Eramuslim.com – Pada suatu zaman, hidup seorang raja yang sangat jahat. Bengis. Selalu berbuat semena-mena. Suka menyiksa orang lain. Memperlakukannya seperti binatang. Mencincangnya. Bahkan kepada mereka yang tak bersalah sekalipun.
Di zaman itu pula, hidup seorang yang bijaksana. Namanya Uqaib. Ia ahli ibadah. Ia tinggal di pegunungan. Di sanalah, ia menghabiskan waktunya untuk beribadah dan mendekat kepada Allah SWT, Tuhan semua alam.
Kabar tentang kezaliman dan kejahatan yang dilakukan sang raja begitu mengusiknya. Ia merasa kasihan. Tidak saja kepada sang raja.
Namun juga kepada mereka yang disiksa. Oleh karenanya, ia sempat kepikiran untuk turun gunung, menasihati sang raja agar menjadi baik dan taat beribadah kepada Allah SWT.
“Bukankah akan menjadi lebih baik manakala aku mendatangi raja tersebut. Menasihatinya agar selalu bertakwa kepadaNya,” katanya dalam hati.
Ia pun segera berbegas meninggalkan gunung. Pergi ke kerajaan menemui sang raja zalim tersebut. Di hadapan raja, ia berkata, “Wahai raja, bertakwalah kepada Allah SWT?”
Alih-alih mengiyakan, sang saja malah menghinanya. Mengancamnya dengan sebuah siksaan. Ia sangat murka.
“Dasar anjing. Beraninya kamu menyuruhku untuk bertakwa kepada Allah. Aku akan menyiksamu dengan siksaan yang sangat berat. Yang belum pernah dirasakan oleh orang di muka bumi ini,” kata sang raja penuh amarah.
Raja pun memberikan instruksi kepada para algojonya untuk menguliti Uqaib. Sekujur tubuhnya. Dari kaki hingga kepala.
Tak lama kemudian, proses penyiksanaan pun dimulai. Uqaib diperlakukan lebih hina daripada binatang. Dikuliti hidup-hidup. Ketika siksaan pengulitan itu sampai perutnya, ia merintih kesakitan.
Saat itu, tiba-tiba Allah SWT berfirman kepadanya, “Wahai Uqaib. Bersabarlah. Aku akan mengeluarkan kamu dari negeri kesedihan menuju negeri yang penuh dengan kesenangan dan kebahagiaan. Dari negeri yang sempit menuju negeri yang sangat lapang”
Proses pengulitan tetap berlanjut. Ia benar-benar merasakan kesakitan. Namun ia mencoba untuk bersabar dan tidak merintih. Namun ketika pengulitan sampai ke wajah, ia benar-benar tak kuat. Terpaksa ia merintih.
Allah SWT pun segera berfirman kepadanya, “Wahai Uqaib, engkau telah benar-benar membuat makhlukKu yang ada di langit dan bumi menangis. Engkau juga telah membuat para malaikatKu tertegun. Bahkan, karenamu, mereka sampai berhenti bertasbih kepadaKu.”