Ini Adalah Mimpiku!

Ini adalah mimpiku!

Mimpi yang telah lama tertanam dalam palung hati. Lama. Ya, lama sekali aku ingin mewujudkannya. Walau aku tahu itu tak semudah membalikan tangan. Harus bermandikan peluh lebih dahulu. Bahkan memandikan darah sekalipun. Tapiku kenapa tidak! Toh, aku meanggapnya sebagai sebuah perjalanan untuk menuju sebuah kesuksesan nanti.

Karena ini adalah mimpiku!

Mimpi seorang penulis yang serba kekurangan dan keterbatasan fasilitasnya dalam menorehkan karya-karyanya ini ingin mewujudkan mimpinya. Mimpi ingin membuat orang-orang lebih banyak membaca karya-karyanya yang berguna dan bermanfa’at bagi orang lain. Memiliki dan menerbitkan yang bernama sebuah buku. Sepele memang! Tapi melihat kondisiku sekarang aku hanya bisa tawwakal dan berpasrah diri kepadaNya sambil berikhtiar. Semampu diriku.

Mimpi!

Ya, mungkin bagi orang lain melihat mimpiku seperti kembang gula-gula (lolypop) seperti yang dinikmati oleh anak-anak kecil. Dijilat, dirasakan lalu habis setelah itu membuat sakit gigi. Halnya jika mimpiku seperti itu. Jika tak tercapai hanya kekecewaan yang didapat. Aku harap hal itu tak pernah terjadi. Dan tak akan pernah! Selamanya. Semoga!

Mimpi. Memang tak semua orang akan mempercayai keberadaannya secara langsung. Adakalanya mimpi dianggap sebagai bunga tidur saja. Setelah siuman lalu hilang ditelan angin kenyataan. Semu. Nisbi. Hilang entah kemana.

Aku tak mempermasalahkan itu. Jika memang ada yang memiliki pandangan seperti itu. Dulu aku juga beranggapan seperti itu. Bahkan lebih ekstrem lagi aku mengatakan dan menganggap bahwa mimpi hanya milik orang-orang bersaku tebal. Hartawan. Konglomerat. Sampai para penghamba uang. Namun ketika mimpiku kini telah berwujud kekeliruan itu akhirnya musnah sendirinya sejalan aku makin mantap untuk meyakini mimpi ini. Mimpiku.

Jangan takut bermimpi.

“Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu” (Andrea Hirata)

Ternyata mimpi itu ada! Benar-benar memang ada. Halnya ketika seorang anak berasal dari Bangka Belitong bernama Ikal yang mampu menggapai mimpinya. Mengejar cita-citanya untuk kuliah di Perancis, Paris dalam sebuah novel maha karya Sang Pemimpi yang ditulis oleh Andre Hirata (si tokoh dalam novel itu pula). Dan aku merasakannya itu.

Mimpi itu sekarang sedang didekapanku. Merangkulku. Dengan senyuman yang membuat aku ingin cepat-cepat memberitahukan kepada seluruh dunia. Mimpiku sudah menjadi kenyataan sekarang.

Peralahan mimpimu terwujud….

Sebuah pesan masuk di mailbox pribadiku membuat aku merasa tersanjung dan termotivasi. Kubaca pesan itu ada sebuah keharuan yang merasuk ke dalam hatiku. Aku tak menyangka jika ada seorang kawan memberiku sebuah pesan seperti itu. Betapa aku sangat bahagia sekaligus menjadikan aku tetap survive dalam segala apapun yang terjadi. Serta langkah awal aku untuk menuju mimpiku selanjutnya.

Mimpiku sekarang nyata. Mimpiku sekarang bukan kembang gula-gula (lolypop) lagi. Mimpi itu sudah ada di depan mataku. Mimpi itu sekarang sedang berdiri tegak dan menampakan dirinya di pertokoan buku. Dan itulah mimpi yang selama ini yang telah lama aku mimpikan. Mimpi menulis buku lalu disanalah namaku diakui sebagai seorang penulis. Walau pun dalam buku itu aku masih menggandeng kawan-kawan terbaikku. Tapi aku patut bersyukur dan menikmati mimpi itu. Ya, siapa tahu aku bisa (lebih) mandiri untuk karya-karyaku selanjutnya nanti. Itulah mimpiku!

Hingga aku ingat sebuah prakata di dalam buku yang pernah aku baca mengatakan. Seumur hidup, satu karya Anda sudah cukup! Hal yang penting Anda tidak menjadi manusia pra sejarah atau manusia primitif.?(fy)

Fy,
Mencoba terus survive walau dalam kondisi apapun!

Ciputat—Tangerang, 25 Juni 2009
Masih di kost seorang kawan. Thank’s bro sekarang sudah bisa menulis kembali…