Namun, pria muslim yang kini adalah suaminya, mengambil dan berusaha mengembalikan barang itu pada Jeni. Usai pertemuan itu, Jeni merasa pria muslim itu membukakan pintu hatinya.
Di awal, mereka hanya berbincang seputar kehidupan hingga kemudian Jeni tertarik mendengar tentang Islam. Mereka pun jadi rutin bertemu dan berteman meski berbeda agama.
Jeni adalah seorang nasrani dan tumbuh dengan agama itu di keluarganya. Ia tak mengenal Islam sedikitpun hingga akhirnya bertemu pria muslim yang bernama Havel.
Sosok Havel membuatnya mempertanyakan perbedaan antara sikap seorang muslim yang kerap dikenalkan di media. Jeni selalu menilai bahwa muslim memiliki pribadi yang keras dan buruk, namun ia tidak melihatnya pada diri Havel.
“Havel akan menunjukkan bahwa sangat ramah. Jika saya di rumah bersama keluarganya asal Turki, saya selalu merasa sangat disambut dan mereka semua sangat baik. Sehingga semua teman muslim saya selalu melihat saya dan dia di pagi hari di bus,” kenangnya.