Pagi-pagi aku sudah bikin janji dengan teman lama untuk mengikuti acaranya Mario Teguh dengan tema "GURU SUPER" di Sasana Budaya Ganesha ITB. Jauh-jauh hari aku sudah mempersiapkannya dengan mendaftarkan diri kepada panitia penyelenggaranya. Dengan semangat aku berniat menghadirinya jam 10.00 pagi aku sudah cabut dari rumah, aku titipkan anakku pada ibuku namun teman yang kutunggu belum juga muncul. Kucoba untuk mengeceknya ternyata masih di perjalanan. 25 menit kemudian ada sms temanku sudah sampai pada tempat yang dijanjikan, dari rumah ibuku aku langsung terbang dengan tujuan menyimpan motor ke rumahku.
Setelah kurasa siap akupun bergegas memburu angkot, permulaan yang mulai merasa gak nyaman. Menuju tempat yang dijanjikan saja lamanya minta ampun karena perjalanan tiba-tiba macet, padahal biasanya jalur itu jarang macet. Telepon genggamku sudah mulai menjerit-jerit ingin segera diangkat, ternyata telpon dari teman yang menanyakan posisi aku dimana dan aku katakan tolong menyebrangi jalan ke arah Carefour, antara 20 meteran ke tempat yang akan kutuju akhirnya aku putuskan untuk turun dari angkot.
Di bawah lampu merah aku sudah melihat sosok teman lamaku, di saat dia menyeberangpun aku memperhatikannya, setelah berbelok kiri nampak jelaslah teman lamaku seutuhnya…SUBHANALAH!!
"Hani… Assalamu’alaikum…." Aku menyapanya.
"Gak ada yang berubah masih tetap seperti yang dulu.."
"wa ‘alaikumus salam ..teh Elis kangen…." katanya. Sambil memelukku.
Di sepanjang perjalanan obrolanpun mengalir sampai pada tempat buku Palasari guna membeli buku panduan kuliah. Ketika kulihat jam sudah menunjukkan jam 11.45 dan telpon genggamku berbunyi, ketika kulihat ada pesan singkat dari teman yang sudah sampai di lokasi seminar menanyakan keberadaanku. Acara seminar di agendanya mulai jam 11.30 namun jam 11. 45 kami masih berkutat di bursa buku, karena awalnya juga sambil kangen-kangenan dengan temen yang 6 atahun baru ketemu lagi jadi kami menjalaninya santai saja. Setelah selesai pembelian buku kami bergegas menuju angkot yang menuju ke arah C caheum namun rupanya angkot itu terlalu kosong untuk kami brdua sehingga harus "ngetem" (cari muatan) menunggu muatan penuh, halangan kedua muncul kembali…ada apa nih??
Kulihat ke belakang angkot, mataku menyapu jalan mencari taxi namun tak ada juga..setelah agak jauh kuperhatikan alhamdulillaah ternyata muncul juga sebuah taxi yang belum jelas antara kosong tidaknya. kami putuskan turun dan menyetopnya, alhamdulillaah.. ternyata kosong, setelah kami memasukinya dipaculah taxi itu melaju ke tempat yang dituju, yang namanya masa liburan ternyata jalanan ke arah yang ditujupun macet pula karena SABUGA bersebelahan dengan tempat rekreasi Kebun binatang.
Supir sudah lebih tahu jalan mana yang mesti dipilih untuk segera sampai pada tujuan. Akhirnya kami sampai juga di gerbang SABUGA ku lihat teman yang sedang mengantri aku heran bukannya kita dapat undangan kenapa masih ngantri juga di bagian informasi, katanya untuk mengecek apakah nama kita sudah terdaftar atau belum. kamipun memutuskan untuk mengantri pula, yang namanya aku selalu penasaran kenapa mesti ikut antri.. aku coba tanya sana-sini katanya mesti beli bukunya Pak Mario baru bisa dapat tiket masuk tapi aku sangat penasaran soalnya aku pernah daftar. Setelah dicek, gendok!! bukan main… Ya.. Robbi ..!! namaku tak terdaftar di data administrasinya panitia.
Hemm..sempat menarik nafas dan aku tak habis akal aku coba cari nomor contact person dari panitia yang pernah aku hubungi untuk mendaftarkan diri seminggu yang lalu, namun hasilnya nihil telponnya tidak diangkat mungkin karena beliau terlalu sibuk menjadi panitia. Setelah kuputuskan untuk membeli tiket dan bukunya Pak Mario aku masih tetap penasaran aku bertanya kepada bagian penjualan tiket.
" Teh maaf boleh menyalurkan inspirasi gak??
"oh..boleh." katanya.
"Begini teh, aku kan..pernah daftar sama panitia yang bernama teh Ayu..namun ketika aku cek ternyata namaku tidak terdaftar bagaimana ini teh?? aku telpon ..telponnya juga gak diangkat…apa teteh memiliki nomor yang lainnya…??"
Kemudian ada salah seorang panitia yang memberikan nomornya, kemudian aku mencoba untuk menghubunginya namun hasilnya nihil kembali… SUBHANALLAH…ya Allah…kenapa nih?? Akhirnya daripada ketinggalan acara dan karena telponku juga gak diangkat-angkat juga ya.. aku putuskan untuk meembeli tiket dan buku itu.
Setelah kami masuk pintu gerbang kami bersegera sholat, di toilet aku bertemu dengan seorang guru berasal dari Bekasi yag tidak sengaja mengikuti acara tersebut. Beliau berseloroh "Aku dapat tiket gratis loh.. dari saeorang bapak-bapak bahkan tiketnya masih banyak…." katanya. "Subhanalloh rizkinya ibu itu…aku dari tadi memperjuangkan yang gratis justru tidak memperolehnya kataku… syukurlah bu…" kataku. Setelah sholat kamipun masuk ke ruangan yang acaranyapun baru saja dimulai.
Session pertama begitu mengasyikkan setiap teori dari Pak Mario kena banget!! Jam 15.00 tepat acarapun break harus menunaikan sholat ashar dan kamipun keluar untuk beristirahat sebentar setelah mencari kudapan dan dirasa puas kamipun masuk kembali ke ruangan namun sebelumnya kami bertemu dengan kakak tingkat yang wajahnya masih kuingat betul.
"Han..lihat itu! kang Hadi kan..?" kami mendekatinya dan bertegur sapa. Kang Hadi menjadi Panitia di acara tersebut ketika kami sedang asyik berbincang tiba-tiba rombongan Pak Mario sudah ada di belakang kami…"Maaf mbak kasih jalan". kata salah seorang dari rombongan itu..dan kamipun baru ngeh bahwa rombongan tadi itu pengawalnya Pak Mario. Kang Hadi yang mendengarkan kekecewaanku tadi dia mengajak kami masuk keruangan VIP dan mecarikan tempat duduk yag paling depan tepat dekat tempat duduknya Pak Mario…SUBHANALLAH….apa ini…?? Ya Alloh.. aku baru sadar mungkin inilah hikmah dari kekecewaanku. Duduk di depan?? bersama rombongannya Pak Mario?? Apa gak salah…?? aku mundur kembali…gak ah…! tadi kan aku duduk paling sudut ditribun atas sayap kanan..yang memang tuk melihat langsung Pak Mario tidak begitu jelas, ini.. dikasih tepat berhadapan langsung masih bertanda tanya…? gak ah..! menurutku kang ke belakang saja. Ada sedikit rasa malu kalau mesti sejajar dengan rombongan pengisi acara.
Sempat duduk di belakang namun masih kurang nyaman, kang Hadi masih tetap berusaha mencarikan tempat duduk walau mesti melewati sound sistem. Subhanallah…Ya Alloh terima kasih kami dapat kursi VIP sehingga dapat jelas melihat sosok Pak Mario secara utuh.. Subhanallah…
Betul kata Pak Mario "Penuhilah pikiran kita dengan hal yang tidak mungkin terjadi.. kemudian lihatlah keajaiban apa yang akan terjadi…" Sungguh SUPER kasih sayang ALLAH tak ada duanya. inilah hikmah dari serangkaian kejadian yang dialami sebelumnya "Kekecewaan berbuah kursi VIP". SALAM SUPER Pak Mario…
Ketakjubanku tidak berhenti sampai disitu, setelah bubar acara kami dipertemukan dengan sosok yang tidak asing kuilhat seorang yang duduk di kursi roda setelah kuperhatikan aku hampiri.
"Subhanallah.. Assalamu’alaikum.. Teh Mimin sehat….??" sapaku mengawalinya.
"Alhamdulillaah teh…" Jawabnya.
"Bersama siapa teh kesini?" Aku lanjut bertanya.
"Ini dengan keluarga ada adik, kakak dan tentunya dengan suami tercinta." Teh Mimin menjawab dengan senyumannya yang khas.
Beliau adalah Teh Mimin Aminah seorang publick figur selain sebagai pengisi acara "Rumahku Surgaku" di radio MQ beliau juga sebagai orang penting di DPRD Jabar I, kami sempat berphoto ria dengan beliau. Terima kasih ya..Allah. Nikmat kesyukuran mengalir di benakku, hari ini aku telah dipertemukan dengan orang-orang super.. merekalah sang motivator dalam hidupku. Terima kasih ya.. Allah. Tetaplah menjadi orang yang berjiwa syukur, pantang mengeluh…
by: Elis Tating Bardiah, SPd. seorang guru honorer pada SMA Swasta di Bandung.
28/12/09
alamat email: [email protected]