Setelah menjumpai ibunya, beliau keluar dan berperang dengan gagah berani sampai akhirnya beliau gugur. Ibnu Zubair tertangkap dan dibunuh Hajjaj bin Yusuf pada tanggal 17 Jumadilawal 73 Hijriyah atau 4 Oktober 692 M.
Leher Ibnu Zubair dipenggal kepalanya dikirim sebagai hadiah kepada Khalifah Abdul Malik bin Marwan di damaskus dan tubuhnya disalib.
Asma yang pada saat itu berumur 100 tahun turut menyaksikan pemenggalan dan penyaliban anaknya.
“Kemudian dia membawa mayat anaknya tersebut kembali seorang diri ke Madinah dan dikuburkan di sana,” katanya.
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya bahwa Hajjaj ats Tsaqafi menjumpai Asma setelah membunuh Abdullah bin az-Zubair dalam rangka menjelekannya.
Dia mengatakan apa pendapatmu tentang perilaku terhadap musuh Allah ini.
Asma menjawab, “Aku melihatmu telah menghancurkan kehidupan dunianya sedangkan dia Abdullah bin Zubair telah menghancurkan kehidupan akhiratmu. Ketahuilah bahwa Rasulullah mengatakan kepada kami bahwa di antara Bani Tsaqif ada seorang pendusta dan ada seorang lagi yang berbuat binasa dan merusak. Adapun si Pendusta, kita telah menyaksikan yaitu (Al Mukhtar ats Tsaqafi si nabi palsu).
“Adapun si perusak, maka aku tidak menyangka kamu kecuali orang itu.” Perawi mengatakan kemudian Hajjaj berdiri meninggalkannya dan tidak membantahnya.”
[Ihram]