Malam semakin beranjak pagi. Seusai deadline, saya masih enggan beranjak dari kantor. Dini hari itu, selepas shalat malam, saya masih menyempatkan membaca buku tentang hikmah para nabi. Menyambut Ramadhan 1430 H ini, saya memang meniatkan untuk banyak bertadabur dengan bacaan tentang kisah-kisah Islami dari para nabi dan rasul. Kebetulan, bacaan-bacaan itu sangat saya sukai karena banyak pelajaran yang bisa dipetik dari keteladanan sifat para nabi.
Ada bab yang menarik perhatian saya ketika membaca kisah tentang Nabi Luth as. Kaum Nabi Luth as disebutkan dalam Alquran sebagai kaum yang gemar melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh kaum-kaum sebelumnya. Perbuatan yang sangat dilarang dan dimurkai Allah SWT itu adalah berhubungan intim dengan sesama jenis. ”Dan (ingatlah kisah) Luth ketika dia berkata kepada kaumnya: ”Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu sedangkan kamu melihat (nya)? Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan mendatangi wanita? Sebenarnya, kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui (akibat perbuatanmu).” (An-Naml: 54–55).
Namun, dakwah yang dilakukan Nabi Luth dengan kesabaran luar biasa dibalas dengan kesombongan dan kejahatan oleh kaumnya. ”Lalu, kaumnya mengatakan: Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu. Sebab, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwahkan dirinya) bersih.” (An-Naml: 56).
Dakwah sekian lama dari Nabi Luth tidak mendapatkan respons yang baik, namun perilaku kaumnya justru semakin keji dan menjadi-jadi. Seruan Nabi Luth agar kaumnya menikahi perempuan tidak digubris. Mereka mengancam membunuh Nabi Luth karena tak tahan dengan dakwahnya. Bahkan, mereka menantang agar mendatangkan azab Allah yang diserukan Nabi Luth. Begitu sesat dan zalimnya perilaku mereka yang setiap hari melakukan hubungan sesama jenis.
Azab Allah akhirnya benar-benar datang setelab doa Nabi Luth dikabulkan. Pertanda itu diawali dengan kedatangan dua malaikat yang menyamar sebagai laki-laki. Kaum homoseks dan isteri Nabi Luth yang mendiami negeri Sodom dan Gomorah akhirnya dihancurkan oleh Allah SWT.
”Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur ketika matahari akan terbit. Maka, kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu belerang yang keras. Sesungguhnya, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). (Al-Hijr: 73–76).
”Maka tatkala datang azab Kami. Kami jadikan negeri Kaum Luth itu yang atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (Hud 82–83).
***
Di Indonesia, orang-orang yang menyukai hubungan sesama jenis semakin berani menunjukkan eksistensi mereka. Berbagai lembaga yang menaungi organisasi mereka didirikan di beberapa kota, baik gay maupun lesbian. Naudzubillahimindzalik. Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, dan lain-lain, ada waktu tertentu untuk berkumpul bagi kaum homoseksual itu. Mereka tidak lagi malu-malu memperjuangkan legalitas untuk kaum laknat tersebut. Bahkan, ada sepasang gay yang melangsungkan pernikahan di Jogjakarta beberapa waktu silam. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Dunia yang makin renta ini seakan kian dekat dengan pertanda kiamat. Salah satu tandanya, banyak laki-laki berperilaku seperti wanita dan sebaliknya. Banyak lelaki yang gemar memakai anting-anting dan kalung. Tidak sedikit pula wanita yang memakai celana jins ketat layaknya para pria. Seks bebas semakin dipuja dan dianggap biasa di kehidupan kota-kota besar. Astaghfirullah. Kita tidak tahu kapan azab Allah itu akan datang. Dengan perbuatan moral yang semakin bejat itu, wajar bila bencana terus-menerus melanda negeri ini. Allah Mahaperkasa dan mudah bagi-Nya untuk menjatuhkan musibah dan bencana apabila kemaksiatan terus terjadi.
Kemerosotan akhlak dan perbuatan kaum Nabi Luth kembali terjadi di era modern saat ini. Perbuatan halal dan diridhai Allah seperti menikah justru tidak dihiraukan. Malah, kelakuan amoral dengan menyukai sesama jenis banyak sekali terjadi. Allah SWT dalam Alquran telah nyata-nyata memberikan peringatan bagi kaum yang akhlaknya rusak tersebut. Yakni, memberikan azab yang pedih, baik di dunia maupun akhirat.
Di berbagai sektor dan elemen masyarakat saat ini, perilaku hubungan sesama jenis telah merambah. Mulai pejabat, dokter, pegawai swasta, hingga remaja. Yang menyedihkan, ada saja tokoh publik terpelajar yang mendukung yang mendukung kehadiran kaum homoseks. Yang dia cari hanya popularitas dan simpati masyarakat. Namun, dia melupakan peringatan-peringatan Allah yang mengharamkan dan melaknat perbuatan itu.
Diperkirakan, jumlah kaum gay dan lesbian di Indonesia mencapai angka dua jutaan. Angka tersebut dia peroleh berdasar persentase 1 persen di antara populasi penduduk suatu negara seperti yang diakui di AS atau negara-negara Barat lainnya. Jadi, jika jumlah penduduk Indonesia ada 200 juta, diperkirakan 1 persen dari jumlah itu punya kecenderungan gay, lesbi, dan sejenisnya. Masya Allah.
Ini tidak bisa dibiarkan. Saya sangat geram dan jengah melihat perilaku menyimpang tersebut. Apalagi, mereka, kaum homoseksual dan pendukungnya, sering memelintir ayat-ayat dari Alquran sebagai penguat dan pembenar kelakuan bejat itu. Padahal, jelas-jelas, Allah mengancam perbuatan dosa besar tersebut dengan azab seperti yang pernah ditimpakan kepada penduduk Sodom dan Gomorah pada zaman Nabi Luth dahulu.
Suasana pagi di Surabaya saat ini begitu dingin. Hening di kantor, saya merenungkan hikmah di balik kisah tentang Nabi Luth dan azab yang menimpa kaumnya. Kini, Laut Mati di Timur Tengah menjadi saksi bisu bahwa dulu di situ ada negeri yang dihancurkan Allah dengan bencana dahsyat. Itu seperti halnya gempa hebat akibat letusan Gunung Vesuvius di Kota Pompey, Italia, karena banyak penduduknya yang melakukan hubungan sesama jenis. Saya berpikir, sungguh rendah perbuatan para kaum homoseksual itu. Binatang saja tidak ada yang berbuat demikian. Namun, mereka, kaum menyimpang tersebut, yang dibekali akal dan ilmu justru melakukan perbuatan dosa besar yang bisa memicu murka Allah.
Rabbana zalamnaa anfusanaa wainlam taghfirlanaa lanakunannaa minal khasiriin..