Oleh : Khaled Hamdi
Penerjemah : Ust. Fathuddin Ja’far
Sepanjang sejarah, mereka tidak akan mengalahkan kita, kecuali ada tembok, laut, pesawat terbang, atau penghalang antara kita dan mereka.
Namun begitu kita bertemu dalam satu medan perang, kemenangan menjadi milik kita dan kekalahan menjadi milik mereka.
Kekuatan iman kita, pandangan kita terhadap akhirat dan tenaga psikis kita selalu lebih besar dari mereka, Insya Allah.
Jadi, ketika mereka datang ke negeri kita sebagai penjajah, pembagiannya dilakukan seperti berikut :
Bumi untuk singa, dan di atas pepohonan untuk monyet!!
Itu sebabnya mereka memberlakukan syarat pada penguasa Arab dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya bahwa perang darat ada di tangan pasukan kalian dan pesawat serta kapal perang ada di tangan tentara kami.
Di Irak, ketika tanah menyatukan kita dengan mereka, mereka melarikan diri.
Di bumi Afghanistan mereka dihancurkan dan di bumi Syam mereka melarikan diri.
Dan di Gaza saat ini, mereka gemetar ketakutan akan “hantu” Mujahidin yang bermunculan dari bawah kaki mereka.
Oleh karena itu, di pusat penelitian mereka, mereka mempelajari perbedaan psikologis dalam pertempuran.
Mereka mendapati prajurit mereka menyukai kehidupan dan prajurit kita mencintai kematian.
Tentara mereka menahan diri sambil mundur terbirit-birit dan tentara kita maju terus pantang menyerah.
Prajurit mereka selalu takut dan hidup dalam ketakutan dan prajurit kita merasa aman, nyaman dan percaya diri.
Karena hasil pertempuran ada di lapangan, bumi bersumpah bahwa peperangan di atasnya tidak akan berakhir kendati dengan hanya seorang Muslim.
Dia berhak untuk bersumpah. Siapa yang dalam perjuangannya seperti singa Muhammad?!
Siapa yang ikut berperang seperti cucu Khaled Ibnu Al-lwalid. Apalagi jika pertempuran terjadi di negeri Syam dan Palestina.
Tahukah kamu apa itu tanah/bumi (Syam)?
Ia adalah destinasi orang-orang beriman di akhir zaman. Di sana terletak sayap Malaikat Muqarrabin.
Di sana bara api Mujahidin Hamas menyala.
Saya yakin bahwa Allah menjaga kelompok Mukmin di negeri ini. Tujuannya tidak lain hanyalah menghidupkan selalu kewajiban jihad dan membangunkan hamba-hamba-Nya setiap saat.
Ya… Adegan pembunuhan, menghancurkan dan pembakaran menyakiti hati kita. Tapi, inilah takdir tanah yang diberkahi untuk menjadi bara api jihad yang menyala kembali setiap kali apinya padam di negeri ini.
Harganya mahal…Tapi hasilnya sangat-sangat jauh lebih mahal lagi.
Jika segala sesuatu cukup dengan angan-angan, maka jutaan orang akan menginginkannya.
Tapi, Jihad adalah hadiah dari Rabbul Alamin (Tuhan Pencipta semesta alam) kepada hamba-hamba pilihan-Nya.