Dibalik Kelembutan Salju

saljuOleh: Syaripudin Zuhri

Kemarin di Moskow salju turun dengan lebatnya, seharian penuh. Salju mengguyur Bumi seperti tak henti-hentinya, dan dengan demikian saljupun menyelimuti alam persada ini, dan semuanyapun memutih. Di jalan-jalan, di taman-taman, di tempat parkir, di segala tempat diliputi salju.

Salju yang terlihat indah ini telah menginspirasi para seniman, dan melahirkan berbagai karya seni, baik seni suara, musik, lukis, perfilman dan lain sebagainya. Untuk lagu mungkin anda pernah mendengar: Hati Selembut Salju”

Tapi pernahkan anda membayangkan betapa repotnya pengeruk salju atau para petugas kebersihan yang kerjaannya mengeruk salju? Ya para petugas kebersihan di Moskow atau di berbagai kota dan Negara di dunia yang mengenal empat musim, musim Dingin, Semi, Panas dan Gugur. Mereka mempunyai tugas berat bila salju turun, kasihan mereka.

Pernahkah anda membayangkan, di tengah malam di saat orang sedang tertidur nyeyak, di saat orang sedang mimpi indah atau yang sedang asik bermunajat kepadaNya, pada saat yang sama terdengar suara: “srok… srok… srok!” Dengan irama yang sama dari pengeruk salju di malam buta. Jangan-jangan tak terbayang oleh anda, kok ada orang yang tetap bekerja di tengah malam mengeruk salju, kenapa? Yak karena itu memang tugas mereka., itu pekerjaan mereka.

Yang terbayang pada anda mungkin indahnya salju, namun kenyataannya banyak sekali orang yang dibuat”repot” oleh salju yang turun. Bayangkan beribu-ribu ton salju bila turun ke Bumi itu harus dibersihkan dari jalan-jalan raya. Mengapa harus dibersihkan? Karena akan menimbulkan bahaya bagi pejalan kaki atau bagi pengendara mobil, bila salju tersebut tiba-tiba menjadi es, karena suhu turun tiba-tiba menjadi minus puluhan derajat celcius, dan hal itu sering terjadi di Moskow, di Rusia!

Sehinggga sering terjadi kecelakaan beruntun, tabrakan beruntun, bukan satu dua mobil, tapi bisa empat, lima, enam mobil sekaligus! Ini bukan khayalan, tapi kenyataan yang sering terjadi Moskow, dan itu dilihat oleh penulis langsung, bukan kata orang!

Jadi dibalik kelembutan salju atau dibalik keindahan salju, ada bahaya yang mengancam! Dan itu memang sunatullah, selalu ada keseimbangan atau ada pasangannya di dalam setiap benda, suatu peristiwa atau suatu kejadian. Ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang benar juga ada yang salah, dan hitam pasti ada putih, ada laki-laki ada perempuan, ada siang ada malam, ada senang dan susah, ada tawa dan tangis, begitu seterusnya. Coba anda bayangkan lagi para petugas pengeruk salju di musim dingin di Moskow, berjam-jam mereka di luar mengeruk salju, perempuan lagi.

Di tengah-tengah salju dan suhu udara yang sangat dingin, suhu minus bisa sampai 30 derajat C, pernah terjadi di Moskow beberapa tahun lalu, kalau kemarin, 25 Desember 2014, sih baru minus empat derajat celcius. Coba bayangkan, anda yang berada di kamar atau di dalam rumah saja merasa kedinginan, nah mereka berjam-jam di luar rumah, sambil kerja, ditengah- tengah hujan salju atau bahkan ada badai salju, mereka tetap bekerja membersihkan salju.

Kadang-kadang di pagi-pagi buta mereka sudah mengeruk salju, sementara orang lain sedang terbui oleh mimpi-mimpi yang indah, nah lebih menderitakah kamu di banding mereka? Kalau kamu merasa lebih menderita, keterlaluan!

Coba lagi kamu lihat orang-orang yang dilanda kelaparan, karena kekeringan, makan saja susah, mencari sesuap dua suap nasi saja susahnya minta ampun, loh kamu itu seringkali bahkan kekenyangan, akibatnya badanmu semakin kegemukan, tidak seimbang antar tinggi badan dan berat badanmu! Nah masihkah kamu merasa menderita? Padahal karunia Allah SWT begitu banyak telah kamu terima, hingga kamu tak mampu menghitungnya.

Dan kalau anda merasa sendirian di Moskow atau di manapun anda merantau, jauh dari sanak keluarga di Tanah air Indonesia dan merasa tidak bahagia, coba anda perhatikan dan anda bayangkan orang-orang yang hidupnya di penjara, mereka bertahun-tahun hidup di penjara, bahkan ada yang sampai seumur hidup bahkan sampai mati di penjara!

Mereka yang hidup di penjara yang mereka hadapi hanya tembok-tembok yang membeku, dingin dan kehidupan yang sangat keras. Bayangkan lagi sudah hidup di penjara, penjaranya di Musim dingin dan tak ada pemanas ruangan, benar-benar mematikan!

Mereka tak bisa kemana-mana, tidur di tempat yang kotor, nyamuk, tumbila, tikus dan lain-lain, adalah teman sehari-hari. Banyak para narapidana yang tak seharipun bisa bertemu dengan sanak keluarganya, tidak bisa bertemu anak dan istrinya.

Jadi kalau kamu saja merasa menderita atau tak merasa bahagia, atau sedang galau karena sedang tertimpa masalah atau musibah, misalnya, coba lihat bagaimana orang-orang yang sedang dilanda peperangan, di musim dingin lagi., lihat sebagai contoh, di Irak, Afganistan, Palestina, Syria dan lain-lain.

Masihkah kamu merasa lebih menderita dari mereka atau tidak bahagia? Jika jawabanya “ ya” keterlaluan, mengapa? Loh kamu masih bisa kemana-mana, pergi kemana saja yang kamu suka, tidur masih di kasur yang empuk, tak bertumbila dan tak bernyamuk, hangat, bersih dan sebagainya. Masih bisa makan yang enak-enak, bisa mencari hiburan, punya pakaian dan lain-lain.

Kalau kamu masih saja mengeluh, padahal rejeki, karunia, nimat Allah SWT yang telah diberikan kepadamu begitu banyaknya, hingga kamu sendiri tak mampu menghitung nikmat tersebut. Bila kamu masih saja mengeluh, berarti kamu manusia yang tak tahu diri.

Solusinya? Bersukurlah kepadaNya, karena apapun pekerjaanmu sekarang ini, itulah yang terbaik bagimu. Masih juga mengeluh? Lihat saja pengeruk salju itu atau lihat para pekerja kasar di penggalian tambang batubara, atau para pengungsi Palestina atau Syria, karena negaranya sedang dilanda perang, yang tinggal di tenda-tenda dan di musim dingin.

Jadi kalau anda masih mengeluh padahal sudah dikasih nikmat, anda sudah diberikan karunia atau rezeki olehNya, jangan-jangan kalau nikmat tersebut ditarik kembali oleh Allah dari anda, Allah akan anda maki-maki! Dan mengatakan : “Tuhan tidak adil!” Wah ini bahaya, kalau itu terjadi, anda benar-benar akan menjadi manusia kupur nikmat! Lama kelamaan bisa menggerus akidah atau keimanan. “Ya Allah hamba berlindung kepada-Mu dari sipat kupur seperti itu.”

 

Moskow, 6 Robiul Awwal 1436 H/26 Desember 2014