apa tidak tambah ruwet suasana?
Setiap manusia pasti diberi cobaan oleh Allah dalam hidupnya, termasuk seorang Muslim tak terkecuali pengemban dakwah. Jika kita membayangkan sosok pengemban dakwah atau aktivis Islam, tentu bayangan kita adalah sosok yang ikhlas beramal karena Allah ta’ala, serta berupaya mengikatkan dirinya dengan ketaatan yang menyeluruh kepada Allah serta mengabdikan dirinya untuk perjuangan meninggikan dienul Islam. Dan pada faktanya, sosok yang demikian tetaplah mempunyai masalah dalam perjalanan hidupnya sebagai cobaan dari Allah. Apakah itu cobaan yang terkait dakwah, memperjuangkan syariat Islam maupun cobaan yang berkenaan dengan penghidupannya. Maisyah (nafkah), pendidikan, komunikasi, anak-anak, kesehatan, organisasi, ibadah, nafsiyah dan sebagainya.
Islam sendiri sebagai dien yang sempurna telah menjanjikan solusi segala permasalah hidup. Jika Islam diterapkan dalam sebuah Negara, tentulah masalah-masalah yang saat ini terlihat sangat ruwet bisa diminimalisir sebagaimana yang telah terbukti ketika Kekhilafaan Islam masih ada, dan saat itu umat Islam mulia.
Saat ini khilafah memang belum tegak, dan kaum muslimin serta pengemban dakwah memang menjalani hidup yang berat dalam sistem kapilitalis-sekuler. Sistem ini telah membawa kerusakan diberbagai sisi kehidupan. Maka betapa banyak permasalahan yang kita hadapi sekarang di berbagai lini kehidupan, apakah itu rumah tangga, bertetangga, berjamaah, dan sebagainya. Guru ngaji saya pernah bilang, bahkan untuk sekedar khusnudzon kepada saudara sendiri saja susahnya bukan main. Kenapa? Karena kita telah dicetak oleh sistem ini untuk sesuai dengan karaker sistem; individualis, opportunis, dan sebagainya.
Namun, bagaimanapun kondisinya, Islam tetaplah harus dipegang dan dijadikan pedoman. Kondisi saat ini adalah sebagaimana yang digambarkan oleh Nabi SAW bahwa kita hidup dalam berpegang teguh pada Islam ibarat menggenggam bara api. Namun, Nabi SAW pun menjanjikan pahala 50 kali pahala sahabat jika kita termasuk orang yang mewarisi sunnah beliau di jaman sekarang.
Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu….”. Ketika orang terburu nafsu dalam bertindak atau mengikuti nafsu, sebenarnya itu adalah tuntunan syetan. Akibatnya masalah semakin runyam, ikhlas semakin hambar, amalpun tergadaikan. Sabar memang tidak berarti diam terhadap kedzoliman, tetapi tetap bertindak sesuai syariat. Disitulah pentingnya kita mengkaji kehidupan para Nabi dan shahabat untuk kita tiru kesabaran mereka dalam menghadapi cobaan.
Sholat adalah sarana mendekatkan diri kepadanya. Curhat kepada Allah dalam setiap doa-doa dan dzikir kita. Disitulah Allah akan memberikan petunjuk untuk kita berbuat. Dan disitulah Allah bukakan jalan. Mungkin tak secara langsung, tetapi Allah bukan php. Dia memberikan apa yang kita butuhkan diwaktu yang tepat.
Ratna Safina