Terlalu banyak orang yang mengeluh ‘aku tidak bisa’ padahal belum juga ia mencobanya. Banyak alasan yang mengatakan bahwa semuanya di mulai dengan sebuah bakat, padahal bakat itu hanya 10 % saja. Sisanya adalah bagaimana usaha kita membangkitkan potensi yang ada dalam diri kita.
Ada juga yang mengatakan, “Ilmuku sedikit jadi aku tak mampu melakukannya.”
Padahal dengan kemauan dan kesungguhan yang bulat di barengi dengan niat yang baik dan jernih untuk meraih ilmu maka semuanya akan menjadi bisa.
Kebanyakan orang sukses itu berawal dari sesuatu yang sulit, berjuang terus bergerak mulai dari nol sampai ia mengukir prestasi gemilang. Bahkan sesuatu yang tidak pernah ia sangkakan akan terjadi padanya menjadi sebuah kenyataan yang membahagiakan.
Hal ini juga yang terjadi pada diriku sendiri. Aku tidak suka dengan pelajaran Fisika tapi kusuka dengan sesuatu yang berhubungan dengan Psikologi, Biologi, penelitian-penelitian, Kimia, Matematika dan Kedokteran.
Tapi saat itu aku gagal memasuki dunia kedokteran karena orangtuaku tidak punya biaya yang cukup banyak untuk memasukkan aku ke universitas kedokteran. Bahkan hingga sekarang. Semua olok-olokan masih di terima oleh orangtuaku dan diriku sendiri dari orang lain. Apakah aku bersedih sahabatku? Ya, aku bersedih. Tapi kesedihanku itulah yang aku jadikan semangat untuk terus mempelajari ilmu kedokteran. Bahkan hingga sekarang aku selalu menyisakan uangku untuk membeli buku-buku kedokteran ─yang begitu mahal harganya─ tapi demi ilmu, aku harus sanggup.
Aku yakin suatu saat ilmuku akan berguna. Alhamdulillah, saat ini sedang berusaha membuat buku yang berhubungan dengan kesehatan atau ilmu kedokteran. Sulit kurasakan mencari data dan fakta, tapi dengan kerja keras dan do’a maka kuyakin semua akan menjadi mudah.
Di luar dugaanku, aku memilih bidang yang sama sekali aku kurang sukai yaitu Teknik Elektro─lebih dominan ke pelajaran Fisika. Saat itu, aku tertantang mengambil Teknik Elektro karena aku yakin bisa menaklukannya, walaupun perlu usaha keras untuk mempelajarinya. Kuliahku di bidang matematika pun akhirnya kulepaskan (padahal universitasnya negeri juga).
Alhamdulillah, skripsiku dulu bisa berada pada bidang penelitian elektro kedokteran. Aku senang banget. Dan nilai yang kuperoleh juga cukup membanggakan dan tidak memalukan. Sungguh Allah itu selalu baik kan sahabat. Pasti ada hikmah di balik sesuatu yang kita jalani.
Aku juga kurang suka Sastra Indonesia ─karena trauma sejak SMP karya puisiku dibilang guruku tidak bagus─ membuatku mundur dan sulit untuk menyukai apalagi berimajinasi. Akan tetapi, sejak Allah memberikan nikmat sakit padaku ─penyakit kelainan darah─ aku menjadi bangkit untuk menulis. Mulai suka membaca buku-buku sastra, mulai menulis puisi dan apa saja yang aku sukai. Saat ini aku berusaha untuk meningkatkan kemampuan menulisku.
Alhamdulillah, penyakitku pun berangsur semakin sembuh. Aku berterimakasih pada semua sahabatku di dunia maya Facebook─selalu memberi motivasi dan dukungan bagiku untuk mengikis dan menghilangkan sisi negatif tersebut menjadi sisi positif.
Aku akan berkomitmen pada diriku akan terus menuntut ilmu, tidak menyerah dalam menulis ─walaupun kegagalan sering menghampiriku─ aku tetap bergerak maju, tidak mempersempit pikiran dengan berbagai masalah yang menyebab hati gundah gulana, sedih, dan segala hal yang menghancurkan impianku.
Sahabatku, pikirkan selalu bakat apa yang belum kita maksimalkan. Jangan pernah takut mencoba, jangan pernah takut gagal, jangan takut pada sakit dan jangan pernah menolak sebuah peluang yang ada karena merasa tidak yakin membawakannya. Bisa jadi inilah peluang terbaik yang akan membuat diri kita menjadi besar dan luar biasa.
Aku selalu ingat bahwa Allah selalu ada dalam prasangka hamba-Nya. Oleh sebab itu yakinlah dan percayalah selalu dengan potensi yang kita miliki. Semakin baik dan jernih niat kita, insya Allah semakin besar barakah yang diberikan Allah kepada kita. Bersungguh-sungguhlah dengan niat untuk impian kita di masa depan.
Allah akan menyempurnakan apa yang kita niatkan, sekalipun kita tidak bisa melaksanakannya.
Berbahagialah dengan niat kita, sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda, innamal a’malu binniyyati. “Sesungguhnya amal perbuatan itu (dinilai) hanya berdasarkan niatnya ─di dalam riwayat lain: berdasarkan niat-niatnya─ dan sesungguhnya setiap orang hanya memperoleh apa yang ia niatkan; barangsiapa yang hijrahnya (diniatkan) kepada Allah dan Rasul-Nya maka (nilai) hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya (diniatkan) kepada dunia yang ingin diraihnya atau perempuan yang ingin dinikahinya maka (nilai) hijrahnya adalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya itu.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, dan An-Nasa’i, shahih)
Sahabatku, masih terasa sulitkah menemukan dan menggali potensi yang ada pada diri kita? Jika kita masih mengalami kesulitan maka kita harus kembali melihat niat kita ─jangan sampai kita menyangka memiliki niat, padahal hanya angan-angan yang tidak jelas, yang kemudian kita jelaskan dengan akal─ akhirnya menjadikan kita terkelabui (ghurur).
Tapi jika niat kita telah baik akan tetapi masih sulit dalam eksplorasi potensi diri kita maka perhatikan diri kita ─bisa jadi semua tertutupi oleh perbuatan maksiat kita, dosa-dosa kita atau terselimuti syahwat yang menggelora─ semua masih bisa di atasi dengan taubat. Kembali bertakwa menata iman di hati sehingga Allah akan memudahkan segala aktivitas kita dan Dia mengajari kita banyak ilmu, memberi kita rezeki yang berkah dan membukakan semua potensi yang terpendam di dalam diri kita. Jadilah kita menjadi mutiara yang indah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya”
“Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling baik akhlaknya”
“Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain”
Sahabatku yang kusayangi karena Allah, semoga sekelumit kisah saya ini menjadikan diri kita menjadi semangat kembali mengukir prestasi. Maafkan Evi bila selama ini memiliki salah kata-kata dalam ucapan atau tulisan yang menyinggung perasaan sahabatku semua. Karena Evi bukanlah insan ang sempurna, sesungguhnya kesempurnaan hanya miliki Allah semata.
Marilah kita sama-sama memperbanyak kematian sahabatku karena dengan mengingat kematian maka kita akan terus mempersiapkan diri untuk menata hari-hari kita dengan kebaikan, prestasi dan amalan shalih yang terpuji. Mohon selipkan selalu namaku di do’amu ya sahabatku, aku pun selalu mendo’akanmu.
Haqaa-iqul yaumi ahlaamul amsi
wa ahlaamul yaumi haqaa-iqul ghadi
kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin
dan mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari
(Hasan Al Banna)
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
~Evi A.~
http://eviandrianimosy.blogspot.com/