Oleh: Syaripudin Zuhri/Virays,
Menjelang musim dingin atau di musim gugur di Rusia suasana sudah mulai serba gelap, pergi gelap, pulang kantorpun mulai agak gelap, belum gelap pekat seperti di musim dingin Desember mendatang, karena sesekali Matahari masih muncul dan menampakan dirinya, namun rasa panasnya mulai berkurang, jadi ada Matahari tapi sudah mulai terasa dingin, beda jika Matahari bersinar di musim panas, panasnya terasa seperti di Indonesia.
Pada Hari Raya Idul Adha, yang jatuh bertetapatan dengan tanggal 4 Oktober 2014, jamaah muslim Rusia sudah berbondong-bondong menuju masjid, kebetulan kantor perwakilan dekat dengan Masjid Tartar atau Masjid Historis, masjid yang hanya satu blok dari kantor, yang setiap hari Raya Idul Adha atau Idul Fitri jamaahnya akan membludak, makanya jalan-jalan di sekitar masjid tersebut langsung ditutup oleh polisi, jadi jalan Novokuzetskaya, Balshoi Tartarskaya dan sekitarnya ditutup, jadi bila mobil menuju arah ke Masjid Tartar yang letaknya di jalan Balshoi Tartarskaya ini dialihkan atau “dibuang” ke jalan lain, sehingga banyak warga WNI yang terpaksa berputar putar untuk sholat Idul Adha di kantor.
Jadi memang semangat muslimin di Rusia itu benar-benar teruji, mengapa? Jangankan baru musim gugur, di musim dinginpun mereka tetap sholat Idul Adha atau Idul Fitri, yang tak kedapatan di dalam masjid terpaksa mereka di luar, di tengah dingin yang membekukan, bahkan kalau di musim dingin di tengah-tengah guyuran saljupun mereka sholat, luar biasa.
Makanya kalau mau dibandingkan dengan tantangan sholat Idul Adha di Indonesia, sepertinya belum apa-apa. Paling-paling kalau di Indonesia hujan tantangannnya, yang biasanya otomatis bubar atau sholatnya di masjid, padahal sunnahnya bila Idul Adha atau Idul Fitri di lapangan terbuka, sebagai syiar Islam, tapi kalau hujan, biasanya lapangan becek, siapa mau sholat becek-becek, dan sejadah pun bisa basah.
Beda dengan di Rusia, walau salju turun di Musim dingin, dan sholat Idul Adha tetap di luar, bagi yang tak kebagian tempat di dalam masjid, dan mereka tetap sholat Idul Adha atau Idul Fitri di luar. Itulah tantangan sholat idul Fitri atau Idul Adha di Rusia. Namun sekali lagi puluhan ribu jamaah terus saja berbondong-bondong mendatangi masjid-masjid di Moskow, seperti masjid Tartar, masjid Sementara di Prosopek Mira, sedang dalam ren0vasi total, sudah saya tulis sebelumnya di ruang ini, masjid di Borodino, Masjid Yarjam dan lain sebagainya. Masjid di Moskow tak mampu menampung jamaah muslim di Moskow, yang sudah berjumlah kurang lebih 1 juta orang, bandingkan dengan jumlahnya hanya berkisar 5 masjid saja!
Berkali kali mufti Rusia mengadakan petisi untuk mengadakan pembangunan masjid baru, tapi sudah bertahun-tahun tak ada tanggapan yang positif, jadi siapa bilang diskriminasi hanya terjadi di Indonesia? Biasa bila soal agama, di mana-mana terjadi hal yang demikian, makanya perlu adanya perjuangan. Dan perjuangan dalam Islam bernilai jihad, dan jihad itu tak hanya dalam perang, tapi juga dalam damai, yaitu menegakkan kebenaran dan memberantas kemungkaran.
Jadi tantangan untuk beribadah ada di mana-mana, termasuk di Rusia, di Rusia selain masalah politik, tempat, namun juga cuaca atau iklim, menjadi tantangan sendiri bagi keimanan. Hal tersebut juga berlaku saat melaksanakan sholat Idul Adha seperti ini, termasuk dengan pemotongan hewan Korban, tak bisa ditempat yang mau korban, tapi di rumah pemotongan hewan. Jadi tak sebarang tempat, tak semudah seperti melaksanakan korban di Indonesia. Begitulah kelebihan dan kekurangan di masing-masing negara, saat melakasanakan Ibadah, termasuk melakasanakan sholat Idul Adha dan memotong hewan Korban.
Maka sering saya katakan, bagi Ummat Islam Indonesia kalau dibandingkan dengan muslim Rusia sepertinya belum apa-apa, di atas sudah saya tuliskan, selain masalah politik, iklim juga menjadi tantangan sendiri, kalau mau enak-enak, pagi- pagi sedang dingin-dinginya, narik selimut tebal dan tidur sepanjang hari, tak usah mikirin sholat, apa lagi kalau yang berpikir ini hanya sholat sunnah, wah bisa-bisa bablas, tak ikut sholat Idul Adha, apa lagi ikut berkorban, sholat yang gratis saja tak mau, apa lagi berkorban yang mengeluarkan dana jutaan rupiah, ya sudah bablas semua, sholat Idul adha tidak, berkorbanpun tak mau.