Diiringi musik dangdut yang lagunya hanya itu-itu saja, yang kami serumah ini cukup dibuat mual karenanya, maklum di sini hanya ada satu juragan stereo set kampung yang kompilasi lagunya cuma itu-itu aja, sebatas “ Kucing Garong dan “Cape deh ” dan aliran listrik PLN yang senin kamis nyala (sebentar-sebentar hidup, karena lebih sering matinya). Ya.. Bunda masih merenung, berpikir banyak hal mulai dari sebuah cita-cita Bunda yang mudah-mudahan gak muluk-muluk amat, untuk sekolah lagi mengambil gelar specialis, semata-mata insyaAllah untuk kebaikan umat dan untuk keluarga kita, gak lebih dan gak kurang.
Masih merenung umur yang udah gak muda lagi berpikir kemungkinan untuk bisa menunda setengah atau setahun lagi. Mengharap otak titipan sang Khalik ini masih bisa menyerap ilmu Nya. Merenung dana yang gak ada hi..hi… (biasa lah masalah orang kurang mampu apalagi yang punya segudang keinginan dan selangit cita-cita…).
Merenung kebersamaan kita yang mudah-mudahan Allah selalu memberkahi setiap ibadah, penghidupan, pencarian ilmu kita…di tengah keraguan yang begitu hebat, membuat pikiran berkabut dan kadang gelap hingga tak mampu melihat arah yang jelas. Secercah cahaya yang Abi ajarkan ke Bunda untuk selalu berpikir optimis, penuh harap dan yakin bahwa setiap usaha akan ada balasan dari Nya, Sang Maha Pemilik segalanya.
Alhamdulillah optimisme mulai merambati ke dalam relung-relung jiwa Bunda, mulai memantikkan letupan-letupan kecil api semangat di hati ini…walaupun sekarang keraguan itu berpindah terhadap pilihan study yang akan Bunda ambil..(wish u were here to discuss this matter straightly).
Hari ini selesai melahap dua buku sastra tetralogi-nya Andrea Hirata, Well it is such a great book..walaupun mengingkari jadwal belajar yang seharusnya makin diperketat mulai bulan ini sampai Agustus nanti…Kalo ada waktu coba deh baca juga, you must be have the same feellins sama Bunda. Pelajaran moral yang didapat adalah kita orang-orang yang notabene dari keluarga yang tidak berlebihan (yah biasa dibilang ga kaya lah) adalah orang-orang pemimpi yang tinggi cita-citanya yang senang sekolah, senang ilmu, senang baca, punya keinginan banyak. Kalau dibandingkan dengan temen-temen yang diberi kemudahan oleh Allah dalam hal harta, kebanyakan.. (yah walau gak semua..) adalah orang-orang yang kurang bisa memanfaatkan segala fasilitas yang dimiliki untuk meraih cita-cita besar itu.
Apa lagi bagi kebanyakan orang Indonesia yang diposisikan pada sebuah kenyataan bahwa pendidikan adalah barang mewah, mahal tidak terjangkau oleh orang-orang yang terbatas koceknya. Seperti Abi pernah cerita kalo di luar negeri orang digaji untuk jadi resident, means mudah sekali sekolah di sana hanya modal kemauan kuat dan rajin. Pelajaran moral selanjutnya adalah (sebenarnya pelajaran ini menempati urutan pertama). Our Dear Lord, Allah SWT, Dia selalu ada di mana saja membantu hamba Nya dengan tangan-tangan penopang yang tiada berkesudahan, yang senantiasa menepati janjinya bagi hamba Nya yang mau berusaha, Dia terus memperhatikan kita, menunggu kita terseok-seok merengkuh Nya….menyaksikan kita yang menggigit-gigit kukunya sampai berdarah perih (wah yang ini sih Bunda sekali ya…lagi senewenan mikir mau perpanjang atau engga he..he.. atau lagi mikir cardio apa obgyn yang dua-duanya susah untuk keterima, well cita – cita bolehkan?!).
Menyaksikan kita yang nangis di malam hari, yang tertawa di siang harinya setelah sadar kok bisa-bisanya ya anjing yang tadi malam itu melolong panjang saat bersamaan kita lagi sedih…Bunda berharap di ujung perjuangan ini ada banyak cinta Allah yang Bunda belum bisa terjemahkan hikmahnya sekarang ini, ada cahayaNya di sana yang membantu Bunda memantapkan kaki di dunia ini atau di mahsyar nanti, ada keajaiban dari Nya yang senantiasa melapangkan masa depan kita…
Masa lalu ketika kecil, remaja, masa kuliah, koass, ptt yang penuh pengorbanan, derai airmata dan tawa, plus paket khusus dari Nya berupa keluarga yang bermasalah baik secara psikologis, keagamaan dan financial, insyaAllah adalah batu- batu loncatan untuk Bunda khususnya untuk mencapai impian atau kehidupan yang lebih baik karena seperti Harun Yahya berkata: “ Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan”. Wow…Tuhanku keren bangetkan…hi..hi…
Pelajaran moral ketiga adalah keluarga adalah sumber kekuatan, ketika keluarga memang berfungsi sebagai mana mestinya, madrasah pendidikan kehidupan pertama untuk anggotanya, tempat istirahat berbagi suka duka yang paling pertama…., karena sungguh kondisi keluarga yang sehat secara fungsinya, akan melahirkan berjuta kekuatan untuk anggota dalam menghadapi kehidupan di luar sana yang keras, so.. ini persis sekali yang pernah Abi tausiahkan ke Bunda di pembicaraan selular kita yang amat panjang kemarin-kemarin dulu. Dari keluarga ini Bunda berharap lahir sumber kekuatan yang mendorong dan melesatkan anggota-anggotanya, menuntun kelak anak-anak kita memahami diennya, dirinya, impiannya dan keinginan Rabbnya.
(desa wayaua, Bacan Timur Selatan- HalMahira Selatan, Kamis, 7 Febuari 2008, pkl.23.00 wit, masih diiringi dangdutan maklum pesta tiga hari tiga malam )