Jika beliau menerima dunia tersebut, maka bukti kecintaan beliau kepada dunia tersebut ialah penerimaan beliau terhadap tawaran dalam bentuk dunia tersebut.
Namun beliau menolak mencintai sesuatu yang dibenci Allah, dan mengangkat apa yang direndahkan Pemiliknya.
Jika Allah Ta’ala tidak menunjukkan tentang rendahnya nilai dunia kepada beliau, namun Dia memandang rendah dunia tersebut dengan menjadikan kebaikannya sebagai pahala bagi orang-orang yang taat, dan menjadikan hukuman dunia sebagai siksa bagi orang-orang yang bermaksiat. Kemudian Allah mengeluarkan pahala taat dari dunia tersebut, dan mengeluarkan hukuman maksiat daripadanya.
Di antara hal menunjukkan kepada dunia tentang keburukan dunia ini, bahwa Allah Ta’ala menjauhkan dunia dari orang- orang yang shalih dengan suka rela dan membentangkannya kepada musuh-musuh-Nya dengan tujuan menipunya.
Orang yang tertipu dengan dunia dan tergoda dengannya menyangka bahwa ia dimuliakan Allah Ta’ala dengan dunia tersebut. Ia lupa terhadap apa yang diperbuat Allah terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Nabi Musa ‘Alaihis Salam.
Adapun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau mengikatkan batu diperutnya karena saking laparnya.
Adapun Nabi Musa ‘Alaihis Salam, beliau tidak meminta sesuatu kepada Allah Ta‘ala pada saat ia berteduh di bawah pohon, selain makanan yang bisa beliau makan untuk menghilangkan kelaparannya.
Sungguh banyak sekali riwayat-riwayat dan Nabi Musa ‘Alaihis Salam, bahwa Allah Ta’ala mewahyukan kepada beliau , Hai Musa, jika engkau melihat kemiskinan datang kepadamu, katakan, ‘Selamat datang simbol orang-orang shalih.’ Jika engkau melihat kekayaan datang kepadamu, katakan, ‘ini adalah dosa yang hukumannya dipercepat.’
Jika engkau mau, aku ketengahkan Nabi Isa ‘alaihis salam kepada baginda, karena ia amat menakjubkan. Ia berkata, “Lauk-ku adalah lapar, Syi’arku ialah takut, Pakaianku ialah wol., Hewan kendaraanku ialah kedua kakiku. Lampuku di malam hari ialah bulan. Bahan bakarku di musim dingin ialah matahari. Buah -buahanku dan penghidupanku ialah apa yang ditumbuhkan bumi untuk binatang buas dan hewan ternak. Aku tidur dalam keadaan tidak memiliki apa-apa dan tidak ada seorang pun yang lebih kaya dariku”.
Jika engkau mau, aku ketengahkan contoh keempat, yaitu Nabi Sulaiman bin Daud Alaihimas Salam, karena ia tidak kalah menakjubkan. Ia makan roti dan gandum, memberi roti coklat kepada keluarganya, dan tepung putih kepada rakyatnya.
Jika malam telah tiba, ia memakai baju dari tenunan kasar, dari tangannya ke lehernya Ia semalaman menangis hingga pagi hari. Ia makan makanan yang kasar, dan mengenakan pakaian kasar. Kendati Itu semua, mereka membenci apa saja yang dibenci Allah Ta’ala, memandang kecil apa yang dipandang kecil oleh Allah Ta’ala, dan bersikap zuhud di dalam hal-hal yang Allah bersikap zuhud di dalamnya.
Kemudian orang-orang shalih meniti jalan mereka, menapaktilasi jalan mereka, mengharuskan dirinya berlelah- lelah, dan memahami lbrah, serta merenung diri.