Bu Amrah, begitu orang-orang sekitar menyebutnya. Entah usianya berapa sekarang, yang jelas sudah cukup umur. Senyumnya tulus kepada setiap pengunjung. Ramah. Selain berbusana yang sederhana, beliau memakai jilbab, menandakan beliau muslimah yang taat agama.
Beliau punya pekerjaan tetap, menjual gado-gado. Di warung sederhana cepat bongkar -begitu istilah saya-, di depan masjid At-Taufiq, Perumahan Pondok Cipta, Bekasi. Dari resep spesial gado-gadonya itulah nama beliau tenar. Banyak yang memandangnya sukses. Hidup sederhana, memiliki pekerjaan yang cukup menghasilkan, dan dapat dibanggakan. Bagaimana tidak, beliau mampu ke tanah suci untuk pergi haji menyempurnakan rukun Islam, dari pekerjaan yang ia geluti selama ini. Ya, beliau telah naik haji atas ketekunannya, dan Allah memperkenankan terwujud. Subhanallah.
Dia sesosok ibu yang dicintai oleh warga sekitar yang mengenalnya. Ia disayang oleh keluarga dan para tetangganya, beliau juga sangat disegani. Itu semua muncul bukan karena beliau mengharapkan untuk dipandang dan disegani, namun karena ketulusan serta pancaran kasihnya, itulah kekuatannya. Dan orang takluk. Profesinya memang sederhana, tetapi hatinya terbuka untuk siapa saja. Ia memandang adil semua pelanggannya.
Bu Amrah layak dijadikan teladan, bagi Anda yang rindu akan keserhanaan dan ketekunan yang membawa kemuliaan hidup. Meskipun hanya seorang penjual gado-gado, jika bicara penghasilan, pendapatannya melebihi gaji seorang fresh graduate. Jangankan bicara tentang etika dan kejujuran, beliau mempelajarinya bukan dari bangku-bangku kuliah. Melainkan nilai itu ia kenal, lalu tekun melakoni tanpa terlalu banyak membaca teori apa makna nilai-nilai yang dimaksud, namun telah tercermin dari pribadi beliau.
Fenomena sehari-hari sangat sering kita jumpai orang-orang yang cukup mengerti tentang moralitas dan teori tentang membangun kesuksesan. Di antara mereka bahkan ada yang sengaja meluangkan waktunya khusus untuk mempelajari, memahami konteks tersebut melalui seminar, kuliah, diskusi, dan pelatihan-pelatihan lainnya yang mahal. Tetapi hanya sebagian sedikit dari mereka yang berhasil mewujudkan dalam dirinya, lantaran kebanyakan, ide-ide cemerlang itu hanya berputar dalam kepala saja. Belum terwujud di kehidupan sehari-harinya. Seolah sikap konsisten itu menjadi pembeda yang nyata, antara orang-orang yang sukses dan gagal.
Masyarakat sebenarnya telah mengenal nilai-nilai dasar itu berabad-abad lamanya. Secara umum masyarakat juga sudah sangat pandai menilai, apakah seseorang cukup konsisten dengan prinsip hidup yang ia yakini baik. Caranya mudah, ya dengan menyaksikan perbuatan yang ia cerminkan, apakah wujud dari kata-kata panjang yang pernah ia sampaikan.
Termasuk cara penilaian itu juga berlaku bagi kita sendiri. Selain waktu yang akan membuktikan, kosistensi juga akan semakin diperjelas dengan karya nyata yang kita wujudkan. Jelas sikap konsisten, memiliki peran penting dalam membentuk integritas dan produktivitas manusia. Menemukan nilai lain berupa; keseriusan, visi, dan komitmen. Sikap konsisten inilah juga yang akan menjadikan kita dalam jenjang kemajuan yang lebih besar. Ibarat anak panah, ia tidak pernah salah sasaran.
Ibu Amrah, adalah satu di antara jutaan kisah teladan. Jika nilai-nilai positif yang ia miliki juga dimiliki oleh seluruh pejabat tinggi di negeri kita ini, tentulah Indonesia akan mengalami kemajuan yang signifikan.
Ibu Amrah, beliau telah berhasil (Insya’Allah) mengenali karakter jiwa kemanusiaannya, sampai kemudian memancarkan nasehat tanpa banyak berkata. Yang maknanya sangat dalam, dan menyentuh jiwa.
Semoga limpahan berkah Allah menaungi usaha Bu Amrah.