Bicara tentang cinta memang tak ada habis-habisnya, karena keberadaan cinta sejak adanya manusia. Yang menjadi masalah adalah didatangi cinta mau, tapi tatkala dijauhi cinta banyak yang tak siap. Padahal masalah kedatangan dan kepergian cinta adalah sesuatu hal yang biasa, apapun namanya.
Silahkan kamu cintai dan kamu sayangi siapapun, tapi jangan sakit hati kalau mereka meninggalkanmu. Dengan kata lain, kamu bebas menyintai siapapun, tapi ingat, kamu bisa berpisah dengannya, baik karena kamu tinggalkan atau mereka meninggalkanmu.
Kalau kamu luka atau sakit hati, hingga terasa betapa perihnya luka hati itu, karena ditinggalkan oleh orang yang kamu cintai, itu normal. Karena kamu juga manusia biasa yang mempunyai perasaan, punya hati, tapi jangan sampai hal tersebut membuat kamu putus asa atau merusakan dirimu, hingga sampai misalnya ingin bunuh diri.
Berlindunglah kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk, terutama disaat luka di dada itu sampai sangat menggigit! “Ya Allah lindungi hamba dari luka yang demikian, lindungi hamba dari perasaan yang menyebabkan putus asa dari rakhmat-Mu, lindungi hamba dari perbuatan yang sia-sia!”
Sebagai manusia yang normal , ditinggalkan oleh orang-orang yang kamu cintai dan kamu sayangi akan menimbulkan luka bagi perasaanmu, namun luka tersebut jangan sampai menghancurkan segala-galanya. karena hidupmu bukan bergantung pada orang-orang yang kamu cintai, tapi kepada Allah SWT. Ditinggal oleh orang-orang yang kamu cintai bukan akhir segala-galanya. Allah tetap bersamamu dan Allah tetap menyintaimu, sebaliknya, apakah kau menyintaiNya?
CintaNya kepadamu tak mengenal waktu dan tempat, karena hidup dimanapun, tetap di bumi Allah. Hidup pada waktu kapanpun, tetap pada ketentuan Allah. Hidup bersama siapapun, tetap bersama makhluk Allah. Hidup sendirian tetap saja bersama Allah. Semuanya kembali kepada Allah dan Allah adalah tempat asal dan kembalinya sesuatu.
Dapatkah kamu bersatu dengan Allah? Yang Maha Besar, sedangkan kamu sangat kecil. Allah Yang Maha perkasa, sedangkan kamu sangat biasa. Allah Maha Kuasa, sedangkan kamu sangat lemah. Allah Maha kuat, sedangkan kamu sangat ringkih. Allah Yang Maha Mulia, sedangkan kamu sangat hina, begitu seterusnya. Apa yang Maha Baik adalah sipat-sipat Allah, untukmu malahan sipat yang sebaliknya!
Allah tidak akan pernah meninggalkanmu, karena roh milikNya telah ditiupkan padamu sejak kamu berada dalam kandungan, yang sering meninggalkan Allah justru kamu. Kamu suka lalai dan alpa, dengan sedikit kesibukan duniawi saja kamu sering meninggalkan Allah. Lupa, alpa mengingat Allah, otomatis jadi lupa menyembahNya, bahkan dikala ingatpun di saat jalan-jalan, kamu melalaikanNya.
Dimanapun dan kapanpun kamu berada , kamu tetap berada di dalam-Nya, berada di bawah kekuasaan-Nya, berada di dalam lindungan-Nya, berada di dalam cinta dan kasih-Nya, berada pada roh milik-Nya. Dan disaat meninggalpun kamu kembali kepada-Nya, rohmu yang sekarang berada dalam jasadmu, nanti kembali kepada-Nya dan jasadmu kembali keasalnya yaitu tanah!
Dan karena kamu bukan nabi, bukan rosul, bukan syuhada, bukan aulia, maka jasadmu akan hancur menjadi santapan cacing-cacing tanah dan menjadi santapan belatung belatung, kulit, daging, tulang dimakan semuanya, sampai hancur dan akhirnya lenyap menyatu dengan tanah kembali!
Sedangkan rohmu tetap dalam genggaman-Nya. Dan memang pada akhirnya jasadmu hanya menjadi bangkai yang sangat busuk, sehingga siapapun yang menciumnya akan tutup hidung sampai muntah-muntah atau mual, karena tidak tahan terhadap bau bangkai jasadmu!
Lalu orang-orang yang kamu cintai di dunia akan berlari jauh-jauh, menghindar. Tak ada satupun manusia yang suka bangkai, walaupun bangkai tersebut dulunya adalah orang yang sangat dicintai dan disayangi, orang yang menjadi belahan jiwa dan raganya. Inilah kenyataan hidup dan itulah kenyataan saat kau mati nanti!
Dan manusia yang mempunyai sipat busuk seperti bangkai, akan dijauhi oleh manusia lainnya dan menjadi bahan fitnahan yang tak habis-habisnya, bahkan banyak manusia yang lain berusaha melenyapkannya, karena begitu busuk sipat yang dimilikinya. Nah hati-hatilah jangan sampai sipatmu seperti bau bangkai. Insya Allah.
Bagaimanapun kamu tetap berada di dalam Allah. Apa yang kamu minum, air Allah. makanan yang kamu makan, berasal dari Allah. Matamu yang dapat melihat, mata pemberian Allah. Telingamu yang dapat mendengar, Telinga dari Allah. Mulutmu untuk makan, minum, berkata adalah mulut dari Allah. Kakimu dapat berjalan, kaki yang diberikan Allah. Tanganmu dapat memegang, tangan dari Allah. Begitu seterusnya. Karena memang semua yang ada padamu dan yang berada di luar dirimu adalah milik Allah. jadi apakah yang kamu miliki? Tidak ada satupun!
Semua milik-Nya, semua titipan-Nya, semua amanat-Nya yang dengannya kamu beramal kepada-Nya. Amal dari perbuatanmu itulah yang menjadi milikmu kelak. Dan amal itu ada diluar dirimu, bukan berada di dalam dirimu. balasan dari amalmu itulah yang menjadi milikmu. dan untuk melakukan perbuatan amal, kamu menggunakan milik Allah.
Seluruh anggota badanmu yang kamu gunakan untuk shalat adalah milik Allah dan Allah memberi balasan atau ganjaran untuk perbuatan tersebut, padahal tanpa anggota badanmu yang milik Allah itu, kamu tidak akan bisa mengerjakan shalat.
Seharusnya kamu tidak mendapat ganjaran apapun dari perbuatan amal yang kamu lakukan, karena semuanya bersumber dari milik Allah. Kamu tidak mengeluarkan atau mengorbankan apapun saat beribadah kepada-Nya. Yang kamu korbankan atau yang kamu keluarkan adalah milik Allah juga. Jadi seharusnya kamu tak berhak menuntut apapun dari segala amal ibadah yang kamu kerjakan kepada Allah SWT.
Jadi jika kau benar-benar menyintaiNya? Mengapa kau sering lari dariNya? Mengapa kau sering meninggalkanNya? Mengapa kau sering lupa padaNya? Mengapa kau sering melalaikan perintahNya? Mengapa kau minta balasan dariNya, katanya cintamu tulus?
Semua pertanyaan tersebut tak perlu dijawab dengan anggukan kepala atau gelengan kepala, cukup dijawab dengan amal perbuatanmu sehari-hari. Iya dan tidak, benar dan tidaknya cintamu kepadaNya, hanya engkau sediri yang tahu dan Dia Yang Maha Mengetahui.