Ketika sampai ke Gua Tsur inilah peristiwa sejarah “pemilik dua sabuk” terjadi. Asma’ menyobek kerudungnya menjadi dua. Satu bagian untuk dijadikan sebagai ikat pinggang dan satunya lagi untuk mengikat bekal. Saat itu, Rasulullah memberi kabar gembira atas apa yang telah dilakukan Asma’, kemudian berkata, “Sesungguhnya Allah telah mengganti ikat pinggangmu ini dengan dua ikat pinggang di surga”. Sejak itu, Asma, putri Abu Bakar mendapat gelar Dzatu an-nitthqain yaitu orang yang mempunyai dua ikat pinggang.
Masih banyak lagi cerita lainnya. Tentang Ummu Ruman (Zainab), wanita yang dijanjikan surga bukan karena keelokan wajahnya, tapi, ia adalah isteri Abu Bakar yang sabar menerima resiko mendampingi suaminya dalam berdakwah, ia adalah simbol wanita pertama yang memikul tugas mendidik, mengarahkan dan membimbing anak-anak mereka.. Tentang Ummu Waraqah, seorang wanita baik hati yang teraniaya dan dibunuh hamba sahayanya sendiri karena iming-iming harta. Tentang Ummu Aiman yang penuh ikhlas merawat Muhammad. Tentang Nasibah binti Ka’ab, bidadari yang terluka dalam perang Uhud. Begitu juga Ummu Zafar, wanita yang sabar dalam keadaan sakitnya.
Saya trenyuh dan haru membaca kisah-kisah wanita hebat itu,
bidadari-bidadari surga itu…
hingga kemudian saya teringat kepada ibunda….
Istaria Sumari, dia hanya wanita sederhana. Tapi, sebagai anaknya, ketulusan, kasih sayang dan ajaran cintanya sampai saat ini masih terus saya rasakan. Dia bukan hanya sosok seorang ibu, tapi sekaligus guru dan sahabat. Mungkin saat ini saya belum bisa berikan yang terbaik untuknya. Karena itu, hanya lantunan doa dan dzikir cinta yang bisa saya berikan untuk Ibunda tercinta
Ya Allah ya Rabbi
Berikanlah kebahagiaan dalam hatinya
Jadikanlah ia wanita yang senantiasa teguh
Memegang ajaranMu
Muliakanlah ia di dunia dan kelak
Berikan kesempatan kepadanya
Untuk bisa merasakan surgaMU
~Lelaki sunyi dalam sepotong mimpi~
Purwokerto, 06.15