Eramuslim.com – Jangan pernah abaikan kekuatan emak-emak, dalam urusan negara sekalipun. Saat emak-emak sudah ngomel karena harga-harga naik, disitulah awal turunnya pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Jadi, stabalitas ekonomi sebuah negara tampak dari stabilitas emosi emak-emak. Jika emak-emak ngomel, berarti ekonomi melemah. Jika emak-emak tersenyum, berarti ekonomi tumbuh baik. Jika emak-emak demo….berarti ekonomi diambang keruntuhan.
Dari hal kebijakan sederhana saja, misalnya saat biaya listrik rumah tangga naik karena subsidi dicabut. Emak-emak yang biasanya bayar 100 ribu perbulan menjadi 200 ribu per bulan. Efeknya emak-emak ngomel.
Perhatikan pasar saat itu…
Saat pengeluaran listrik menjadi 200 ribu, maka emak-emak mengatur ulang belanjanya. Yang biasanya tiap sebulan sekali beli terigu 1 kg, dikurangi menjadi ½ kg. Yang biasanya beli mie 10 bungkus, kini beli 7 bungkus. Yang tidak berubah hanya beli beras, karena ini wajib. Inipun emak-emak kota. Kalo yang di desa bakal menguranginya dan menggantinya kekurangannya dengan gaplek, jagung, atau lainnya. Ini terpaksa dilakukan karena penghasilan suaminya tetap, sedang biaya rumah tangga naik saat subsidi listik naik.