-
Orang yang dihisab (Muhaasabun)
Orang dalam tingkatan kedua adalah mereka yang menjaga waktu sholat, beserta dengan wudlu, batasan-batasan dan rukun-rukunnya. Akan tetapi, masih ada kekurangan dalam kesungguhannya menghadap Allah, sehingga ia mudah terperdaya was-was syetan. Saah sholat, pikirannya mudah melayang-layang mengikuti lintasan-lintasan pikiran (was-was) yang dibisikkan oleh syetan.
Orang seperti ini mengerjakan sholat, namun sejak awal mulai sholat hingga selesai, ia tidak sadar dengan apa yang telah diucapkannya.
-
Orang yang Diampuni (Mukaffarun)
Orang yang diampuni senantiasa menjaga sholat dengan wudhu, batasan, serta rukunnya. Saat melaksanakan sholat, ia selalu bersungguh-sungguh menepis was-was yang dibisikkan syetan. Ia selalu berusaha melawan hawa nafsunya, dan menjaga agar hatinya tidak berpaling saat melaksanakan sholat.
-
Orang yang DIberi Pahala (Mutsaabun)
Orang yang diberi pahala adalah mereka yang melakukan shalat, menyempurnakan rukun dan batasan-batasannya. Saat melakukan sholat, hatinya tenggelam dalam kesibukan menjaga batasan dalam sholat, agar tidak ada satupun yang terlewatkan dan sia-sia. Mereka selalu ingin agar menjalankan sholat sebagaimana mestinya.
Mereka inilah yang mampu mengerjakan sholat dengan khusyu’.
-
Orang yang Didekatkan (Muqorrobun)
Mereka yang didekatkan adalah orang yang melaksanakan shalat dengan segala rukun dan batasannya. Selain itu, ia menghadapkan hatinya di hadapan Allah, dan merasa bahwa Allah ada di hadapannya. Ia merasa diawasi oleh Allah, sehingga menunaikan sholat dengan penuh rasa cinta dan rasa mengagungkan Allah SWT. Ia sadar bahwa Allah sedang melihat dan menyaksikannya, sehingga ia berusaha mempersembahkan sholat yang terbaik.
[UMROH]