Cinta, setiap hati orang merasakannya, setiap hari setiap saat. Cinta yang tulus, cinta yang terpaksa, cinta jauh yang terasa, dan cinta yang harus dinyatakan, yang membuat detak jantung semakin cepat berdebar.
Setiap kita memiliki kedalaman cinta yang berbeda kepada ALLAH SWT, cinta yang telah dibuktikan dengan penghambaan total, diiringi kerinduan mendalam saat-saat pertemuan denganNYA. Kadar cinta kita berbeda, Sang Maha Kasih-lah yang merahasiakannya.
Cinta, setiap orang berhak menafsirkannya. Dengan kata-kata, dengan sikap dan perbuatan, dengan do’a yang terpanjatkan, maupun hanya disimpan dalam lubuk hati yang paling dalam. Cinta menghadirkan semangat, membakar motivasi kuat. Hampa hati manusia ketika semua yang dicintai meninggalkan dia sendiri, hilang, pergi atau berubah lalu memilih cinta yang lain.
Dan hanya cinta kepada sesuatu yang abadi, yang akan menghadirkan semangat, motivasi tak terhenti.
Dengan cinta manusia menyusun kekuatan. Dan muara cinta yang sama, akan mempertemukan para pecintanya. Da’i memiliki cinta yang sangat mendalam kepada kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang, dunia maupun akhirat. Untuk orang lain dan dia sendiri, ia mengusahakan segala sesuatu yang ia bisa berikan untuk dakwah. Jika harus mengorbankan nyawa untuk menebus kemuliaan ummat-pun, ia rela. Itulah uniknya para da’i, memiliki muara cinta yang sama, kepada ALLAH SWT.
Muara cinta yang sama, akan mempertemukan para pencintanya. Jika para da’i berdakwah bukan karena kecintaannya kepada ALLAH, maka dalam perjalanannya ia akan menemukan cinta-cinta yang lain. Jika tidak sekarang, mungkin lusa akan terungkap. Jika tidak di dunia, kelak di akhirat pasti akan tersingkap. Sungguh malang jika dalam kelelahan yang panjang ini, ternyata para da’i tidak memiliki muara cinta yang sama.
Yang mencintaimu karena ALLAH…
f_495, 20/11/2006