Berbagai peristiwa dan bencana alam saat ini sering terjadi di Indonesia. Hal ini membuatku ingat suatu peristiwa pada diri sendiri ketika seorang dokter spesialis penyakit darah memvonisku agar terus minum obat minimal sepuluh tahun kalau ingin kembali normal sehingga tidak terjadi pendarahan. Kejadian ini berlangsung tepatnya 1 tahun lalu di bulan Oktober 2009. Berikut kisah nyataku semoga menjadi inspirasi bagi kita semua.
***
Sebelumnya aku termasuk mahasiswi yang cukup dikenal di kampus dengan kerajinan dan kecerdasan yang aku miliki. Aku juga senang membantu orang-orang yang sedang kesusahan dan menebar kebaikan serta senyuman kepada khayalak ramai. Hingga suatu saat, aku terserang penyakit DBD dan berlanjut ke penyakit ITP. Mulailah berbagai pendarahan terjadi di hidung, gusi, bintik-bintik merah di tubuh dan haid yang tiada berhenti.
Dokter dan suster pada panik melihat diriku karena trombositku semakin menurun hingga jumlah mencapai 2.000 – 3.000 dan jumlah itu adalah jumlah kritis bagi seorang manusia untuk bertahan hidup. Tapi ntah mengapa aku tidak memperlihatkan wajah sedih ataupun kekhawatiran sedikitpun. Malah wajahku terpancar aura bahagia, senyum yang indah dan rajin menyapa semua orang yang ada di Rumah Sakit. Dokter bilang bahwa beberapa pasien ITP ada yang seumur hidup meminum obat tanpa harus transfusi darah, tapi ada juga yang hanya sepuluh tahun ia konsumsi obat maka dia udah kembali sehat.
Ketika aku berobat jalan alias rawat di rumah, aku berusaha tawakkal pada Allah, mungkin Allah sedang mengujiku atau Allah telah menghukumku atas kelalaian yang mungkin saja aku telah lakukan tanpa aku sadari bahwa apa yang kau lakukan adalah salah. Sungguh ini adalah nikmat terindah bagiku. Alhamdulillah, karena berkat do’a dariku dan semua sahabatku serta wujud kepasrahan pada-Nya aku mulai menghentikan pemakaian obat selama 4-5 bulan tanpa mengalami pendarahan.
***
Banyak orang yang tidak percaya melihatku bahwa aku telah bisa berhenti dari konsumsi obat. Begitu juga dengan teman-temanku di komunitas ITP saling mendukung dan memberi ilmu. Bagiku hidup ini harus dinikmati. Karena Allah yang telah menciptakan kita tidak akan membebani makhluk-Nya melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Kuncinya hanyalah bersabar jika kita diberi ujian dan bersyukur bila kita dikaruniai kesenangan, Berdo’a dan terus bergerak untuk mencapai impian. Apalagi jika kita menderita sakit yang sangat parah dan mengancam jiwa kita.
Jika iman tidak kuat dan timbul sikap kepasrahan dalam jiwa yang berujung putus asa maka yang ada hanya tangisan dan tangisan. Mengurung diri di dalam kamar sembari menerima begitu saja penyakit itu hingga Yang Maha Kuasa menjemput ajalnya. Penyakit itu pun semakin parah, karena tiada usaha yang kita lakukan untuk menyembuhkannya atau kita sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tidak ketemu jalan pengobatannya. Apakah kita akan berhenti berusaha sampai di sini saja?
Ada yang bertanya kepadaku, “apakah aku tidak pernah mengalami kesedihan atau menangis atas cobaan hidup yang kualami itu?” Ya, aku pernah mengalami kesedihan dan kekesalan mengapa aku bisa mengalami sakit yang berujung pendarahan. Hal itu menunjukkan, bukannya aku tidak mengalami kesedihan, justru aku salah satu orang yang sangat sedih dengan keadaanku sendiri. Pernah aku berdialog kepada Sang Pencipta, “salah aku di mana hingga cobaan begitu berat ini menimpa diriku ini? Apakah dosaku sudah menumpuk ya Rabb?.” Setelah aku intropeksi diri, ini adalah sebuah ujian dari-Nya. Dia akan menguji iman kita, apakah iman kita kuat atau mudah goyah ketika diberi suatu cobaan hidup. Dia juga akan menguji sampai di mana batas keikhlasan kita akan qadha (ketetapan) yang telah diatur-Nya. Mampu tidak kita mengambil hikmah terhadap berbagai kejadian yang kita alami. Karena bila kita mampu janji Allah selalu benar adanya sesuai iman di hati, Dia akan beri hadiah pada kita dari arah yang tidak kita sangka-sangka, Dia akan menaikkan derajat kita dan penduduk langit serta bumi akan menyayangi kita. Inilah langkah awal kita untuk melakukan perbaikan diri menjadi lebih baik, tidak mensia-siakan waktu dan nafas kita. Begitulah kekuatan iman yang menjadi sumber dari segala kekuatan yang ada untuk memotivasi diri kita agar tetap bertahan dan semangat dalam menajalani lika-liku dunia fatamorgana. Karena hidup ini selalu berputar, kadang di atas, di bawah, miskin, kaya, beruntung, susah, senang, dll. Sesungguhnya keimananlah yang mendatangkan keajaiban tersebut.
Aku tidak hanya berdiam diri saja. Tanpa obat sebenarnya tubuhku lemas. Pernah diriku hampir pingsan karena tubuh yang lemas dan sedikit mengalami pendarahan. Jikalau orang yang melihatku bahwa setiap sebulan sekali diambil darahnya untuk di periksa, mereka selalu sedih dan berkata, “mengapa orang sebaik diri Evi harus menerima cobaan seberat ini, meminum obat yang keras secara rutin dan harus mengalami muka yang moonface akibat efek samping dari obat yang dikonsumsi”. Airmataku kadang mengalir jika ada yang kasihan melihatku. Aku sendiri sebenarnya tak sanggup melihat kondisi diri ini. Mata yang semakin rabun, berair, muka semakin bulat, dan kadang-kadang mengalami pendarahan di kulit.
Akan tetapi aku berikhtiar dan mencari cara sesuatu yang membuatku kembali bangkit dari kelemahan fisik ini menjadi kuat untuk beraktivitas seperti orang normal karena aku tak ingin orang lain bersedih melihat apa yang terjadi padaku. Aku ingin orang-orang yang berada di dekatku tersenyum bahagia, semangat dan merasa nyaman.
Beberapa cara yang kulakukan agar tubuhku sehat tidak mengalami pendarahan tanpa obat yaitu :
- Mengindari yang namanya susu
- Menghindari makan yang asam-asam karena bisa memicu bagi yang asam lambung tinggi.
- Makan buah sebelum makan. Biasanya saya makan melon atau pepaya. Juga bisa buah bit.
- Banyak makan sayuran, juga tempe dan tahu.
- Membiasakan diri membuat pernafasan secara teratur setiap bangun atau pada saat kita mau tidur. Dua kali dalam sehari kita lakukan selama 10 kali dalam setiap kali kita melakukan pernafasan. Dengan metode 5, 20, 10. Kita tarik nafas, hisap 5 detik kemudian kita tahan 20 detik lalu kita keluarkan 10 detik melalui mulut diantara sela-sela gigi. Jadi kita menghisap, memasukkan udara melalui hidung, lalu kita tahan, kemudian kita keluarkan secara perlahan-lahan dalam 10 hitungan. Lakukan secara rutin 10 kali sehari setiap hari, bangun tidur atau mau tidur. Maka kita akan mendapat fisik yang segar.
- Berpikir positif dan optimis. Open your heard, your mind and be stewardness.
- Sabar dan ikhlas atas ujian yag kita terima.
- Berdo’a, berusaha, tawakkal dan rajin beribadah pada Yang Maha Kuasa.“Jika kesembuhan itu yang terbaik bagi Allah, aku bersyukur. Namun, apabila Allah tidak memberikan kesembuhan padaku hanya agar aku tidak melangkah ke tempat-tempat maksiat aku pun bersyukur. Allah Maha Tahu yang terbaik untukku.”
- Sering membaca Al-Qur’an baik melalui mushaf ataupun murrotal qur’an serta berusaha mentadaburri ayatNya dan mengamalkannya.
- Berolahraga, *tapi yang satu ini di lihat kondisi tubuh juga, ga boleh terlalu letih*.
- Tersenyum dan selalu semangat dalam beraktivitas
- Banyak minum air putih, sesuaikan dengan berat tubuh. Terutama ketika baru bangun tidur, karena ada enzim luar biasa yang bagus untuk metabolisme tubuh kita.
- Minum madu/habbatasauda
Banyak teman-teman ITP yang menanyakan padaku bagaimana untuk berhenti konsumsi obat. Hal tersebut bukan membuat mereka menyerah begitu saja. Aku dan teman-teman yang lain sama-sama saling memberikan motivasi agar bisa bangkit kembali menjadi menjadi manusia yang penuh semangat dalam menjalani setiap aktivitasnya di kehidupan sehari-hari.
Bagiku, dokter hanyalah manusia sedangkan yang berhak mengatur mati dan hidupnya diri kita hanyalah Allah yang telah menciptakan kita ke dunia yang fatamorgana ini. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, ditangan-Nyalah segala kerajaan. Oleh sebab itu, mari kita jadikan sakit, cobaan, ujian, kesulitan dan kesedihan yang kita alami sebagai motivasi dalam diri kita, untuk terus bergerak aktif, untuk menguatkan keimanan pada diri kita dan juga sebagai sarana instropeksi diri agar lebih mendekatkan diri dalam beribadah dan mengingat-Nya sehingga ketaqwaan kita kepada Sang Pencipta semakin meningkat. Bencana dan musibah dapat terjadi menimpa kita, kapan saja, di mana saja dan pada saat kita sedang melakukan apa. Hanya saja yang bisa kita lakukan adalah bertahanlah untuk hidup dengan tidak mensia-siakan waktu yang yang ada, optimalkan waktu yang ada untuk beramal, berbuat kebaikan dan diisi dengan aktivitas yang bermanfaat sehingga kita menjadi manusia yang berkualitas. Ingatlah kita selalu bahwa hari-hari yang kita jalani kelak akan diminta pertanggungjawabannya di hari akhir kelak dan menjadi saksi dari setiap amalan yang dilakukan. Jadikan rasa takut yang sedang kita hadapi untuk memperoleh energi ekstra yaitu energi positif menemukan jawaban untuk bergerak maju dan mengatasi setiap tantangan sehingga menjadi pribadi bercahaya, berkualitas dan semangat dalam menjalani setiap episode kehidupan.
Catatan ini Evi tulis mengingat kejadian yang menimpa diri ini 1 tahun yang lalu. Semoga dapat bermanfaat dan menginspirasi kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
~Evi A.~
Medan, 14 November 2010