Kabar kematian itu kembali tersiar. Kabar duka yang menyeruak pagi. Beberapa hari ini, selepas subuh kerap berita itu disampaikan dari beberapa masjid di sekitar rumah. Yang muda dan yang tua. Yang sehat dan yang memang telah sakit menahun.
Sama halnya dengan berita-berita yang sering termuat di media cetak dan yang terpampang dilayar kaca. Tentang pembunuhan, tentang kecelakaan dan tentang beragam musibah lainnya yang berujung pada kematian.
Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan itu adalah mutlak. Hanya waktu yang bicara. Cepat ataupun lambat semua akan menjumpainya.
Adakalanya kabar itu bagai pecut yang membuyarkan lamunan dan bangunkan diri ini dari tidur panjang. Pengingat akan hari ’esok’ yang masih terlampau panjang. Namun lagi-lagi, masih saja diri ini seolah tak peduli. Seolah teramat siap hadapi kematian, walau sesungguhnya belumlah banyak investasi amal dan pahala tertabung.
Kenyataan telah berpulangnya beberapa keluarga dan handai taulan keharibaan-Nya paksa diri ini berpikir dan membatin. Sejenak untuk kemudian lepas tak berbekas. Kembali lalui hari demi hari dengan minimnya prestasi akhirat.
Seringkali berita duka itu bagai angin yang kembali bertiup menghempas dingin embun. Sungguh keras kerja setan memperdaya kita. Melenakan dengan iming dunia. Mengelabui dengan janji-janji sorga. Sampai kita berulang kali berbelok dari jalan kebenaran kembali ke arah tuntunan durjana. Sampai kita seakan tak kuasa untuk sekedar mengingat tentang kematian.
Semua kita tak akan pernah tahu kapan berita itu datang. Kabar tentang kematian kita. Kala sang Malaikat maut tiba untuk menjemput. Saat sesal tak lagi guna. Semua kita juga tak akan pernah tahu di mana dan sedang apa kita mati. Sudah siapkah kita? Hanya pertolongan dan hidayah Allah semata yang membuat kita mampu tetap istiqamah dijalan-Nya. Minimkan dosa dan sempurnakan diri dengan kebajikan nyata. Bersiap diri berpulang dengan prestasi agung amal berlipat. Derajat takwa tujuan akhir di niat.
Satu lagi kabar itu datang. Ba’da ashar kemarin. Beritakan kematian ayahanda seorang kawan lama. Teman main saat bertetangga. Innalillahi wa inna illaihi rajiuun..
Ya Allah.. jadikanlah akhir hayat kami khusnul khatimah dan termasuk orang-orang yang syahid di Jalan-Mu. Amin…
~srengseng sawah, 30 Juli 2007