Ukhuwah Pada Sebuah Pelatihan

Saya penasaran pada sekelompok ibu-ibu yang turut menghadiri sebuah pelatihan. Pelatihan yang diadakan oleh sebuah MLM syariah. Penasaran karena saat saya dan lima orang ibu-ibu tersebut bertemu di musholla, mereka “cuek” saja pada diriku. Padahal aku sudah menyiapkan sebuah senyum untuk mereka.

Nggak enak rasanya dicuekin. Padahal mereka jelas sekali adalah saudara seiman. Menutup auratnya sangat rapi, tapi mana senyumnya? Olala… berulang-kali aku mencoba, ternyata nggak kena!

Bu.. maaf ya. Kalian lima orang ini dari halakah …?” Aku berusaha “menembak” mereka. Karena pelatihan ini dua hari satu malam, masa tidak ada ukhuwah. Maka mereka pun menjawab,” Benar.” Dan mulai terlihat senyum manisnya. Ternyata mereka harus didahului untuk menyapa.

Ujung-ujungnya mereka akhirnya memberi informasi bahwa ada orang diatas mereka ada sedikit gesekan. Tapi tentu saja saya tidak mau menerima alasan itu.

Biarlah mereka yang berselisih, masa kita ikut-ikutan?! Bagaimana Islam kedepannya bila hanya mengedepankan halakah masing-masing. Bukankah kalian ber-Islam sama dengan aku?” Aku mau membuka wawasan mereka, agar mereka tidak berpikiran sempit tentang sebuah ukhuwah.

Setiap halakah kan punya tujuan yang sama? Yaitu menebarkan “kebaikan” untuk seluruh umat manusia. Syahadat dan rukun Islam kalian juga sama dengan aku. Lain cerita kalau kalian menurutku menganut aliran sesat! He..he…” aku tertawa dan diiringi pula oleh mereka.

______oo______

Setiap ada pertemuan ( setelah pelatihan berakhir ), maka mereka, ibu-ibu yang tadinya enggan menyapaku, malah sering “heboh” ketika melihat wajahku. Terasa ada sebuah ikatan diantara kami. Rasa sayang dan saling rindu terbaca diwajah kami masing-masing.

Pertemua-pertemuan selanjutnya, adalah pertemuan yang dipenuhi dengan canda dan saling mengisi. Aku mensyukuri, bahwa dengan ikutnya aku pada pelatihan itu, membuatku menambah kawan, bahkan kawan spesial. Karena mereka dari halakah berbeda denganku, tapi kami satu pandangan kini. Yaitu sebuah pandangan, bahwa apapun “baju” yang kami pakai untuk menyentuh umat, kami lah tetap bersaudara.

Sengata, 22 Maret 2010

Halimah Taslima

Forum Lingkar Pena ( FLP ) Cab. Sengata

[email protected]