Sudah kita ketahui bersama bahwa, kebencian yang dilakukan kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dan kepada kegiatannya dalam menyebarkan Islam memaksa Rasulullah SAW untuk hijrah dari Makkah ke sebelah utara Saudi Arabia, Madinah.
Dalam hijrahnya ini, Rasulullah SAW memerlukan waktu yang cukup lama di perjalanan sembari menunggu Masjid Nabawi dibangun.
Sepanjang perjalanan dalam menuju Madinah, Rasulullah SAW singgah di beberapa tempat. Salah satu tempat yang disinggahi Baginda Rasulullah SAW adalah rumah dari sahabat Nabi yang bernama Abu Ayyub Al Anshari.
Abu Ayyub Al Anshari memiliki nama asli Khalid Ibn Zayd Kulayb. Beliau merupakan pemuda berasal dari Madinah yang namanya masyhur sebagai salah satu pahlawan pembebas Konstantinopel (Turki).
Abu Ayyub meninggal dalam keadaan syahid dan dimakamkan di Konstantinopel, Turki.
Semasa hidupnya, Abu Ayyub selalu setia berdiri di barisan depan prajurit Rasulullah. Rumahnya sempat menjadi tempat tinggal Rasul selama beberapa bulan dalam perjalanan hijrah Rasulullah SAW menuju Madinah.
Dalam buku Sejarah Islam dan Ketika Bulan Terbelah diceritakan jika bukanlah hal sepele bagi sahabat memberikan pinjaman tempat tinggal pada Rasul.
Kondisi rumah Abu Ayyub kala itu bertingkat dua. Saat Rasulullah SAW menetapkan untuk berdiam di kediaman Abu Ayyub, beliau menawarkan kepada Rasulullah SAW untuk menghuni lantai teratas rumah.
Sehingga Abu Ayyub bersama istrinya mendiami atau menghuni lantai yang paling bawah.
Akan tetapi, dengan bijak Rasulullah SAW tidak mengindahkan permintaan Abu Ayyub tersebut. Rasulullah berpikir, justru akan banyak sekali orang dan sahabat yang nantinya akan bertemu dengan Rasulullah SAW, dan Rasulullah SAW juga khawatir jika hal tersebut akan menganggu kenyamanan Abu Ayyub beserta istri di rumah sendiri.
Sehingga, Rasulullah SAW menghuni lantai bawah rumah dan sebaliknya sahabat Rasulullah SAW dan juga istrinya itu menghuni lantai atas rumah.