Disadur dari Kisah Nyata Dr.Abdullah Al-Husseini
Penerjemah : Ust. Fathuddin Ja’far
Saya pergi bersama keluarga dalam perjalanan rekreasi ke Dubai melalui darat, dengan cara yang tidak biasa, karena biasanya dengan pesawat udara,
Maha Suci Allah. Seolah-olah ada sesuatu yang direncanakan dari perjalanan tersebut.
Dalam perjalanan pulang, setelah kami melintasi perbatasan Uni Emirat Arab ke Arab Saudi, saya melakukan kesalahan dan melewati jalan memutar menuju Riyadh, Saudi Arabia.
Jalan tersebut merupakan jalur lalu lintas ganda. Jadi saya mencoba memperbaiki kesalahan tersebut dengan memutar balik untuk kembali ke jalan yang benar dengan melintasi pulau di tengah jalur ganda.
Pulau adalah istilah yang diberikan untuk bagian tanah yang memisahkan dua jalur jalan. Lebarnya kira-kira 4-5 meter dan lebih rendah dari ketinggian kedua lajur jalan tersebut.
Pulau itu dipenuhi zat hitam mirip aspal yang digunakan pada jalan raya.
Saya kira bahannya padat dan bisa dilintasi, tapi ternyata bahan ini berubah menjadi zat lengket disebabkan intensitas panas seperti yang terjadi di bulan Agustus.
Lalu terjadilah hal yang tidak terduga; mobil berhenti dan nyangkut seluruhnya di tengah bahan aspal tersebut.
Tidak ada kekuatan kecuali dari Allah. Mobil itu penuh dengan perabotan dan udara sangat panas.
Setelah menunggu lama, sebuah truk berhenti, yang sopirnya adalah salah satu saudara kita di Yaman. Saya memberikan isyarat kepadanya dan dia langsung berhenti.
Dengan rasa syukur, lalu dia membantu saya mengikatkan Jeep saya ke mobilnya dan menariknya keluar dari rawa aspal tersebut.
Setelah itu, dia membawa kami ke tempat cuci mobil untuk mencuci mobil yang terkena noda aspal lengket.
Saat itu saya ngobrol dengannya tentang kondisinya, keluarganya dan dia berkata : Alhamdulillah atas segalanya, dan kami diberkati Allah dengan agama (Islam) dan penghidupan yang baik. Tetapi saya mempunyai seorang anak yang menderita masalah pada sistem pencernaan dan dokter anak mengatakan kepada saya bahwa saya perlu pergi ke konsultan gastroenterologi. Sedangkan sumber keuangan sangat terbatas, dan saya selalu bepergian dan kebanyakan waktu saya habis di jalan, seperti yang Anda lihat sekarang ini.
Saudara seimanku dari Yaman itu menatapku, sedangkan mataku bergelimang air mata. Ia berkata: “Ada apa denganmu, saudaraku tercinta sampai kamu menangis?”
Aku memberitahunya, karena takjub dengan taqdir (ketetapan) Allah sambil berkata :
“Wahai saudaraku Ahmed! Apa rahasia (kebaikan) antara kamu dan Allah sehingga membawa konsultan gastroenterologi anak itu kepadamu dengan cara yang tidak biasa, jauh-jauh dari Riyadh, di mana dia mengambil jalan darat untuk pergi ke Dubai, lalu melakukan kesalahan, lalu terjebak ke dalam rawa aspal, lalu ia datang pada waktu yang ditentukan (Allah) untuk menemuimu tanpa ada janji sebelumnya?”
Lalu dia berkata dengan penuh semangat: “Apakah Anda seorang konsultan gastroenterologi anak?”
Saya jawab iya. Seketika saudaraku Ahmed menangis dan terus menangis…
Lalu saya berkata kepadanya: “Tidak ada yang salah denganmu, dan aku menyampaikan kabar gembira yang akan menyenangkan hatimu, Insya Allah.”
“Datanglah kepadaku di rumah sakit X di Riyadh dan kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk merawat putramu”
“Anda adalah pria yang menunjukkan tanda-tanda kebaikan dan kebenaran ada dalam dirimu.”
Kemudian dia mulai berdoa untuk saya, dan bersyukur banyak kepada Allah atas berkah dan kesempatan ini.
Sebenarnya saya tidak tahu kebaikan apa yang disembunyikan pria ini, dan saya sengaja tidak memintanya untuk memberitahukannya kepada saya agar ia tidak merasa berat hati.
Namun pelajaran penting bagi saya dan bagi Anda semua dalam kisah nyata ini ialah :
“Barangsiapa mempunyai harta terpendam yang baik (amal-amal shaleh yang dilakukan secara sembunyi dengan ikhlas kepada Allah), seperti sedekah/infak, doa yang ikhlas, dan berbagai manfaat (kebaikan) yang berkesinambungan untuk kemaslahatan orang-orang yang membutuhkan, dengan keikhlasan niat, maka akan menjadi sebab utama – insya Allah – Allah memenuhi kebutuhannya, memudahkan urusannya dan menyelamatkannya ketika terjadi musibah dan kesulitan, ditambah pahalanya akan berat dalam timbangan amal shaleh di hari kiamat kelak.”