Berbincang mengenai landasan dasar anjuran mengucapkan doa menjenguk orang sakit, sama dengan membahas bagaimana keutamaan adab, tata cara serta esensi utama perilaku tersebut di mata Allah SWT dan Rasulnya.
Dasar Landasan Anjuran Menjenguk Orang Sakit
Tidak kurang dari 10 Hadits yang menjelaskan tentang menjenguk orang sakit. Di bawah ini akan dijelaskan 3 di antara keutamaan tersebut secara singkat, agar lebih memantapkan Anda dalam melaksanakan salah satu bentuk sunnah Nabi Muhammad SAW ini.
1. Menjenguk Orang Sakit Merupakan Sarana Mengingat Mati
Ketika Anda menjenguk kerabat maupun sahabat yang sedang sakit, mau tak mau hati dan pikiran akan merefleksi. Bertanya-tanya, bagaimana apabila musibah tersebut jatuh kepada diri sendiri?. Pada akhirnya, hal tersebut akan melahirkan simpati dan rasa syukur.
َ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلَامُ: {عُوْدُوا الْمَرِيْضَ وَاَتْبَعُوا الْجَنَازَةَ تُذَكِّرْكُمُ الْآخِرَةَ}.
Nabi saw. bersabda, “Jenguklah orang sakit dan iringilah jenazah, maka hal itu akan mengingatkan kalian pada akhirat (keadaan dan kengeriannya).”
Pada hadits di atas, perilaku menjenguk orang sakit disandingkan dengan tindakan mengantarkan jenazah ke kubur. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya merupakan sarana paling efektif bagi Anda untuk kembali waspada akan akhir kehidupan. Tepatnya, ibadah, kebaikan dan nikmat kesehatan.
2. Menjenguk Orang Sakit Merupakan Sunnah Rasulullah SAW
َ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلَامُ: {عُوْدُوا الْمَرِيْضَ وَاَتْبَعُوا الْجَنَازَةَ تُذَكِّرْكُمُ الْآخِرَةَ}.
Nabi SAW. bersabda, “Jenguklah orang sakit dan iringilah jenazah, maka hal itu akan mengingatkan kalian pada akhirat (keadaan dan kengeriannya)”.
Hadits di atas juga disepakati oleh para periwayat sebagai dasar anjuran bagi para orang Muslim untuk melaksanakan kedua perintah Nabi tersebut, sebab perilaku-perilaku itu sudah digolongkan menjadi perbuatan sunnah.
Yang dinamakan sebagai perbuatan sunnah yaitu, apabila dilaksanakan mendapatkan pahala serta berbagai keutamaan dari Rasul, sedangkan jika ditinggalkan tidak mendapatkan dosa. Kesimpulan ini didapatkan sebab melihat anjuran menjenguk orang sakit lebih menyerupai perintah.
3. Dikiaskan dengan Orang yang Berjalan-jalan di Taman Surga
Hadits yang menyampaikan kiasan ini yaitu Imam Muslim dari Tsauban RA (bekas budak Nabi). Secara eksplisit Rasulullah SAW menyampaikan bahwa pahala orang-orang Muslim yang menjenguk saudaranya bagaikan berjalan-jalan di dalam taman surga.
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {عَائِدُ الْمَرِيْضِ يَمْشِيْ فِيْ مَخْرَفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ}
Nabi saw. bersabda, “Orang yang menjenguk orang sakit maka ia akan berjalan di taman surga sampai ia kembali.”
Isi hadits tersebut sekaligus menunjukkan bahwa menghibur orang yang sakit dengan cara menjenguknya, mengajak berbicara, membawakan buah tangan dan lain-lain, merupakan wujud kepedulian tertinggi serta selalu dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Definisi Penyakit Sebagaimana Disinggung oleh Al-Qur’an
Sedikitnya, terdapat tiga buah ayat Al-Qur’an yang menyinggung perihal penyakit. Menjelaskan bahwa definisi kalimat itu bukan hanya terkait dengan jasmaniyah / badaniyah / lahiriyah, akan tetapi juga rohaniah / qalbiyah. Berikut firman Allah SWT
Q.S An-Nur ayat 61
لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَجٌ وَّلَا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَنْ تَأْكُلُوْا مِنْۢ بُيُوْتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اٰبَاۤىِٕكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اُمَّهٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اِخْوَانِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخَوٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَعْمَامِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ عَمّٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخْوَالِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ خٰلٰتِكُمْ اَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَّفَاتِحَهٗٓ اَوْ صَدِيْقِكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَأْكُلُوْا جَمِيْعًا اَوْ اَشْتَاتًاۗ فَاِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً طَيِّبَةً ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu, makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kamu miliki kuncinya atau (di rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) bagimu, agar kamu mengerti.”
Adapun ayat yang menyinggung penyakit Batiniyah di Surah Al-Muddatstsir Ayat 31 yaitu:
وَمَا جَعَلْنَآ اَصْحٰبَ النَّارِ اِلَّا مَلٰۤىِٕكَةً ۖوَّمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ اِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْاۙ لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ وَيَزْدَادَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِيْمَانًا وَّلَا يَرْتَابَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ وَالْمُؤْمِنُوْنَۙ وَلِيَقُوْلَ الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ وَّالْكٰفِرُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًاۗ كَذٰلِكَ يُضِلُّ اللّٰهُ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَمَا يَعْلَمُ جُنُوْدَ رَبِّكَ اِلَّا هُوَۗ وَمَا هِيَ اِلَّا ذِكْرٰى لِلْبَشَرِ
“Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat; dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu; dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata), “Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia.”
Kedua penyakit tersebut sama-sama mendesak untuk segera disembuhkan dengan upaya keras dari luar dan dalam. Hanya saja, konteks menjenguk di sini ditujukan kepada jenis pertama yaitu musibah yang menimpa jasadiyah / lahiriyah.
Tata Cara Menjenguk Orang Sakit Menurut Rasulullah SAW
Setelah mengetahui berbagai keutamaan serta hadits Nabi yang menganjurkan menjenguk orang sakit, di bawah ini akan dijelaskan mengenai bagaimana tata krama dalam melaksanakan perintah tersebut secara sopan dan sesuai dengan sunnah Rasul.
1. Sangat Dianjurkan Dilaksanakan pada Hari Pertama
Pertama, sangat dianjurkan menengok kerabat, teman, sahabat maupun tetangga sakit pada hari pertama. Minimal ketika mendengar kabar, Anda langsung mengusahakan bergegas untuk menuju kediaman atau tempat nya dirawat.
Hal ini diterangkan secara gamblang dalam haditsnya:
عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {عِيَادَةُ الْمَرِيْضِ أَوَّلَ يَوْمٍ فَرِيْضَةٌ وَمَا بَعْدَهَا سُنَّةٌ}
Nabi saw. bersabda, “Menjenguk orang sakit di hari pertama itu wajib, sedangkan di hari setelahnya itu sunnah.”
Jangan sampai Anda menjadi manusia lalai dan abai terhadap musibah yang menimpa orang terdekat, karena hal itu bertentangan dengan semangat agama Islam dalam menumbuhkan keharmonisan serta kepedulian antar sesama, terutama saudara seiman.
2. Duduk di Samping Orang Sakit Tersebut dan Menghibur Sewajarnya
Apabila sudah sampai di kamar perawatan si sakit, ajaklah untuk bersalaman dan sampaikan simpati sewajarnya. Setelah itu, hiburlah ia dengan menceritakan bagaimana kisah-kisah orang yang mampu sembuh dari penyakit serupa lewat semangat serta doa.
قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: {عَائِدُ الْمَرِيْضِ يَخُوْضُ فِيْ رَحْمَةِ اللهِ تَعَالَى فَإِذَا جَلَسَ عِنْدَهُ انْغَمَسَ فِيْهَا}
Nabi saw. bersabda, “Orang yang menjenguk orang sakit itu akan berjalan di dalam rahmat Allah ta’ala. Jika ia duduk di sampingnya (orang yang sakit), maka ia telah menyelam dalam rahmatNya.”
3. Mendoakan Orang Tersebut bagi Kesembuhannya
Asal mula doa ini yaitu ketika tiga orang sahabat Nabi, yaitu Abdul Aziz dan Tsabit menemui Imam Anas bin Malik. Keduanya menyampaikan bahwa salah satu mereka sedang sakit. Akhirnya, periwayat hadits tersebut (Anas) menawarkan sebuah doa andalan Rasulullah SAW.
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari–Mu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.” ( HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191)
Ketika menjenguk orang sakit, Anda tentunya tidak cukup hanya membawakannya oleh-oleh maupun berbagai bingkisan saja, sebab yang paling diinginkan oleh sang pasien adalah segera diberikan kesembuhan oleh Allah SWT.
Maka dari itu, akan menjadi kebahagiaan tersendiri ketika harapan tersebut didukung oleh para kerabat dan orang terdekat dengan untaian doa menjenguk orang sakit yang tulus serta murni. Insyaallah akan mampu membantu si sakit mulai merasakan kesembuhan.
4. Tidak Menjenguk Terlalu Lama
Alangkah baiknya apabila menjenguk orang sakit dilaksanakan tidak terlalu lama maupun cepat. Hal ini mengingat bahwa si sakit juga memerlukan waktu istirahat yang cukup demi kesembuhannya.
Hal ini biasanya disiasati dengan berbincang kepada sanak keluarga terdekat yang setiap hari menunggu dan merawatnya. Menanyakan bagaimana kondisi terakhir, penyebab sakit, anjuran dokter, maupun sebagainya.
Beberapa Jenis Doa-doa untuk Menyembuhkan Berbagai Macam Penyakit
Islam mengajarkan macam-macam doa yang dapat dilantunkan untuk menyembuhkan jenis-jenis penyakit. Baik itu bagi orang lain maupun diri sendiri, hal ini sangat menguntungkan dan menjadi tauladan pengamalan agama dalam berbagai keadaan. Berikut ini merupakan di antaranya:
Doa menghilangkan berbagai jenis penyakit
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.”
Aisyah RA menceritakan bahwa doa ini sering diucapkan oleh Rasulullah SAW untuk memohon perlindungan bagi keluarganya, supaya terhindar dari berbagai macam penyakit dengan cara mengusap menggunakan tangan kanan nya (Bukhari Muslim).
1. Obat Menyembuhkan Penyakit di Tempat Tertentu
Diriwayatkan dari Abu Abdillah Ustman bin Abil Ash, Nabi pernah mengajarinya sebuah trik untuk menyembuhkan penyakit yang berada di tempat tertentu. Caranya, letakkannlah tanganmu di atas tempat yang sakit dari tubuhmu, lalu bacalah sebanyak tiga kali بِسْمِ اللهِ
Lalu bacalah sebanyak tujuh kali أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
Dengan tips demikian, Insyaallah penyakit tersebut akan sembuh secara berangsur-angsur. Asalkan dilakukan dengan istiqomah dan ikhlas tanpa pamrih apapun. Bukankah Allah Yang Maha Mendatangkan Penyakit serta Menyembuhkan?
2. Menyembuhkan Sesak Nafas dengan Memakai Ayat dalam Al-Qur’an
Penyakit yang berkaitan dengan pernafasan dianggap sangat urgen karena merupakan bagian vital. Apabila tidak segera ditangani dengan tepat, maka jelas nyawa adalah taruhannya. Berikut ini adalah beberapa ayat untuk menyembuhkan nya:
Baca Alfatihah, ulangi beberapa kali bagian “اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ”
Baca Al-Qur’an bagian Surah Al-an’aam ayat 125.
فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
“Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
Baca Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 127.
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ اِلَّا بِاللّٰهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِيْ ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُوْنَ
“Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.”
3. Doa Menyembuhkan Beragam Jenis Penyakit Kulit
Penyakit kulit bukanlah sesuatu yang dapat diremehkan karena kehadirannya dapat sangat mengganggu kenyamanan, bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh karenanya, diperlukan penanganan segera terhadapnya, baik lewat medis atau doa.
Berikut merupakan doa untuk menyembuhkan penyakit kulit
وَعَنْ أَنَسٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَقُوْلُ : (( اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، وَالجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ )) . رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.
“Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan, (artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kulit, gila, lepra, dan dari penyakit yang jelek lainnya).” (HR. Abu Daud, no. 1554; Ahmad, 3: 192. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaliy dalam Bahjah An-Nazhirin juga menyatakan bahwa sanad hadits ini sahih).”
Selain membaca doa untuk penyembuhan, tetap perlu diamalkan pula sebagai langkah pencegahan kedatangannya kembali. Selain itu, usaha untuk menjaga kebersihan serta merawat kesehatan kulit juga diperlukan.
Demikian merupakan pembahasan mengenai doa menjenguk orang sakit. Semoga bermanfaat bagi Anda sebagai referensi dalam menemukan sumber-sumber terkait anjuran maupun tata cara yang baik dan benar dalam melaksanakan perintah tersebut.
Referensi
- Rumaysho.com
- Bincangsyariah.com
- terapiquran2015.blogspot.com