Ditulis sebagai Diary Jumat 02 (31 Juli 2009)
*****
Shalat Jumat baru saja selesai dilaksanakan di masjid Kyoto, ketika ustad Takeda berdiri untuk menyampaikan pengumuman.
"Saudaraku, izinkan saya memberikan kabar gembira," ucapnya dengan menggunakan bahasa Inggris yang gampang dimengerti.
"Hari ini ada seorang warga Jepang yang akan mengucapkan kalimat syahadat untuk memeluk agama Islam. Bagi para jamaah yang mempunyai waktu luang, dimohon untuk berkenan menjadi saksi," lanjutnya lagi dengan suara lantang.
Beragam reaksi dari jamaah yang mendengar pengumuman tersebut, sebagian mengucapkan tasbih, ada juga yang mengucapkan takbir, dan saya sendiri mengucapkan hamdalah sebagai bentuk syukur atas hidayah Allah Swt yang diberikan kepada orang tersebut.
Tak lama kemudian seorang lelaki berusia dua puluh tahunan dipersilakan masuk ke dalam masjid. Lelaki itu bernama Kameda. Dia adalah salah seorang mahasiswa di Universitas Otani, Kyoto. Selanjutnya pemuda itu duduk menghadap ustad Takeda. Lalu tanpa dikomando, jamaah Jumat yang berasal dari berbagai negara, mendekat dan mengelilingi pemuda tadi untuk menjadi saksi.
Prosesi acara dimulai dengan memohon ampun, yaitu membaca istighfar berulangkali. Kemudian secara perlahan ustad Takeda membimbing Kameda san mengucapkan dua kalimat syahadat.
"Asyhadu-allaa-ilaaha-illal-lah, wa-asyhadu-anna-Muhammadar-rosu-lullah" ucapnya terbata-bata.
Hanya perlu sekali ulangan saja dia membacakan kalimat syahadat, selanjutnya dia dinyatakan secara resmi telah memeluk agama Islam. Rasa syukur pun terucap dari bibir para saksi. Mereka berebut untuk memberikan selamat dan menyalami Kameda san yang telah berganti nama menjadi Anwar.
Menjadi saksi ketika orang mengucapkan kalimat syahadat untuk masuk Islam adalah momen yang mengharukan buat semua orang. Kita terharu menyaksikan seseorang mendapatkan anugrah yang luar biasa berupa hidayah, padahal tidak semua orang mendapatkannya, meskipun mereka kerabat Nabi Muhammad saw.
Ada satu pemandangan yang mungkin tidak diperhatikan oleh banyak orang. Sejak awal prosesi pengucapan kalimat syahadat, ada seorang saksi yang terus menerus mengeluarkan air matanya. Dia adalah Mohammad Razak, jamaah asal Bangladesh. Dari tadi tangannya sibuk menyeka air matanya yang mengalir tanpa henti. Pandangannya selalu tertuju kepada pemuda Jepang di hadapannya.
Kameda san atau Anwar yang menjadi pusat perhatian saat itu, sejatinya adalah seorang atlet boxing. Dia mulai tertarik dengan Islam setelah mengetahui pujaan hatinya, yaitu Muhammad Ali, beragama Islam. Kecintaanya kepada Sang legenda tinju itulah yang pada akhirnya menjadi jalan hidayah bagi dia untuk memeluk Islam.
Berbahagialah Muhammad Ali karena dia telah dijadikan jalan hidayah bagi penggemarnya. Juga beruntunglah dia yang mendapatkan hidayah tersebut. Ternyata hidayah bisa turun melalui berbagai cara. Semoga saja kita bisa menjadi jalan hidayah bagi orang lain untuk memeluk agama Islam. Amien
*****
l_suryanegara(at)yahoo.com