eramuslim.com – Istidraj dalah salah satu azab yang sangat mengerikan. Sebab, seseorang yang sudah terkena istidraj berarti Allah Ta’ala sudah memalingkan perhatian dari mereka. Orang yang kena azab Istidraj tidak akan mendapat karunia Allah di dunia dan di akhirat.
Sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan dalam surat Al-An’am ayat 44.
فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44).
Setiap muslim harus tahu dan hati-hati serta waspada terhadap istidraj. Karena istidraj adalah suatu jebakan berupa kenikmatan kelapangan rezeki padahal penerimanya dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah padahal sudah sering diingatkan.
Menurut Ustadz Abdul Shomad , , ketika peminum khamar, pezina, koruptor, penipu, pembohong, serta pendosa hidupnya nampak tenang, perutnya kenyang, dan terlihat tak ada kesusahan, maka dia terkena Istidraj.
“Para pendosa yang hidupnya justru dimudahkan oleh harta dunia, maka mereka sesungguhnya sedang di azab Allah. Ini adalah azab yang lebih mengerikan daripada penyakit. Azab berbalut nikmat, itu istidraj namanya, ” tegas Ustadz Abdul Somad dalam salah satu ceramahnya di kanal youtube.
Ustadz Abdul Somad menambahkan sederhananya adalah, jika kita dapati seseorang yang semakin buruk kualitas ibadahnya, semakin tidak ikhlas, berkurang kuantitasnya, sementara maksiat semakin banyak, baik maksiat kepada Allah dan manusia, tapi Allah berikan harta melimpah ruah, kesenangan hidup begitu mudah didapatkan, tidak pernah sakit dan celaka, panjang umur, bahkan Allah berikan keluarbiasaan pada kekuatan tubuhnya.
Maka, hati-hatilah bisa jadi ini adalah istidraj baginya, bukan kharamah. Secara berangsur-angsur Allah Ta’ala menariknya dalam kebinasaan. Puncaknya, dia akan diazab dengan azab neraka jika tidak bertaubat.
Jadi, ketika Allah Ta’ala membiarkan seseorang :
1. Sengaja meninggalkan shalat.
2. Sengaja meninggalkan puasa.
3. Tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat dan membuka aurat.
4. Berat untuk bershadaqah.
5. Merasa bangga dengan apa yang dimiliki.
6. Mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah.
7. Menganggap enteng perintah- perintah Allah.
8. Merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat.
9. Tidak mau menuntut ilmu syar’I.
10. Lupa akan kematian.
Tetapi Allah Ta’ala malah memberikan :
1. Harta yang berlimpah.
2. Kesenangan terus menerus.
3. Dikagumi dan dipuja puji banyak orang.
4. Tidak pernah diberikan sakit.
5. Tidak pernah diberikan musibah.
6. Hidupnya aman-aman saja.