Seutas tali, yang bahkan beban berat pun dapat diikatnya, tetaplah merupakan kumpulan dari benang-benang kecil pada awalnya. Kumpulan benang-benang yang terjalin begitu eratnya, lalu kemudian membentuk ikatan tali yang sangat kokoh.
Ada banyak ton berat yang mampu diangkatnya. Dapatkah selembar benang kecil melakukannya? Ah, tentu saja tidak. Ia hanya akan kuat jika telah terjalin bersama. Meskipun ia pada awalnya sama, hanya selembar benang kecil…
Begitulah jalan da’wah ini… Sungguh, kekuatannya terletak pada amal jama’i nya. Bukankah domba yang sendirian dan terpisah dari romobongannya lebih gampang diterkam srigala dari pada domba yang bersama-sama?
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar (Qs. At-Taubah : 111)
Maka… Di mana pun posisinya, apapun itu…meski bagi ‘mereka’ kau hanya sebutir debu yang tiada berarti apapun, tetaplah…tetaplah di jalan da’wah ini. Karena, kita berbuat, bukan karena ‘mereka’, tapi…karena Allah saja. Maka, cukuplah Allah saja… Cukuplah Allah saja yang menilai…
Karena—sekali lagi—ini tak memiliki korelasi antar sesama manusia, melainkan dengan-Nya! Karena, ini bukan soal “di mana posisimu dan sebesar apa prestise amanahmu”, tapi, soal “kontribusi apa yang kamu berikan, dengan segenap kemampuan yang kau punya.” Karena, amanah bukan prestise. Bukan!
Percayalah, bahwa kualitas diri seseorang tak berbanding lurus dengan amanahnya. Kualitas diri itu, tergantung sejauh mana kedekatannya dengan Rabb dan seoptimal apa upayanya dalam melaksanakan segenap tugas da’wah…
Tidakkah kita belajar dari sosok-sosok sederhana yang luar biasa itu? Tidakkah?? Mereka, adalah orang-orang yang bahkan “tak terlihat” oleh ‘mereka’. Tapi lihatlah, komitmennya! Lihatlah bagaimana mereka selalu berupaya untuk menebarkan kebaikan…kebaikan..kebaikan…sekali lagi kebaikan! Pandangilah kesejukan mereka…, mereka yang bahkan –sekali lagi–“tak terlihat” oleh ‘mereka’, tapii, sungguh memandang mereka membuat kau takjub dan ingat pada-Nya. Maka, sekali lagi…, ini bukan soal prestise! Tapi.., soal kontribusi.
Tetaplah…tetaplah…, tetaplah di jalan ini… Meski kita hanya selembar benang yang terletak di paling terperosok sekali pun. Yang bahkan tak satu pun yang melihat…, karena satu keyakinan yang mesti kita punya, bahwa Allah selalu melihat! Dan bahwa cukuplah Allah saja yang menilai upaya kita.
Ah, jika bukan Allah tujuannya, jika bukan akhirat muaranya, jika bukan keikhlasan yang menguatkan niatnya, jika ada kekecewaan di dalamnya , jika ada dendam di setiap perbedaannya dan jika ada penolakkan di setiap keputusannya, maka sungguh da’wah ini takkan terasa manis. Justru akan terasa jumud dan membosankan. Karena da’wah hanya akan memilih orang-orang yang loyal dan memegang komitmen terhadapnya. Laiknya pionir catur yang tak pernah mundur. Ia akan terus bergerak maju!
Ya Allah, jadikan kita bagian berpegang teguh pada jalan-Mu ya Rabb…