Sampai hari ini aku mempunyai sembilan keponakan; 3 laki-laki dan 6 perempuan. Yang sulung, Riyanto baru selesai S.1 Pendidikan Teknik Mesin UNNES. Kedua, Fitri Nurhayati, mahasiwa tingkat dua Pendidikan Ekonomi UNY. Ketiga, Sulistiyaningsih, baru diterima di Pendidikan Sejarah UNNES. Dan selebihnya masih belajar di SMA, SMP, dan SD.
Alhamdulillah ketiga keponakanku masuk PTN lewat jalur PMDK. Aku masih ingat dahulu saat melihat nilai raport Riyanto terdapat nilai merah (Sejarah), kami sempat pesimis apa bisa dia diterima PMDK. Syukurlah waktu itu kriteria PMDK bukan nilai raport semata, alias ada tes tertulis. Riyanto sadar untuk bisa diterima dia harus meraih nilai tinggi di tes tertulis, sehingga kuperhatikan dia serius belajar nguplek-uplek soal-soal latihan. Dan akhirnya dia LOLOS & bisa menyelesaikan studinya selama 4.5 tahun dengan predikat sangat memuaskan (IPK 3.00).
Lain halnya Fitri; awalnya dia daftar STPDN, gagal! Lalu STAN nihil. UMPTN juga tiada hasil. Akhirnya aku daftarkan dia ke UNY berbekal nilai raport yang bagus melalui jalur PBU Non Reguler dan diterima meskipun biaya SPP-nya dua kali lipat dibandingkan dengan PBU Reguler. No problem, yang penting dia bisa menikmati pendidikan di PTN yang bagus!
Terus Sulis, tanggal 16 Juni ini meluncur ke Semarang untuk daftar ulang ke UNNES. Awalnya dia diterima cadangan dan tentunya ini membuat kami semua deg-degan! Alhamdulillah dia diterima dan pada tanggal 15 Juni lalu dia dinyatakan LULUS Ujian Nasional SMA. Aku sempat demam memikirkan kelulusannya dari SMA mengingat naiknya standar lulus dan penambahan materi Ujian.
Aku bahagia dan bangga melihat satu demi satu keponakanku kuliah dan insya Allah sukses meniti karir di masa mendatang. Aku melihat mimpi-mimpiku dahulu pelan tetapi pasti menjadi kenyataan.
Dulu aku dikuliahkan oleh para kakak. Ini karena ayahku tercinta sudah meninggal dunia dan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga. Aku sendiri bisa diterima di UNNES (IKIP Semarang) melalui jalur UMPTN. Saat itu kakak perempuan yang bekerja di Maluku membiayai Bimbinganku Menjelang UMPTN di Yogyakarta.
Setiap bulan semua kakakku (kandung dan ipar) iuran untuk membiayai keperluan hidup dan kuliahku. Sementara ibuku dengan khusyuknya mendoakan kesuksesanku tiada henti. Kalau aku pulang kampung, di malam hari saat menjelang tidur aku sering mendengarkan Ibu melantunkan ayat-ayat suci Alqur’an (Ayat-Ayat Pendek) sambil memuji-muji Gusti Allah dan mendoa. Beliau tidak hanya mendoakan saya, tetapi semua anak-anaknya yang berjumlah 5 orang.
Saat aku kekurangan uang, sementara jauh dari keluarga, aku memohon kepada Tuhan agar kelak saat keponakanku kuliah, mohon dicukupi segalanya, jangan sampai kelaparan seperti aku. Saya pun berbisik pada-Nya agar kelak diberi pekerjaan yang baik dan penuh berkah sehingga aku bisa membantu kakak-kakak menguliahkan anak-anaknya.
Hari ini aku belajar dua hal besar. Pertama, Kedalaman niat akan membuahkan hasil luar biasa! Membantu biaya kuliah para keponakan bukanlah barang ringan seperti halnya kerja keras seluruh kakak-kakakku dalam menyokong uang studiku. Apalagi saat ini harga melambung!
Aku pun teringat pengalamanku mengikuti seleksi Teacher Training to Japan (Monbungso). Di samping dengan belajar keras tiada henti, aku pun menghiba pada Tuhan agar niatku untuk menuntut ilmu yang bermanfaat ke negeri orang dan membantu kakak-kakakku dikabulkan. Aku kumpulkan semua keponakan agar turut mendoakan keberhasilanku. Aku juga mohon restu Ibu yang sempat keberatan jika aku harus pergi jauh. Dan thanks God, Tuhan kabulkan permintaan kami.
Pelajaran kedua yang kupetik adalah persatuan dan kesatuan hati juga merupakan kunci kesuksesan. Kami lima bersaudara bersatu padu, saling bantu membantu dalam segala hal yang baik, termasuk dengan kakak ipar. Dan kebiasaan mulia ini semoga akan menurun pada para keponakan kami, seperti tanggal 16 Juni lalu Riyanto membantu membayarkan biaya daftar ulang dan mengantarkan Sulis ke UNNES serta menitipkannya di kos teman perempuannya. Fitri kemarin sempat pula mengambilkan formulir PBU Non Reguler UNY buat Sulis untuk jaga-jaga daftar kalau PMDK UNNESnya gagal.
Ya, kami memang dilahirkan untuk saling mengisi, bahu membahu menuju kebahagiaan. Semoga Allah SWT yang Maha Esa selalu menyatukan hati kami dalam keimanan dan kebaikan. Amin.