Hari itu Ranid ditemani dengan motor made-in Jepangnya berniat untuk berkunjung ke rumah salah seorang sahabat. Ditengah perjalanan ia dikejutkan oleh suasana jalan yang cukup padat. Ranid pun bertanya kepada salah seorang warga yang tengah lewat.
”Pak pak, maaf di depan ada apa ya pak?? Tanya Ranid.
”oh itu ada kebakaran pabrik cat, Mas” jawab sang warga.
”kenapa bisa kebakaran gitu Pak?? Tanya Ranid penasaran.
”iya mas, gara-gara rokok salah satu pegawainya”. Jawab warga singkat.
”o gitu ya Pak, makasih banyak pak” Ranid berterima kasih kepada warga.
”o iya,sama-sama Mas” warga merespon Ranid.
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Ranid berhasil melewati suasana kepadatan tersebut. Ranid langsung tancap gas menuju ke rumah Reza seorang sahabat yang dimaksud.
”asalamualaykum,, Alhamdulillah sampe juga, afwan Reza ane terlambat” Ranid meminta maaf pada Reza yang tengah duduk di depan teras rumah menunggu kedatangannya. ”wa alaykum salam gpp akh, santai aja, ana juga lagi gak ngapa-ngapain” jawab Reza santai.
Ranid mengeluarkan buku yang ia pinjam dari Reza untuk dikembalikan kepadanya sambil mengatakan ”maaf ya ane kelamaan balikinnya”. Reza pun menjawab dengan bijak ”gak apa-apa, kalo emang bermanfaat buat antum, kalo perlu ane kasih itu buku”.
Reza masuk kedalam rumah mengambilkan minum dan beberapa makanan kecil untuk sang teman. Selang beberapa menit ia telah keluar membawa beberapa suguhan. ”udah diminum aja dulu, antum kayaknya capek banget, emang ada apa di perjalanan??” tanya Reza penasaran setelah melihat wajah Ranid yang juga terlihat berantakan.
”oh, itu tadi ada kebakaran pas ana mau kesini kata warga sih gara-gara rokok dari salah seorang pegawainya” Ranid menjawab sambil menyerumput teh hangat yang disajikan Reza. Ranid juga berkata kepada Reza ”kasihan juga yang punya pabrik gara-gara sebuah rokok, dia jadi rugi ratusan juta rupiah”.
Reza membuka buku yang dikembalikan kepadanya ia pun mengecek keadaan bukunya sambil berkata” ya, gitulah kalo kita coba menganalogikan rokok dengan dosa kecil, ternyata hal itu gak beda jauh” ucap Reza yang malah membuat Ranid menjadi penasaran. Reza melanjutkan perkataannya ”tadi antum bilang hanya gara-gara rokok, pabrik yang begitu besar jadi kebakaran dan rugi ratusan juta rupiah kan??! Ya, itu persis banget seperti dosa kecil dalam kepribadian kita.
Sementara Reza sang mahasiswa Kesehatan masyarakat ini menjelaskan. Ranid hanya bisa diam mendengarkan dengan khusyuk penuh perhatian. Reza melanjutkan analoginya ”Tanpa sadar mungkin kita telah ”merokok” atau berbuat maksiat kecil terus rokok atau maksiat kecil itu ternyata malah menimbulkan api kobaran maksiat yang lebih besar. Emang awalnya apinya kecil tapi karena kita lalai atau mungkin gak mau ”nyiram” rokok atau maksiat kecil tadi akhirnya malah pabrik atau pribadi kita jadi kebakaran hebat yang mungkin bakalan merugikan diri kita sendiri”.
”oiya ya antum bener juga, ana juga jadi ingat ada perkataan atau hadits yang isinya tidak ada dosa kecil kalo terus menerus dilakukan dan tidak ada dosa besar kalau di iringi sama istighfar dan taubat” Ranid menyepakati analogi Reza.
Reza menambahkan ” bukan hanya itu aja, kalo kita buka hadits arbain nawawi disitu dijelaskan bahwa kemaksiatan merupakan kurir kekufuran. Dan Allah berfirman dalam surat al imron ayat 112 ” mereka membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka dahulu berbuat maksiat dan melampaui batas” Bani Israel bisa tega membunuh nabi-nabi mereka karena mereka adalah kaum yang seneng berbuat maksiat yang mungkin awalnya kecil terus menjadi menengah, sampai akhirnya mereka bisa membunuh nabi tanpa alasan yang jelas.
”maksiat Kalo diibarat-kan lagu sedikit-sedikit bisa jadi bukit, Wa Allahu A’lam” Reza mengakhiri kuliahnya.
”jadi kalo antum bisa menyimpulkan semua tadi apa, Za (Reza.Pen)??tanya Ranid penasaran.
”intinya ya jangan merokok atau yaa jangan maksiat lah, kalaupun udah terlanjur merokok, jangan lupa disiram dengan hujan istighfar. Udah gitu biaya buat beli rokok itu besar sekitar 10 ribuan. Sama juga dengan maksiat, banyak orang mengeluarkan biaya yang besar untuk maksiat. Dari mulai nonton konser musik, beli hotpants, pergi dugem itu penuh sama antrian. Sementara untuk ngaji yang gratis malah sepi dari antrian”. Jawab Reza bijak.
”ingat merokok dapat menyebabkan impotensi, gangguan kehamilan, penyakit jantung, bahkan kematian, sama kayak maksiat buat para da’i bisa menyebabkan kemandulan dakwah, gangguan keruhiyaan, penyakit hati, bahkan kematian hati.” Reza menyimpulkan pembicaraannya.
Reza terlihat makin serius menjelaskan pemikirannya, dengan ekspresi yang tenang tapi dalam akan makna ia melanjutkan ”banyak juga kan kader dakwah yang begitu, awalnya suka sama lawan jenis yang berlawanan,. terus sering SMSan, telpon-telponan, ngajak ketemuan, makin lama makin asik, eh jadi pacaran, udah pacaran jadi menganggu pikiran, akhirnya keluar dari pengajian, lalu bareng-bareng keluar sama pasangannya dari dunia perdakwahan”.
”hehe, subhanallah antum bisa aja, mentang-mentang mahasiswa kesehatan, perkara rokok ditaarik kemasalah maksiat, salut dah buat antum”. Ranid memuji sahabatnya Reza.
Penjelasan Reza akan masalah maksiat membuat Ranid tersadar. Ia pun hanya bisa beristighfar. Beristighfar atas kesalahannya baik yang kecil ataupun yang besar. Penjelasan Reza begitu sederhana semua terasa jelas jauh dari kesan samar.
Tak sia-sia ia berkunjung kerumah Reza. Banyak ilmu yang ia dapatkan darinya. Ilmu pun sudah didapatkannya. Kini, ia pun berusaha untuk mengamalkannya. ”No Smoking” Ranid pun berikrar kepada dirinya.
mukminsehat.multiply.com
[email protected]